Rabu, 11 Januari 2012

Ferdi Ciptakan Bahan Bakar Berbentuk Gel

Margaret Puspitarini, Jum'at, 06 Januari 2012 13:02 wib
JAKARTA - Inspirasi bisa diperoleh kapan dan di mana saja. Ungkapan ini rasanya cocok ditujukan bagi Achmad Ferdiansyah Pradana Putra. Penyandang sarjana teknik dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang gemar berinovasi ini membuat penemuan baru terinspirasi dari pemanas makanan prasmanan.Bermula dari kunjungannya ke sebuah pesta pernikahan teman, Ferdi, begitu dia biasa disapa, menemukan pemanas makanan prasmanan yang bermasalah. Spiritus yang menjadi bahan bakar pemanas tersebut habis, sehingga harus diisi ulang. Wujud cair spiritus juga menambah kerugian tersendiri karena banyak cairan yang tumpah saat pengisian. Alhasil, terjadi kebakaran yang membakar prasmanan tersebut.

Selain mudah tumpah, lanjutnya, spiritus juga tidak efektif. Karena cair, maka mudah mengenai tangan. "Padahal, setelah itu pengurus katering tersebut harus memegang makanan," kata Ferdi seperti dilansir dari ITS online, Jumat (6/1/2012). Berangkat dari hal tersebut, Ferdi kemudian menciptakan Green Flame. Sebuah pemanas makanan berbentuk pasta berwarna hijau yang dikemas dalam kaleng.

Ferdi menjelaskan, proses pembuatan alat pembakar gel ini dimulai dengan pengental bahan baku yang dicampurkan methanol. Kedua bahan itu dimasukkan ke dalam blender untuk di-mix. "Proses pencampuran ini bertujuan agar mendapatkan hasil berupa jelly secara tepat," ujarnya.(mrg)Setelah menjadi jelly, Green Flame pun siap dikemas. Tidak ubahnya kompor gas, jelly Green Flame ini jugat dapat menghasilkan nyala api berwarna biru.

Selain kemasannya yang higienis dan mudah dibawa, keunggulan lain produk ini adalah bentuknya yang gel tidak mudah menguap. "Jika kalengnya dibiarkan terbuka maka dua setengah hari baru habis," tutur Ferdi.Ferdi menjelaskan, target pasar produk ini sangat luas. Mulai TNI dan Polri yang sedang bertugas di daerah, katering, pecinta alam, pramuka, hingga anak kos.Tidak berhenti dengan Green Flame, berbekal pengalamannya menjadi anak kos Ferdi juga menciptakan Smart Stove. "Biasanya, saat musim hujan seperti ini, anak kos mudah lapar tapi enggak bisa masak,'' katanya.

Menurut Ferdi, ketiadaan kompor menjadi alasan utama. Maka, Smart Stove dapat menjadi sebuah solusi. Pasalnya, harga yang dipatok Ferdi ramah dengan kantong mahasiswa, yakni Rp35 ribu per paket kompor. "Jika sudah punya kompor, selanjutnya hanya membeli refill-nya saja, yakni Rp8.000," katanya menerangkan.Meski harga kompor kecil ini sangat murah, namun kemampuan Smart Stove tidak perlu diragukan. Untuk memasak mi instan misalnya, Smart Stove hanya menghabiskan waktu tidak lebih dari 15 menit.

Diproduksi sejak delapan bulan lalu, penjualan Green Flame ternyata sangat memuaskan. Dalam satu bulan terakhir, produk yang dikeluarkan oleh PT Joy-Fresh International ini telah terjual mencapai 10 ribu kaleng. "Mayoritas dipasarkan di Kalimantan untuk prasmanan," tuturnya.Tidak hanya diminati perusahaan katering dan masyarakat lainnya, produk ini juga telah mejuarai berbagai kompetisi. Di antaranya, kompetisi Bisnis Technopreneur Inovasi untuk Kesejahteraan Rakyat 2011 yang digelar oleh Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek), juara 2 Start Up Icon Regional Jawa Timur oleh Honda New Wave Marketeers 2011, dan Special Award Inspiring Business oleh E-Ideas British Council Indonesia 2011. Bahkan, berkat produk tersebut, Ferdi kerap mendapat undangan untuk tampil di sejumlah stasiun televisi guna menginspirasi masyarakat luas.(rhs)

Tidak ada komentar: