Senin, 28 Oktober 2013

Suriname kejar investor dari Jawa

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)

Pemerintah Suriname menganggap Indonesia, khususnya penduduk Pulau Jawa adalah nenek moyang. Tawaran
Suriname, kata dia, menawarkan peluang investasi di sektor industri konstruksi, kayu, perikanan dan pertanian, restoran, serta energi. Penawaran investasi ini, selain untuk tujuan bisnis, Syahrir juga melihat pemerintah Suriname menganggap Indonesia, khususnya penduduk Pulau Jawa adalah nenek moyang yang memiliki ikatan batin dengan penduduk di Suriname.
Selain itu, kualitas produk Indonesia tidak kalah dengan produk negara lain seperti Cina. "Dulu mereka melirik Cina untuk perdagangan dan investasi. Sekarang pemerintah Suriname ingin ada ikatan batin dalam bisnis, kini mereka gencar menawarkan investasi kepada pengusaha asal Jawa," kata Nur Syahrir usai meneken nota kerja sama dengan Kadin Jawa Timur di Graha Kadin, Selasa, 22 Oktober 2013.
Wakil Ketua Kadin Jawa Timur, Isdarmawan Asrikan, menyambut positif peluang investasi yang ditawarkan Suriname. Kendati jumlah penduduk Suriname sekitar 500 ribu jiwa, negara tersebut memiliki letak geografis yang menguntungkan. "Suriname bisa jadi penghubung ke negara Amerika Latin lainnya," katanya.
Presiden Kadin Suriname, Henk Naarendorp, mengatakan pemerintah Suriname membuka diri bagi pengusaha Indonesia yang berminat berinvestasi atau berdagang. Suriname adalah negara yang sedang membangun dan banyak produk yang dibutuhkan. "Datang saja dulu di sana, lihat bagaimana besar potensi yang bisa digarap," Henk berharap.
DIANANTA P. SUMEDI

Tidak ada komentar: