Selasa, 05 November 2013

Survival Prabowo Vs Benny Moerdani

Prabowo mau culik Benny Moerdani?

Berpangkat kapten, Prabowo berani lawan Jenderal Benny MoerdaniMerdeka.com - Pada Bulan Maret 1983, Komandan Detasemen-81 Kopassus Mayor (inf) Luhut Panjaitan, dikejutkan aksi wakilnya, Kapten (inf) Prabowo Subianto. Prabowo mengatakan Jenderal Benny Moerdani mau melakukan kudeta atau coup d'etat.

Prabowo akan membawa Presiden Soeharto ke Bugis (sebutan untuk markas pasukan antiteror Kopassus di Cijantung). Hal itu dilakukan karena ancaman kelompok Benny.

Peristiwa ini diceritakan Letjen Sintong Panjaitan dalam buku Perjalanan Prajurit Para Komando terbitan Kompas. Saat itu pasukan antiteror Kopassus sudah akan bergerak menculik Jenderal Benny Moerdani dan Letjen Soedharmono serta beberapa jenderal lain.

Mayor Luhut mencegah tindakan itu. Semua senjata dan radio disimpan dalam kamar kerja Luhut. "Nggak ada itu. Sekarang kalian semua siaga di dalam. Tidak ada seorang pun yang keluar pintu tanpa perintah luhut Panjaitan sebagai komandannya," tegas Luhut.

Ancaman kudeta Benny Moerdani tak terbukti. Luhut dan para komandan Kopassus menilai saat itu Prabowo stres berat.

Kisah itu langsung dibantah oleh Prabowo begitu buku terbit tahun 2009. "Setiap ada buku baru, saya dituduh mau kudeta lagi, mau kudeta lagi," tepis Prabowo.

"Anda nilai sendiri seorang kapten bisa bikin kudeta? Sudahlah itu biar nanti sejarah yang bicara. Semua punya versi masing-masing," kata Prabowo sambil tertawa saat itu.

2. Benny mau buang Prabowo dari Kopassus

Merdeka.com - Perseteruan Prabowo dan Benny Moerdani makin memanas. Benny pun berniat memindahkan Mayor Prabowo dari wakil Komandan Detasemen-81 Kopassus menjadi kepala staf Kodim. Ini jabatan buangan bagi seseorang perwira seperti Prabowo yang bertugas di satuan antiteror.Merdeka.com - Perseteruan Prabowo dan Benny Moerdani makin memanas. Benny pun berniat memindahkan Mayor Prabowo dari wakil Komandan Detasemen-81 Kopassus menjadi kepala staf Kodim. Ini jabatan buangan bagi seseorang perwira seperti Prabowo yang bertugas di satuan antiteror. Selain menjadi Kepala Staf Kodim, ada pilihan lain menggeser Prabowo ke Pusat Kesenjataan Infantri untuk mengurus pendidikan.

"Keputusan ini diubah oleh Jenderal Rudini yang menjadi Kasad tahun 1985. Prabowo akhirnya menjadi wakil komandan Batalyon Lintas Udara 328. Suatu pasukan elite Kostrad yang berjasa menumpas PKI dan berhasil melumpuhkan gerakan Kahar Muzakar pada 1965," kata Mayjen Kivlan Zen.

Rupanya Prabowo tetap tidak puas dengan keputusan ini. Dia tak mau pindah dan melapor pada Komandan Kopassus Brigjen Sintong Panjaitan. Sintong langsung memarahi Prabowo.

"Kamu prajurit. Saya tidak pandang kamu anaknya siapa. Selama kamu di tentara, kamu harus turut aturan-aturan tentara. Kalau kamu tidak mau, kamu bisa saja keluar tentara lalu masuk partai," tegas Sintong.

3. Prabowo gagalkan niat Benny jadi wapres

Berpangkat kapten, Prabowo berani lawan Jenderal Benny MoerdaniMerdeka.com - Menjelang Sidang Umum MPR Maret 1988, beredar kabar Jenderal Benny Moerdani sangat bernafsu untuk maju sebagai wakil presiden mendampingi Soeharto. Sebagai Panglima ABRI, Benny berniat menjadikan Fraksi ABRI di MPR sebagai lokomotif pencalonan dirinya.

"Rencana itu berhasil digagalkan oleh Soeharto berkat laporan Prabowo Subianto. Tanggal 24 Februari 1988, sebelum sidang MPR digelar, Soeharto melakukan pergantian Panglima ABRI dari Jenderal Benny Moerdani ke Jenderal Try Sutrisno," kata Mayjen Kivlan Zen.

Jika tidak diganti, Benny dapat memaksakan kehendaknya pada Fraksi ABRI di MPR. Soeharto pun akan terpaksa menerima Benny karena tidak etis menolak seorang calon yang sudah disetujui DPR/MPR. Akhirnya langkah Benny bisa digagalkan. Soedharmono naik menjadi wakil presiden.

Tapi Prabowo tetap khawatir Benny akan membuat ulah, termasuk kudeta. Dia sudah menyiapkan pasukan.

Menurut Mayjen Kivlan Zen dalam buku Konflik dan Integrasi TNI AD terbitan Institute for Policy Studies tahun 2004, Prabowo menyiapkan pasukan cukup banyak. 1 Batalyon Kopassus, Batalyon Infanteri Linud 328, Batalyon Infanteri 303, Batalyon Infanteri 321, Batalyon Infanteri 315. Satu batalyon umumnya berkekuatan 700 personel.

"Pasukan itu dapat dipercayainya untuk melakukan kontra-kudeta, sebagaimana Soeharto melakukan kontra-kudeta pada G30S/PKI tahun 1965. Tapi kekhawatiran itu tidak terbukti, gerakan inkonstitusional melalui kudeta tak terjadi," beber Kivlan.


Berpangkat kapten, Prabowo berani lawan Jenderal Benny Moerdani

4. Kecurigaan saat keluarga Cendana naik haji

Merdeka.com - Tahun 1991 seluruh keluarga Soeharto, termasuk anak, cucu, dan ipar naik haji ke tanah suci. Nyaris tak ada orang dekat keluarga Cendana yang tinggal di Jakarta. Saat itu posisi Panglima ABRI dijabat Jenderal Try Sutrisno, Kasad oleh Jenderal Edy Sudrajat dan Menhankam oleh Jenderal Benny Moerdani.

Prabowo rupanya khawatir kalau Benny dan lawan politik Soeharto akan membuat gerakan. Dia mengumpulkan kawan-kawannya untuk mencegah gerakan tersebut. Kivlan Zen dan Sjafrie Sjamsoeddin termasuk yang ikut berdiskusi bersama Prabowo.

Direncanakan jika kondisi tak terkendali, Prabowo dan Pangkostrad Letjen Wismoyo (ipar Soeharto) akan segera kembali dengan menggunakan pesawat jet pribadi dan mendarat di Nusa Wungu Cilacap.

Namun kekhawatiran Prabowo sekali lagi tak terbukti. Hingga seluruh kunjungan berakhir, tak ada gerakan apapun untuk mendongkel kekuasaan Soeharto.

Tidak ada komentar: