Jumat, 04 April 2014

Ruhut Sitompul: Jokowi Demam Panggung , Ruhut dan Pramono Edhie Dukung Prabowo Tolak Capres Boneka

Jokowi dinilai Ruhut mencuri start kampanye

Senin, 2 Juni 2014, 14:09
Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul.
Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul. (ANTARAFOTO/Rosa Panggabean) (ANTARAFOTO/Rosa Panggabean)

VIVAnews - Juru bicara Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, menilai curi start kampanye yang diduga dilakukan calon presiden Joko Widodo bagian dari demam panggung.

"Curi start bagian demam panggung, karena sudah bermimpi nomor satu," ujarnya di Gedung DPR Jakarta, Senin 2 Juni 2014.

Menurut anggota Komisi Hukum DPR-RI itu, demam panggung yang mendera Jokowi terjadi, karena Gubernur DKI Jakarta itu  belum bisa mengubah diri.

"Kinerja sebagai gubernur nggak selesai, sekarang sudah mau memegang 33 provinsi," ungkapnya.

Terkait dukungan suara dari Partai Demokrat, Ruhut meminta agar publik menunggu hasil laporan Ketua Harian Partai Demokrat Syarief Hasan ke Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. "Tunggulah tanggal 3 Juni," ujarnya.
Sebelumnya tim advokasi Prabowo-Hatta akan melaporkan dugaan pelanggaran kampanye dalam pidato yang dilakukan Jokowi di kantor Komisi Pemilihan Umum. Hal itu, diungkapkan anggota tim advokasi Prabowo-Hatta, Habiburokhman, dalam pesan singkat kepada VIVAnews.

"Pelaporan dugaan pelanggaran kampanye pidato Jokowi dan pemutaran lagu Jokowi-JK di KPU ke Bawaslu," ujar dia.

Laporan tersebut akan dilayangkan kepada Bawaslu sekitar pukul 11.00 WIB. Setelah pelaporan dilakukan, rencananya tim advokasi Prabowo-Hatta juga akan menggelar konferensi pers.

Sebelumnya, Jokowi diberikan kesempatan untuk memberikan sambutan usai mengambil nomor urut. Jokowi bersama wakilnya, Jusuf Kalla akhirnya mendapatkan nomor urut dua.

"Nomor dua, simbol keseimbangan. Ada capres, ada cawapres. Ada mata kanan, ada mata kiri. Ada tangan kanan kiri. Semua harmoni dalam sebuah keseimbangan. Dan, untuk menuju Indonesia yang harmoni penuh keseimbangan, pilihlah nomor dua," kata pria yang masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta itu. (asp)
© VIVA.co.id Kamis, 3 April 2014 | 15:37 WIB
Kompas.com/SABRINA ASRIL Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Pramono Edhie Wibowo dan Ruhut Sitompul saat berbincang sebelum kampanye perdana Partai Demokrat di Magelang, Jawa Tengah, Minggu (16/3/2014).

JAKARTA, KOMPAS.com - Peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat, Pramono Edhie Wibowo, mendukung sikap bakal capres Partai Gerindra Prabowo Subianto yang kerap menyinggung mengenai capres boneka. Menurutnya, capres boneka memang tidak layak untuk memimpin Indonesia.
"Kalau saya jadi presiden, tidak mau jadi boneka. Mau boneka asing atau boneka dalam negeri," kata Pramono saat menghadiri kampanye Partai Demokrat di JiExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (3/4/2014) siang.
Dia khawatir, jika nantinya presiden Indonesia bermental boneka, Indonesia bisa dengan mudah dikontrol oleh negara luar, khususnya negara superpower seperti Amerika Serikat. "Indonesia negara besar masa indonesia jadi boneka. Amerika tak boleh ikut campur dalam menentukan pemimpin indonesia. Itu hak penuh rakyat Indonesia," ujarnya.
Hal yang sama disampaikan oleh juru bicara Partai Demokrat, Ruhut Sitompul. Ruhut yang mendukung pencalonan Pramono sebagai capres menilai bahwa pernyataan yang kerap dilontarkan Prabowo itu ada benarnya.
"Jadi rakyat perlu awasi semua capres yang didukung parpol, sebenarnya yang dikatakan Prabowo harus dihormati. Bahkan rekam jejak juga perlu dilihat. Perkataan Prabowo harus disambut positif, jangan capres atau presiden jadi boneka," kata Ruhut.
Dalam kampanye akbar Partai Gerindra di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (23/3/2014), Prabowo mengatakan bahwa Pemilu 2014 menjadi pertarungan antara yang ingin Indonesia berdaulat dan yang ingin Indonesia dikuasai antek asing.
Prabowo mengatakan, Partai Gerindra tidak membenci pihak asing. Ia siap bekerja sama sebagai sahabat, mitra, partner, dan sekutu negara lain. Kendati demikian, kerja sama itu tidak berarti bahwa bangsa Indonesia berlutut di hadapan bangsa lain.

Tidak ada komentar: