Jumat, 30 Mei 2014

Pengamat: Jokowi-JK Perlu Melakukan Serangan Balik yang Elegan

FB: Meridianto Syahidan
Loh.., iki yo opo sih, kok iso salah lemari..??.
JK: "Klambimu Kliru Jok, ngawur ae..!"
Kamis, 29 Mei 2014 | 09:58 WIB
WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN Bakal calon presiden Joko Widodo (Jokowi) saat acara deklarasi dirinya yang akan berpasangan dengan Jusuf Kalla sebagai bakal calon wakil presiden di Gedung Joang 45, Jalan Menteng Raya, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (19/5/2014). Pasangan itu diusung empat partai, yaitu PDI Perjuangan, NasDem, PKB, dan Hanura.

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menilai, bakal calon presiden Joko Widodo (Jokowi) memang perlu mengubah gaya komunikasinya dengan menyerang balik kampanye hitam yang diarahkan kepadanya. Jokowi tidak bisa selalu mengandalkan efek melodramatik dari kalimat "Aku Rapopo" yang kerap digunakannya saat diserang kampanye negatif.
"Klarifikasi dan serangan balik yang elegan memang perlu dilakukan Jokowi-JK. Jangan terkesan defensif atau sekadar diam saja terhadap serangan hitam atau kampanye hitam yang semakin banyak," ujar Burhanuddin saat dihubungi, Rabu (28/5/2014).
Burhanuddin menjelaskan, jika Jokowi memanfaatkan efek melodramatik terus-menerus, maka kampanye hitam itu akan bisa mempengaruhi pandangan masyarakat. Pasalnya, masyarakat bisa menganggap kampanye hitam itu sebagai sebuah kebenaran. Jokowi dengan dibantu JK, katanya, tetap harus melakukan serangan balik yang elegan.
"Terutama JK, JK bisa menjadi alat untuk meng-counter serangan kepada Jokowi," ujarnya.
Sebelumnya, kampanye hitam berbau SARA yang menyerang Jokowi mulai ramai bermunculan di media sosial. Biasanya, Jokowi menjawab "Aku Rapopo" atas serangan terhadapnya. Belakangan,

Tidak ada komentar: