Sabtu, 17 Mei 2014

senyum Prabowo setelah melirik Rahmawati Soekarno

Ini Canda Prabowo Soal Tahun 1998 : Nyesel Juga Nggak Jadi Kudeta

Prabowo Pun Sudah Bisa Bercanda...

Sabtu, 17 Mei 2014 | 06:47 WIB
TRIBUNNEWS/DANY PERMANA Ketua Umum Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa (kanan) bersalaman dengan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) di Kantor DPP PAN, Jakarta, Rabu (14/5/2014). Hasil Rakernas PAN menyatakan PAN secara aklamasi mendukung pencalonan Prabowo Subianto sebagai Presiden pada Pilpres Juli mendatang.
JAKARTA, KOMPAS.com - Raut wajah bakal calon presiden Partai Gerindra, Prabowo Subianto, nampak lebih cerah usai menemui Rachmawati Soekarnoputri di rumahnya, Jumat (16/5/2014). Candaaan pun sudah terlontar kepada para wartawan.

"Rajin banget kalian, sudah pada mandi belum?" ujar Prabowo kepada para wartawan yang "memantau" pertemuan itu, Jumat. Rachmawati adalah adik dari Megawati Soekarnoputri, sama-sama anak bapak Proklamator Soekarno.

Prabowo menanyakan urusan mandi itu kepada wartawan karena sepanjang Jumat setidaknya ada tiga pertemuan politik yang melibatkan Prabowo, yang dikuntit wartawan. Pertama, shalat Jumat di Masjid Istiqlal bersama Menteri Agama Suryadharma Ali.

Acara politik kedua Prabowo sepanjang Jumat adalh penerimaan Deklarasi dukungan Pencapresan di DPP Partai Persatuan Pembangunan. Kunjungan ke rumah Rachmawati ini menjadi kegiatan ketiga pada hari itu.

Atas pertanyaan Prabowo, wartawan pun balik bertanya. "Kalau bapak sudah mandi belum?" celetuk salah seorang wartawan pria yang berada tepat di samping Prabowo. Bukan sorot mata tajam atau jawaban garang Prabowo ketika pertanyaan itu dia jawab. "Saya kan pakai parfum banyak di dalam mobil," ujar dia diikuti tawa lepas.

Sepekan terakhir sejak Komisi Pemilihan Umum mengumumkan hasil rekapitulasi suara pemilu legislatif di tingkat nasional, Prabowo tampak lebih banyak tersenyum dan berbicara dengan awak media yang biasa meliputnya. Apalagi setelah dia mendapatkan kepastian dukungan politik dari para mitra koalisinya.

Berdasarkan hasil rekapitulasi, tidak ada satu pun partai politik yang bisa melewati ambang batas untuk dapat mengusung pasangan calon presiden dan wakil presiden di Pemilu Presiden 2014 (presidential threshold). Karenanya, hari-hari ini pembentukan koalisi menjadi pemberitaan tetap.

Dalam Pemilu Legislatif 2014, Gerindra meraup 11,81 persen suara. Setidaknya tiga partai diperkirakan menjadi mitra koalisi partai ini. Selain dengan PPP, Gerindra juga diperkirakan akan berjalan bersama Partai Amanat Nasional (PAN) yang mengantongi 7,59 persen suara dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan 7,59 persen suara.

PAN sudah memutuskan dukungan kepada Prabowo. Ketua Umum PAN Hatta Rajasa bahkan disebut menjadi kandidat terkuat untuk menjadi bakal calon wakil presiden mendampingi Prabowo. Adapun PKS tinggal menunggu hasil rapat Majelis Syuro untuk memastikan dukungan ke Prabowo.

Bila empat partai ini benar-benar berkoalisi, dukungan untuk Prabowo sudah mencapai 32,72 persen suara. Adapun syarat dukungan pencalonan berdasarkan UU 42 Tahun 2008 tentang Pemilu Presiden adalah 25 persen suara sah nasional atau 20 persen kursi DPR.

Bagi para petinggi partai, urusan koalisi bisa jadi mimpi buruk tersendiri, kalaupun ada keasyikan memainkan bidak kekuatan dalam menyusun kekuatan. Prabowo tak menampik soal situasi tak nyaman ketika politik sedang berpusar di tahap ini. "Pusing banget. Tetapi sudah kecebur juga," ujar dia.

Bercanda soal Batu Tulis, Fadli Zon Dapat Lirikan Tajam Prabowo

Jumat, 16 Mei 2014 | 23:19 WIB
kompas.com/dani prabowo Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai Nasdem Rachmawati Soekarnoputri memberikan lukisan Proklamator RI Ir. Soekarno kepada Ketua Dewan Pembina DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto, Jumat (16/5/2014).
JAKARTA, KOMPAS.com — Lirikan tajam dilayangkan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto kepada Wakil Ketua Umum DPP Gerindra Fadli Zon saat berkunjung ke kediaman politisi Partai Nasdem, Rachmawati Soekarnoputri, Jumat (16/5/2014) malam. Padahal, saat itu Fadli tengah melontarkan candaan. Ini ceritanya.

Bermula dari pemberian kenang-kenangan dari Rachmawati untuk Prabowo, setelah keduanya bertemu selama lebih kurang dua jam. Pertemuan Prabowo dan Rachmawati lebih banyak membahas masalah kebangsaan daripada soal urusan pencapresan Prabowo.

Rachmawati memberikan kenang-kenangan berupa lukisan Soekarno dan buku karyanya berjudul Di Bawah Bendera Revolusi. Buku tersebut diproduksi pertama kali pada 1959. Sementara itu, buku yang diberikan kepada Prabowo merupakan buku cetakan ke-5.

Sesaat sebelum memberikan buku, Rachmawati sempat membubuhkan tanda tangannya pada buku itu. Ia sempat lupa tanggal hari ini.

"Sekarang tanggal berapa ya?" tanya Rachma.

"Tanggal 16 Mbak," ujar salah seorang wartawan yang berdiri di hadapan Rachmawati.

Tak lama, ia kemudian ingat bahwa tanggal ini merupakan tanggal kelahiran kakek Prabowo, Margono Djojohadikusumo, pendiri Bank Negara Indonesia, yang lahir di Banyumas, Jawa Tengah, pada 16 Mei 1894.

"Oh ini ulang tahunnya kakeknya Mas Prabowo ya," ujar Rachmawati. 

Pernyataan Rachmawati tersebut disambut senyum oleh Prabowo. Namun, Fadli Zon yang tepat berdiri di samping kanan Rachmawati justru menimpalinya.

"Iya Mbak, Pak Margono. Ini juga tepat lima tahun peringatan perjanjian Batu Tulis," kata Fadli sambil tersenyum.

Mendengar perkataan Fadli, sejumlah awak media terlihat tertawa. Perjanjian Batu Tulis merupakan kesepakatan yang pernah dibuat Gerindra dan PDI Perjuangan saat berkoalisi pada Pemilu Presiden 2009. Isi perjanjian ini sempat membuat hubungan kedua partai dingin beberapa waktu lalu.

Merespons pernyataan Fadli, Prabowo justru menanggapi dingin. Dengan menatap tajam Fadli, ia berujar, "Fadli, kamu ini mau jadi profesor apa jadi provokator," kata Prabowo.

Mendengar pernyataan Prabowo, Fadli hanya terdiam. Candaannya tak bersambut.


Penulis: Dani Prabowo
Editor : Inggried Dwi Wedhaswary

Tidak ada komentar: