Reporter : Anwar Khumaini | Minggu, 29 Juni 2014 08:36
Merdeka.com - Tim
Pemenangan Pasangan Prabowo-Hatta di Provinsi Bengkulu, Patriana
Sosialinda mengatakan, calon presiden nomor urut 1 Prabowo Subianto
merupakan sosok yang menghargai perempuan. Buktinya, sejak bercerai
dengan Titiek Soeharto, Prabowo tidak pernah menikah lagi.
"Prabowo itu menghargai perempuan, kita sama melihat dia tidak pernah menikah lagi sejak memutuskan hubungan dengan mantan istrinya Titiek Soeharto," kata dia di Bengkulu seperti ditulis Antara, Minggu (29/6).Menurut Patriana yang juga merupakan Wakil Wali Kota Bengkulu serta aktif sebagai pemerhati perempuan dan anak itu, dibutuhkan pemimpin bangsa yang karakternya sesuai dengan isu kekinian yang mencuat saat ini.
Di berbagai penjuru Indonesia, banyak terjadi kasus pelecehan dan kekerasan terhadap perempuan dan anak, bahkan hampir setiap hari media massa, elektronik dan televisi menyiarkan pemberitaan tersebut.
"Kita dengar pemberitaan, semakin banyak perlakuan yang tidak pantas terhadap perempuan dan anak, dan kita butuh sosok yang bisa memperjuangkan aspirasi perempuan. Orang yang menghargai perempuan, kami yakini akan peduli terhadap nasib perempuan," katanya.
Perjuangan aspirasi tersebut, tidak dapat dilakukan secara sepihak, baik dari masyarakat, utamanya perempuan, atau organisasi yang menaungi, maupun legislatif."Harus ada sebuah jalinan koordinasi yang baik antarperempuan, organisasi perempuan, legislatif dan eksekutif, jika salah satu tidak berjalan dengan baik maka sia-sia perjuangan hak perempuan," ucapnya.
"Prabowo itu menghargai perempuan, kita sama melihat dia tidak pernah menikah lagi sejak memutuskan hubungan dengan mantan istrinya Titiek Soeharto," kata dia di Bengkulu seperti ditulis Antara, Minggu (29/6).Menurut Patriana yang juga merupakan Wakil Wali Kota Bengkulu serta aktif sebagai pemerhati perempuan dan anak itu, dibutuhkan pemimpin bangsa yang karakternya sesuai dengan isu kekinian yang mencuat saat ini.
Di berbagai penjuru Indonesia, banyak terjadi kasus pelecehan dan kekerasan terhadap perempuan dan anak, bahkan hampir setiap hari media massa, elektronik dan televisi menyiarkan pemberitaan tersebut.
"Kita dengar pemberitaan, semakin banyak perlakuan yang tidak pantas terhadap perempuan dan anak, dan kita butuh sosok yang bisa memperjuangkan aspirasi perempuan. Orang yang menghargai perempuan, kami yakini akan peduli terhadap nasib perempuan," katanya.
Perjuangan aspirasi tersebut, tidak dapat dilakukan secara sepihak, baik dari masyarakat, utamanya perempuan, atau organisasi yang menaungi, maupun legislatif."Harus ada sebuah jalinan koordinasi yang baik antarperempuan, organisasi perempuan, legislatif dan eksekutif, jika salah satu tidak berjalan dengan baik maka sia-sia perjuangan hak perempuan," ucapnya.
[war]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar