Kamis, 02 Oktober 2014

DINAMIKA MPR RI 2014-2019, Zulkifli Hasan terpilih menjadi Ketua MPR periode 2014-2015

Zulkifli Hasan dari KMP menjadi Ketua MPR

Koalisi Merah Putih memperoleh 347 suara, koalisi partai pendukung Jokowi mendapatkan 330 suara.
Zulkifli Hasan terpilih menjadi Ketua MPR periode 2014-2015 lewat Sidang Paripurna yang berlangsung hingga Rabu (07/10) subuh.
Menteri Kehutanan ini diajukan lewat paket yang didukung oleh fraksi partai Koalisi Merah Putih -yang merupakan oposisi atas presiden terpilih, Jokowi- dan dipilih mayoritas anggota MPR yang hadir.
Paket ini terdiri dari Zulkifli Hasan (PAN) sebagai calon ketua MPR, didampingi empat calon wakil ketua MPR, yaitu Mahyudin (Golkar), EE Mangindaan (Demokrat), Hidayat Nur Wahid (PKS), dan Oesman Sapta (DPD).
Paket Koalisi Merah Putih lewat pemungutan suara memperoleh 347 suara sementara paket koalisi partai pendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla, mendapatkan 330 suara.
Beberapa pihak memang sudah memperkirakan bahwa Koalisi Merah Putih akan memenangkan pemilihan Ketua MPR ini.
Paket Koalisi Indonesia Hebat terdiri dari Oesman menjadi calon ketua, didampingi empat calon wakil ketua, yakni Ahmad Basarah (PDI-P), Imam Nachrawi (PKB), Patrice Rio Capella (Nasdem) dan Hasrul Azwar (PPP).
Sidang paripurna yang berlangsung selama hampir lima jam berakhir pada pukul 04.15 WIB, dan dipimpin oleh Maimanah Umar yang didampingi Ade Rezki Pratama.
Sebelumnya Koalisi Partai Merah Putih juga berhasil menempatkan calon-calonnya di jabatan pimpinan DPR.

Koalisi Merah Putih Sepakat Jatah Kursi Ketua MPR untuk Demokrat

Minggu, 5 Oktober 2014 13:48 WIB
Koalisi Merah Putih Sepakat Jatah Kursi Ketua MPR untuk Demokrat
Tribunnews/Herudin

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Parpol yang tergabung Koalisi Merah Putih (KMP) Prabowo-Hatta menyepakati komposisi lima calon pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) terdiri empat anggota DPR asal parpol dan seorang anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Dan orang yang akan ditempatkan jadi Ketua MPR dari partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono, Partai Demokrat (PD).
Kesepakatan tersebut tercapai dari pertemuan para ketua umum parpol KMP dan perwakilan PD, Max Sopacua yang berlangsung di kediaman Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie, Jakarta, pada Sabtu hingga Minggu (5/10/2014) dini hari.
"Ketuanya kemungkinan dari Demokrat," ujar Wakil Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Wakil Ketua DPR, Fadli Zon usai pertemuan.
Fadli mengakui pemberian kursi Ketua MPR ini bagiang dari kelanjutan kerjasama KMP dan Partai Demokrat. Sebelumnya, anggota DPR dari Partai Demokrat ikut barisan KMP dalam pengusulan pimpinan DPR pada Kamis (2/10/2014) kemarin. Saat itu, Demokrat pun mendapat jatah kursi Wakil Ketua DPR.
"Ya iya lah, supaya ada kesinambungan," kata Fadli.
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Max Sopacua selaku utusan partainya mengakui partainya dapat jatah kursi pimpinan MPR. "Insya Allah kami ada di sana," ujar Max usai pertemuan.
Max mengaku belum ada nama yang disodorkan pihaknya ke pihak KMP dalam pertemuan ini. Yang jelas, Max akan melaporkan hasil pertemuan KMP ini, termasuk jatah kursi pimpinan MPR ke Ketua Umum sekaligus Ketua Dewan Pembina PD, SBY.
Rencananya, 560 anggota DPR dan 132 anggota DPD akan menggelar Sidang Paripurna MPR dengan agenda utama pemilihan pimpinan MPR pada Senin (6/10/2014) besok.
Sejauh ini, baru anggota DPR dari KMP yang telah siap mengusulkan paket pimpinan MPR. Dan belum ada tanda-tanda pihak anggota DPR dari barisan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) telah menyiapkan paket untuk pemilihan pimpinan MPR ini.
Kursi lima pimpinan MPR akan jadi perebutan anggota DPR dan DPR yang pro KMP dan KIH.
Kursi pimpinan MPR terbilang sangat penting karena lembaga ini punya beberapa kewenangan khusus, mulai mengubah dan menetapkan UUD 1945 (terkecuali pembukaan), melantik presiden dan wakil presiden hasil pemilu, memutuskan usul DPR untuk memberhentikan presiden dan/atau wakil presiden dalam masa jabatannya hingga memilih presiden dan wakil presiden yang diberhentikan.
Sebelumnya, barisan kubu parpol KMP plus Partai Demokrat menyapu bersih lima kursi pimpinan DPR dalam Sidang Paripurna DPR pada 1 dan 2 Oktober 2014. Dan anggota DPR dari Partai Demokrat mendapat jatah satu kursi Wakil Ketua DPR.

Pilih Ketua MPR, kubu Jokowi-JK dukung DPD

5 Oktober 2014
Kubu Jokowi-JK mendukung perwakilan DPD untuk duduk sebagai Ketua MPR.
Koalisi parpol pendukung Jokowi-Jusuf Kalla mendukung perwakilan Dewan Pimpinan Daerah, DPD sebagai Ketua MPR yang pemilihannya akan digelar pada Senin (06/10) besok.
Seorang pengamat politik menilai, putusan ini diambil kubu pendukung Jokowi-JK sebagai upaya mengurangi dominasi kubu Koalisi pendukung Prabowo-Hatta yang sejauh ini menguasai kursi parlemen.
Keputusan politik ini diambil dalam pertemuan para pimpinan partai pendukung koalisi ini di kediaman Ketua umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnputri, yang berakhir Minggu (05/10) sore.
"Kita bersepakat bahwa Insya Allah kita akan mendorong dan mendukung DPD untuk menjadi ketua MPR," kata Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa, PKB, Muhaimin Iskandar, usai pertemuan, kepada wartawan.
Sebelumnya, Dewan Perwakilan Daerah, DPD telah mengajukan diri sebagai Ketua MPR yang ditujukan sebagai "faktor penaut seluruh kekuatan politik" diantara dua kubu yang saling bersaing.
"Kekuatan politik sekarang terpolarisasi ke dua kubu. Oleh karena itu, kami menyediakan diri sebagai faktor penaut seluruh kekuatan politik," kata Bambang Sadono, Ketua kelompok DPD di di MPR, Jumat (03/10) lalu.

Menetralisir kubu Prabowo

Pengamat politik dari Fisip Universitas Indonesia, Maswadi Rauf mengatakan, keputusan politik koalisi parpol pendukung Jokowi-Jusuf Kalla mendukung perwakilan DPD untuk duduk di kursi pimpinan MPR merupakan upaya untuk "menetralisir kemenangan Koalisi Merah Putih."
"Karena sudah hampir dipastikan pimpinan MPR akan dikuasai Koalisi Merah Putih, dan memang mereka tidak akan mau melepaskan (kursi pimpinan MPR) kepada pihak lain," kata Maswadi Rauf kepada wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan, Minggu (05/10) malam.Pertarungan memperebutkan kursi Ketua MPR akan diwarnai persaingan kubu Jokowi dan Prabowo.Dukungan kubu Jokowi-JK kepada DPD untuk menduduki kursi Ketua MPR dianggap untuk mengimbangi dominasi kubu Prabowo di parlemen.
Dan, "karena Koalisi Indonesia Hebat (kubu parpol pendukung Jokowi-Jusuf Kalla) sudah pasti tidak dapat jatah pimpinan MPR, maka cara yang bisa ditempuh mereka adalah dengan menawarkan jabatan ketua MPR ke DPD," tambah Maswadi.
Sejauh ini belum ada keterangan resmi dari kubu Koalisi Merah Putih tentang siapa yang dipilih sebagai Ketua MPR.
Sejumlah pemberitaan menyebutkan bahwa kemungkinan besar kubu Prabowo-Hatta akan menempatkan perwakilan Partai Demokrat sebagai Ketua MPR.
Dalam pemilihan Ketua dan pimpinan MPR yang akan digelar Senin (06/10) besok, perwakilan partai politik dan DPD akan memilih lima orang pimpinan MPR dan ketuanya.
Empat kursi pimpinan MPR akan diduduki perwakilan parpol dan satu lagi akan diduduki perwakilan DPD.





MPR Gelar Paripurna Pembentukan Fraksi dan Tatib Pemilihan Ketua

 02 Okt 2014 10:47


Lebih dari Separuh Anggota MPR Mangkir Rapat Paripurna
(Liputan6.com/Andrian M Tunay)





Liputan6.com, Jakarta - Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) hari ini menggelar sidang paripurna ke-2 untuk mengesahkan rancangan acara sidang, pembentukan fraksi/kelompok anggota, serta pengesahan tata cara pemilihan pimpinan MPR.

Berdasarkan informasi yang diterima Liputan6.com dari agenda terjadwal, Rabu (2/10/2014), sidang paripurna tersebut akan dipimpin oleh anggota DPD dari Provinsi Riau, Maimanah Umar, sekitar pukul 11.00 WIB.

Sedianya yang berhak memimpin sidang sementara adalah yang anggota DPD terpilih yang tertua yakni Mudaffar Sjah. Namun Mudaffar yang sudah berusia 79 tahun itu berhalangan karena dikabarkan sedang sakit. Maimanah berusia 77 tahun.

Kemarin, Selasa 1 Oktober, saat memimpin acara pengambilan sumpah jabatan dan pelantikan DPD RI, Mudaffar harus dibantu 2 orang menuju kursi pimpinan.

Dalam persidangan nanti, Maimanah akan didampingi anggota DPD termuda yakni Riri Damayanti, kelahiran Bengkulu, yang berusia 24 tahun.
Untuk mengawal jalannya pelantikan, pihak kepolisian pun menurunkan ribuan personel di gedung parlemen.  (Yus)

Tidak ada komentar: