Kamis, 02 Oktober 2014

KLASEMEN SEMENTARA Duel klasik kubu Prabowo (Merah Putih) vs Jokowi (Hebat) 5-1

Duel klasik kubu Prabowo vs Jokowi, skor kini 5-1

Reporter : Iqbal Fadil | Rabu, 8 Oktober 2014 06:03
Duel klasik kubu Prabowo vs Jokowi, skor kini 5-1
Sidang Paripurna MPR. ©2014 merdeka.com/muhammad luthfi rahman 
Merdeka.com - Pertarungan besar antara Prabowo dan pendukungnya dengan Jokowi serta pendukungnya memasuki babak terbaru. Kubu Koalisi Merah Putih berhasil memenangkan pemilihan pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) periode 2014-2019.

Upaya partai-partai koalisi pendukung Jokowi-JK merebut kursi pimpinan MPR kalah dengan perbedaan suara yang tipis. Mengusung paket A yang terdiri dari Oesman Sapta Odang (DPD) sebagai calon ketua MPR dengan wakil-wakil, Ahmad Basarah (PDIP), Imam Nahrawi (PKB), Hasrul Azwar (PPP), dan Patrice Rio Capella (NasDem) hanya didukung 330 suara.

Sedangkan kubu koalisi Merah Putih yang mengusung paket B terdiri dari Zulkifli Hasan (PAN) sebagai calon ketua dan wakil-wakilnya Mahyudin (Golkar), EE Mangindaan (Demokrat), Hidayat Nur Wahid (PKS), dan Oesman Sapta Odang (DPD) mendapat suara 347.

Sekjen NasDem yang juga calon wakil ketua MPR dari kubu Koalisi Indonesia Hebat Patrice Rio Capella menyatakan kekalahan ini sudah diprediksi. "Hitung-hitungan kami, jika menang kami akan menang tipis dan jika kalah pun kalah tipis," ujarnya usai pemilihan.

Kemenangan terbaru Koalisi Merah Putih ini membuat skor pertarungan antara Prabowo versus Jokowi kini menjadi 5-1. Berikut rinciannya seperti dirangkum merdeka.com, Rabu (8/10):
Mahkamah Konstitusi memutuskan menolak semua permohonan uji materi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (UU MD3) yang diajukan PDI Perjuangan. Dengan demikian, PDI Perjuangan sebagai pemenang Pemilu Legislatif 2014 tidak otomatis mendapatkan posisi ketua DPR periode 2014-2019. (Baca: Putusan MK: PDI-P Tidak Otomatis Dapat Kursi Ketua DPR 2014-2019)
 

Duel klasik kubu Prabowo vs Jokowi, skor kini 5-1

1.
Jokowi-JK menang pilpres 2014

Merdeka.com - Satu-satunya kemenangan yang diraih Jokowi melawan Prabowo adalah saat pemilihan presiden 2014 lalu. Berdasarkan hasil rekapitulasi KPU, pasangan Prabowo-Hatta meraih 62.576.444 suara sementara Jokowi-JK unggul dengan 70.997.883 suara. Selisih suara keduanya yaitu, 8.421.389 suara.

Saat Jokowi sibuk mempersiapkan pemerintahan barunya, parpol anggota Koalisi Merah Putih yang diperkirakan pecah tergiur tawaran posisi menteri di kabinet ternyata makin solid. Mereka pun mengalihkan pertarungan ke parlemen dan menguasai DPR.

4.
Uji materi UU MD3 ditolak MK

Merdeka.com - Upaya kubu Koalisi Indonesia Hebat mengamankan kursi pimpinan DPR semakin berat setelah gugatan uji materi UU MD3 di Mahkamah Konstitusi ditolak. Menurut Mahkamah, dalil permohonan pemohon tidak beralasan menurut hukum. "Menolak permohonan pemohon untuk seluruhnya," kata Ketua Mahkamah Konstitusi Hamdan Zoelva dalam persidangan Senin 29 September lalu.

Dalam pertimbangan hukumnya, hakim konstitusi Patrialis Akbar menyebutkan Pasal 84 UU MD3 tidak bertentangan dengan konstitusi. "Masalah pimpinan DPR menjadi hak dan kewenangan anggota terpilih untuk memilih pimpinannya yang akan memimpin lembaga DPR," ujar Patrialis saat membacakan putusan. "Hal ini lazim dalam sistem presidensial dengan sistem multipartai karena sistem pengelompokan anggota DPR menjadi berubah ketika berada di DPR berdasarkan kesepakatan masing-masing."

5.
PDIP gagal mengajukan paket pimpinan DPR

Merdeka.com - Buntut perubahan UU MD3, proses pemilihan pimpinan DPR dilakukan melalui sistem paket. Dengan hanya beranggotakan empat fraksi, Koalisi Indonesia Hebatbahkan gagal mengajukan paket pimpinan.

Akhirnya, posisi pimpinan DPR dikuasasi oleh Koalisi Merah Putih dengan komposisi Ketua Setya Novanto (Golkar), Wakil ketua Fadli Zon (Gerindra), Agus Hermanto (Demokrat), Fahri Hamzah (PKS), dan Taufik Kurniawan (PAN).

Setya Novanto Cs Jadi Pimpinan DPR, PDIP Kalah 2-0  

Setya Novanto Cs Jadi Pimpinan DPR, PDIP Kalah 2-0  
(ki-ka) Politisi Golkar, Setya Novanto, Ketua Harian Demokrat, Syarif Hasan, Capres Prabowo Subianto, Ketua Fraksi Demokrat Nurhayati Ali Assegaf, Wakil Ketua DPR dari Golkar, Priyo Budi Santoso dan Wakil Ketua Umum Demokrat, Max Sopacua dalam acara deklarasi dukungan anggota DPR RI Partai Demokrat untuk Prabowo-Hatta di Hotel Crowne, Jakarta, (16/6). TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat mengesahkan paket pimpinan DPR periode 2014-2019. Keputusan itu diambil secara aklamasi lantaran hanya ada satu paket pimpinan. "Maka dengan demikian bisa langsung disahkan," ujar pimpinan sidang DPR sementara, Popong Djungjungan, Kamis, 2 Oktober 2014.

Paket pimpinan disahkan setelah masing-masing fraksi mengusulkan formasi paket pimpinan yang terdiri dari lima orang dari fraksi yang berbeda. Usulan yang disampaikan Ketua Fraksi Golkar, Ade Komarudin, mendapat dukungan dari sejumlah partai seperti Gerindra, PAN, PPP Demokrat, dan PKS.

Untuk posisi ketua, Golkar mengajukan anggota fraksinya Setya Novanto sebagai calon ketua. Sementara kursi wakil ketua diisi oleh wakil fraksi Partai Demokrat, Agus Hermanto, wakil fraksi PAN, Taufik Kurniawan, wakil fraksi Partai Gerindra, Fadli Zon, wakil dari fraksi PKS, Fahri Hamzah.

Kemenangan Setya Novanto cs ini mengukuhkan kemenangan Koalisi Merah Putih atas Koalisi PDI Perjuangan yang menggandeng Partai Hanura dan Partai Kebangkitan Bangsa. PDIP sebenarnya telah mengajak Partai Demokrat bekerjasama, namun tak ada respon. Bahkan, Puan Maharani telah menghubungi pimpinan Demokrat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dengan kekalahan ini, kubu Koalisi Merah Putih mereka telah menang dengan skor 2-0 atas koalisi PDIP. Sebelumnya Kubu PDIP juga kalah dalam UU Pilkada.

Proses pemilihan paket pimpinan sempat diwarnai aksi walk out. Sejumlah partai menolak mengikuti persidangan lantaran pimpinan sidang tak pernah mengakomodir keinginan peserta sidang untuk menyampaikan pendapatnya. Aksi itu diawali sikap Partai Kebangkitan Bangsa. Disusul partai Hanura, PDIP dan NasDem.
Duel klasik kubu Prabowo vs Jokowi, skor kini 5-1

6.
KMP menangkan pemilihan pimpinan MPR

Merdeka.com - Puncak pertarungan terjadi di pemilihan pimpinan MPR. Kubu Koalisi Indonesia Hebat berhasil menggaet PPP yang tidak masuk dalam paket pimpinan MPR yang diajukan Koalisi Merah Putih.

Mengusung Oesman Sapta Odang sebagai calon ketua MPR, PDIP dkk berharap dukungan suara dari DPD akan mengalir. Namun hasil voting berkata lain.

Paket A yang terdiri dari Oesman Sapta Odang (DPD) sebagai calon ketua MPR dengan wakil-wakil, Ahmad Basarah (PDIP), Imam Nahrawi (PKB), Hasrul Azwar (PPP), dan Patrice Rio Capella (NasDem) hanya didukung 330 suara.

Sedangkan kubu koalisi Merah Putih yang mengusung paket B terdiri dari Zulkifli Hasan (PAN) sebagai calon ketua dan wakil-wakilnya Mahyudin (Golkar), EE Mangindaan (Demokrat), Hidayat Nur Wahid (PKS), dan Oesman Sapta Odang (DPD) mendapat 347 suara.

Tidak ada komentar: