Kamis, 02 Oktober 2014

AKSI-AKSI DPR RI CANTIK 2014-2019, ada Gerhana disana ?


Slahkan tebak !Siapa dia?

Ini 97 Perempuan Anggota DPR Periode 2014-2019

TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Anggota Komisi IX DPR RI, Okky Asokawati, saat menghadiri rapat dengar pendapat dengan Komisi IX DPR RI dengan Menakertrans, di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (20/11/2012).

JAKARTA, KOMPAS.com
 — Data yang diterima Kompas.com, jumlah calon legislatif perempuan yang terpilih menjadi anggota DPR periode 2014-2019 sebanyak 97 orang atau setara dengan 17,32 persen.

Jumlah perempuan anggota DPR pada periode kali ini menurun ketimbang periode 2009-2014. Pada periode sebelumnya, 2009-2014, terpilih 103 perempuan anggota DPR.

Berikut nama perempuan anggota DPR periode 2014-2019.
1. Meutya Hafid (Partai Golkar)
2. Rooslynda Marpaung (Partai Demokrat)
3. Delia Pratiwi Sitepu (Partai Golkar)
4. Betti Shadiq Pasidigoe (Partai Golkar)
5. Rita Zahara (Partai Gerindra)
6. Saniatul Lativa (Partai Golkar)
7. Elviana (Partai Persatuan Pembangunan)
8. Irma Suryani (Partai Nasdem)
9. Sri Melyana (Partai Gerindra)
10. Hanna Gayatri (Partai Amanat Nasional)
11. Elva Hartati (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan)
12. Susy Marleny Bachsin (Partai Gerindra)
13. Dewi Coryati (PAN)
14. Isma Yatun (PDI Perjuangan)
15. Dwi Aroem Hadiatie (Partai Golkar)
16. Chusnunia Chalim (Partai Kebangkitan Bangsa)
17. Itet Tridjajati Sumarijanto (PDI Perjuangan)
18. Dwita Ria Gunadi (Partai Gerindra)
19. Dwi Ria Latifa (PDI Perjuangan)
20. Wiryanti Sukamdani (PDI Perjuangan)
21. Dwi Astuti Wulandari (Partai Demokrat)
22. Melani Leimena Suharli (Partai Demokrat)
23. Okky Asokawati (PPP)
24. Ledia Hanifa Amaliah (Partai Keadilan Sejahtera)
25. Popong Otje Djundjunan (Partai Golkar)
26. Rachel Maryam Sayidina (Partai Gerindra)
27. Neng Eem Marhamzah Zulfa Hiz (PKB)
28. Diah Pitaloka (PDI Perjuangan)
29. Ribka Tjiptaning (PDI Perjuangan)
30. Dewi Asmara (Partai Golkar)
31. Desy Ratnasari (PAN)
32. Leni Marlinawati (PPP)
33. Risa Mariska (PDI Perjuangan)
34. Wenny Haryanto (Partai Golkar)
35. Rieke Diah Pitaloka (PDI Perjuangan)
36. Putih Sari (Partai Gerindra)
37. Wardatul ASriah (PPP)
38. Miryam S Haryani (Partai Hanura)
39. Linda Megawati (Parta Demokrat)
40. Puti Guntur Soekarno (PDI Perjuangan)
41. Siti Mufattanah (Partai Demokrat)
42. Nurhayati (PPP)
43. Yayuk Basuki (PAN)
44. Evita Nusranty (PDI Perjuangan)
45. Sri Wulan (Partai Gerindra)
46. Agustina Wilujeng Pramestuti (PDI Perjuangan)
47. Endang Maria Astuti (Partai Golkar)
48. Rahayu Saraswati Djojohadikusumo (Partai Gerindra)
49. Laila Istiana (PAN)
50. Puan Maharani (PDI Perjuangan)
51. Endang Srikarti Handayani (Partai Golkar)
52. Amelia Anggraini (Nasdem)
53. Siti Mukaromah (PKB)
54. Novita Wijayanti (Partai Gerindra)
55. Ammy Amalia Fatma Surya (PAN)
56. Damayanti Wisnu Putranti (PDI Perjuangan)
57. My Esty Wijayati (PDI Perjuangan)
58. Siti Hediati Suharto (Partai Golkar)
59. Indah Kurnia (PDI Perjuangan)
60. Evi Zainal Abidin (Partai Demokrat)
61. Nihayatul Wafiroh (PKB)
62. Latifah Shohib (PKB)
63. Nurhayati Ali Asegaf (Partai Demokrat)
64. Vena Melinda (Partai Demokrat)
65. Yayuk Sri Rahayuningsih (Nasdem)
66. Ida Fauziyah (PKB)
67. Sadarestuwati (PDI Perjuangan)
68. Anna Mu’awannah (PKB)
69. Eni Maulani S (Partai Golkar)
70. Tri Murny (Partai Nasdem)
71. Vivi Sumantri Jayabaya (Partai Demokrat)
72. Irna Narulita (PPP)
73. Kartika Yudhisti (PPP)
74. Siti Masrifah (PKB)
75. Ermalena (PPP)
76. Karolin Margret Natasa (PDI Perjuangan)
77. Katherine A Oendoen (Partai Gerindra)
78. Erma Suryani Ranik (Partai Demokrat)
79. Agatie Sulie Mahyudin (Partai Golkar)
80. Neni Moernaeni (Partai Golkar)
81. Norbaiti Isran Noor (Partai Demokrat)
82. Kasriyah (PPP)
83. Vanda Sarundajang (PDI Perjuangan)
84. Yasti Soepredjo Mokoagow (PAN)
85. Verna Gladies Merry Inkirawang (Partai Demokrat)
86. Aliyah Mustika Ilham (Partai Demokrat)
87. Indira Chunda Thita Syahrul (PAN)
88. Dewi Yasin Limpo (Partai Hanura)
89. Andi Fauziah Pujiwatie Hatta (Partai Golkar)
90. Fatmawati Rusdi (PPP)
91. Asnawati Hasan (PAN)
92. Enny Aggraeny Anwar (Partai Golkar)
93. Ruskati Ali Baal (Partai Gerindra)
94. Rohani (PKB)
95. Mercy Chriesty Barends (PDI Perjuangan)
96. Irine Yusiana Roba Putri (PDI Perjuangan)
97. Peggi Patrisia Pattipi (PKB)

Titiek Datang ke Pelantikan DPR Memakai Kebaya Milik Ibu Tien Soeharto

Indah Mutiara Kami - detikNews
Pelantikan DPR
Jakarta - Titiek Soeharto terlihat sumringah. Dengan senyum mengembang dia berjalan menuju ruang pelantikan anggota DPR. Politisi Golkar ini tampil anggun."Ini kebaya ibu saya," kata Titiek di Kompleks DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (1/10/2014). "Nggak usah bikin (kebaya) lagi, sudah pas," tambah Titiek.
Titiek pun mengaku senang bisa memakai kebaya milik ibunya. Dan dia yakin almarhumah Ibu Tien juga senang melihat peninggalannya dipakai. "Dan saya tahu, ibu saya senang lihat saya di sini," tutup mantan istri Prabowo Subianto ini.

Thursday, October 2, 2014


Boki Ratu Nita Budhi Susanti
Boki Ratu Nita Budhi Susanti Cantik, Pintar, Ramah, dan berwawasan luas, kesan yang muncul saat pertama kali kami bertemu dengan anggota DPR RI dari Partai Demokrat ini. Ketika awal bertemu dan berbincang dengannya, mungkin kita tidak akan menyangka seorang Ratu Ternate memiliki pandangan yang luas tentang kenegaraan, sejarah kerajaan maupun pemahaman ekonomi yang mendalam terhadap Bangsa Indonesia.
Boki mengaku ketertarikannya pada dunia politik setelah sering terlibat diskusi dengan suami. Sultan pula yang melihat sang istri memiliki talenta untuk berkontribusi di dunia politik praktis.
"Awalnya saya tidak menyukai dunia politik. Karena dalam politik itu ada sebuah ruang yang tidak sesuai dengan situasi kita sebagai tokoh adat. Ada rambu-rambu yang kadang-kadang tidak bisa direm, tak terkendali seperti bola liar. Ada ruang yang tidak pas buat kita. Sebagai tokoh adat seharusnya berada di tengah-tengah sebagai pengayom, sementara bicara politik itu pasti terjadi pengkotak-kotakan," ujar istri Sultan Mudaffar Sjah ke-48 ini.

Boki saat ini duduk di Komisi II--sebelumnya pernah di Komisi XI--DPR RI Fraksi Partai Demokrat. Sebagai wakil rakyat asal daerah pemilihan (dapil) Maluku ini,Boki sangat ingin mengembangkan potensi Maluku, khususnya dibagian utara yang merupakan daerah baru yang sedang berkembang dan memiliki potensi sangat besar sebagai pintu Indonesia di Asia. "Secara geografis maupun demografis Maluku Utara memiliki peluang bagus untuk dikembangkan, secara khusus dia merupakan jalur pintu Asia baik dari sisi ekonomi maupun politis," kata Penasehat DPP APDESI (Asosiasi Pemerintahan Desa Seluruh Indonesia) ini.
Menurut Ibu dari Nesya Fitri Hanindya,19, Nadia Tsabitah,17, Hafis Ayyashi,15, Nabila Purboningsih Mudaffar Sjah,10, dan Azka Nukila Purboningrum Mudaffar,9, untuk mengembangkan suatu wilayah diperlukan perencanaan yang matang dan saling berkoordinasi antara lembaga pemerintah baik Bapennas, Kementerian Pekerjaan Umum, dan Bapeda. Pada kesempatan tersebut, Boki melihat Batam sebagai daerah kawasan khusus yang gagal karena itu kita harus belajar dari pengembangan Kota-kota yang ada. Misalnya saja, Pemerintah Cina sangat sukses dalam membangun kawasan baru di wilayahnya.
Boki melihat Peluang Maluku Utara untuk maju dan berkembang sangat besar sekali apalagi, terangnya, Maluku Utara memiliki sumber daya alam seperti Nikel, Emas dan berpotensi menjadi pusat pertambangan di Kawasan Timur Indonesia. "Melalui cara ini daerah timur dapat berkembang sangat pesat khususnya perekonomian kawasan sekitarnya," tandas Ibu dari lima orang anak ini.
Kelemahan Indonesia selaku bangsa besar, papar Boki, yaitu lemahnya mindset kita. "Masyarakat Indonesia lebih mengedepankan orang yang dituakan artinya menganut paham patrlineal yang kental. Bahkan kita selaku masyarakat masih kurang mencintai produk dalam negeri," demikian menurut penggagas acara pesta rakyat Maluku Utara "LEGU GAM" ini
Karena itu, terang Boki, perdagangan bebas akan berdampak besar bagi Indonesia karena belum siapnya sarana infrastruktur. "typical value atau Mindset kita harus dirubah jika ingin berkembang," kata lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Moestopo ini.
Boki menambahkan, harus disusun perencanaan yang matang mulai dari jangka pendek, menengah, panjang dan planning alternatifnya. "Jadi kita harus berpikir preventif, prediksi, analisis dan perencanaan," papar mantan Anggota DPD adhoc I periode lalu.
Boki menyayangkan belum adanya perencanaan yang matang dalam menata sistem perekonomian Nasional bahkan, terangnya, Negara Malaysia menggunakan sistem semacam Repelita yang telah ditinggalkan oleh Indonesia.
Alat Tukar Baru
Selaku Ratu Ternate, Boki memililki angan-angan diterapkannya konsep nilai tukar Dirham maupun Dinar di wilayah kesultanan yang ada di Indonesia. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki sistem perbaikan moneter Indonesia. "Organisasi islam center dunia telah mengadakan rapat bahkan kesultanan ternate ikut serta dalam rapat tersebut membicarakan kemungkinan penerapan nilai tukar baru untuk kesultanan," papar mahasiswi Paska sarjana Fakultas Ekonomi Unpid ini.
Menurut Boki, nilai tukar emas tidak pernah terimbas oleh inflasi. Bahkan, Malaysiapun gaji PNS-nya separuh menggunakan emas. "Jika berjumlah besar emas tersebut bisa diterapkan menggunakan kartu seperti halnya ATM," kata mantan Ketua Dewakara (Dewan Kraton Nusantara) periode 2009 ini.
Boki menambahkan, kerajaan merupakan sentral sistem yang memperkokoh budaya bangsa Indonesia. Karena itu, pada masa penjajahan dulu mereka para penjajah tidak ingin kerajaan bersatu padu dan menjadi besar sehingga mereka saling di adu domba. "Keraton merupakan cikal bakal sistem dari tata negara Indonesia," terang tokoh perubahan sosial Maluku Utara dari "SAMURAI AWARD" tahun 2006.
Pada kesempatan itu, Boki mengatakan, sistem kesultanan Ternate memiliki kearifan lokal artinya memiliki tugas dalam menjaga peran di lingkungan adat. "Karena itu ketika dinobatkan sebagai Ratu Ternate kita harus siap menjadi sentral sistem dalam menjaga kearifan lokal tersebut," tandasnya.
Menyinggung perbedaan posisi antara anggota DPD dengan anggota DPR, Boki menilai perbedaannya sangat terasa sekali, misalnya DPD mewakili diri sendiri dan tidak membawa kepentingan apapun. Sementara selaku anggota DPR membawa berbagai kepentingan politis.

Anggota DPR Cantik, Novita Wijayanti Panggil Perias Khusus

- Timlo.net

dok.merdeka.com
dok.merdeka.com, Novita Wijayanti
Timlo.net - Anggota DPR cantik ini baru saja dilantik untuk periode 2014-2019, Rabu (1/10) siang ini. Bicara soal upacara pelantikan, Novita Wijayanti mengaku punya persiapan khusus.
Urusan merias wajah, politikus Partai Gerindra ini mengaku telah bersolek sejak pukul 05.00 WIB. Ia memanggil penata rias khusus untuk mendandaninya agar kelihatan lebih cantik.
“Kami memanggil pe-make up ke hotel,” ujarnya.
Saat pelantikan, ia memakai kebaya berwarna biru muda dipadu warna emas. Kebaya yang dia pakai telah dijahit khusus di tempat langganannya.
Novita begitu bersemangat saat menghadiri acara pelantikan tersebut.
“Harus semangat 5 tahun ke depan,” kata Novita.
Novita Lolos ke Senayan setelah bertarung di Dapil Jawa Tengah VIII. Dia mendapatkan 83.327 suara. [has]
Sumber: merdeka.com,Editor : Dhefi Nugroho

Tidak ada komentar: