|
Boki Ratu Nita Budhi Susanti Cantik, Pintar, Ramah, dan berwawasan luas, kesan yang muncul saat pertama kali kami bertemu dengan anggota DPR RI dari Partai Demokrat ini. Ketika awal bertemu dan berbincang dengannya, mungkin kita tidak akan menyangka seorang Ratu Ternate memiliki pandangan yang luas tentang kenegaraan, sejarah kerajaan maupun pemahaman ekonomi yang mendalam terhadap Bangsa Indonesia.
Boki mengaku ketertarikannya pada dunia politik setelah sering terlibat diskusi dengan suami. Sultan pula yang melihat sang istri memiliki talenta untuk berkontribusi di dunia politik praktis.
"Awalnya saya tidak menyukai dunia politik. Karena dalam politik itu ada sebuah ruang yang tidak sesuai dengan situasi kita sebagai tokoh adat. Ada rambu-rambu yang kadang-kadang tidak bisa direm, tak terkendali seperti bola liar. Ada ruang yang tidak pas buat kita. Sebagai tokoh adat seharusnya berada di tengah-tengah sebagai pengayom, sementara bicara politik itu pasti terjadi pengkotak-kotakan," ujar istri Sultan Mudaffar Sjah ke-48 ini.
Boki saat ini duduk di Komisi II--sebelumnya pernah di Komisi XI--DPR RI Fraksi Partai Demokrat. Sebagai wakil rakyat asal daerah pemilihan (dapil) Maluku ini,Boki sangat ingin mengembangkan potensi Maluku, khususnya dibagian utara yang merupakan daerah baru yang sedang berkembang dan memiliki potensi sangat besar sebagai pintu Indonesia di Asia. "Secara geografis maupun demografis Maluku Utara memiliki peluang bagus untuk dikembangkan, secara khusus dia merupakan jalur pintu Asia baik dari sisi ekonomi maupun politis," kata Penasehat DPP APDESI (Asosiasi Pemerintahan Desa Seluruh Indonesia) ini.
Menurut Ibu dari Nesya Fitri Hanindya,19, Nadia Tsabitah,17, Hafis Ayyashi,15, Nabila Purboningsih Mudaffar Sjah,10, dan Azka Nukila Purboningrum Mudaffar,9, untuk mengembangkan suatu wilayah diperlukan perencanaan yang matang dan saling berkoordinasi antara lembaga pemerintah baik Bapennas, Kementerian Pekerjaan Umum, dan Bapeda. Pada kesempatan tersebut, Boki melihat Batam sebagai daerah kawasan khusus yang gagal karena itu kita harus belajar dari pengembangan Kota-kota yang ada. Misalnya saja, Pemerintah Cina sangat sukses dalam membangun kawasan baru di wilayahnya.
Boki melihat Peluang Maluku Utara untuk maju dan berkembang sangat besar sekali apalagi, terangnya, Maluku Utara memiliki sumber daya alam seperti Nikel, Emas dan berpotensi menjadi pusat pertambangan di Kawasan Timur Indonesia. "Melalui cara ini daerah timur dapat berkembang sangat pesat khususnya perekonomian kawasan sekitarnya," tandas Ibu dari lima orang anak ini.
Kelemahan Indonesia selaku bangsa besar, papar Boki, yaitu lemahnya mindset kita. "Masyarakat Indonesia lebih mengedepankan orang yang dituakan artinya menganut paham patrlineal yang kental. Bahkan kita selaku masyarakat masih kurang mencintai produk dalam negeri," demikian menurut penggagas acara pesta rakyat Maluku Utara "LEGU GAM" ini
Karena itu, terang Boki, perdagangan bebas akan berdampak besar bagi Indonesia karena belum siapnya sarana infrastruktur. "typical value atau Mindset kita harus dirubah jika ingin berkembang," kata lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Moestopo ini.
Boki menambahkan, harus disusun perencanaan yang matang mulai dari jangka pendek, menengah, panjang dan planning alternatifnya. "Jadi kita harus berpikir preventif, prediksi, analisis dan perencanaan," papar mantan Anggota DPD adhoc I periode lalu.
Boki menyayangkan belum adanya perencanaan yang matang dalam menata sistem perekonomian Nasional bahkan, terangnya, Negara Malaysia menggunakan sistem semacam Repelita yang telah ditinggalkan oleh Indonesia.
Alat Tukar Baru
Selaku Ratu Ternate, Boki memililki angan-angan diterapkannya konsep nilai tukar Dirham maupun Dinar di wilayah kesultanan yang ada di Indonesia. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki sistem perbaikan moneter Indonesia. "Organisasi islam center dunia telah mengadakan rapat bahkan kesultanan ternate ikut serta dalam rapat tersebut membicarakan kemungkinan penerapan nilai tukar baru untuk kesultanan," papar mahasiswi Paska sarjana Fakultas Ekonomi Unpid ini.
Menurut Boki, nilai tukar emas tidak pernah terimbas oleh inflasi. Bahkan, Malaysiapun gaji PNS-nya separuh menggunakan emas. "Jika berjumlah besar emas tersebut bisa diterapkan menggunakan kartu seperti halnya ATM," kata mantan Ketua Dewakara (Dewan Kraton Nusantara) periode 2009 ini.
Boki menambahkan, kerajaan merupakan sentral sistem yang memperkokoh budaya bangsa Indonesia. Karena itu, pada masa penjajahan dulu mereka para penjajah tidak ingin kerajaan bersatu padu dan menjadi besar sehingga mereka saling di adu domba. "Keraton merupakan cikal bakal sistem dari tata negara Indonesia," terang tokoh perubahan sosial Maluku Utara dari "SAMURAI AWARD" tahun 2006.
Pada kesempatan itu, Boki mengatakan, sistem kesultanan Ternate memiliki kearifan lokal artinya memiliki tugas dalam menjaga peran di lingkungan adat. "Karena itu ketika dinobatkan sebagai Ratu Ternate kita harus siap menjadi sentral sistem dalam menjaga kearifan lokal tersebut," tandasnya.
Menyinggung perbedaan posisi antara anggota DPD dengan anggota DPR, Boki menilai perbedaannya sangat terasa sekali, misalnya DPD mewakili diri sendiri dan tidak membawa kepentingan apapun. Sementara selaku anggota DPR membawa berbagai kepentingan politis.
Anggota DPR Cantik, Novita Wijayanti Panggil Perias Khusus
Urusan merias wajah, politikus Partai Gerindra ini mengaku telah bersolek sejak pukul 05.00 WIB. Ia memanggil penata rias khusus untuk mendandaninya agar kelihatan lebih cantik.
“Kami memanggil pe-make up ke hotel,” ujarnya.
Saat pelantikan, ia memakai kebaya berwarna biru muda dipadu warna emas. Kebaya yang dia pakai telah dijahit khusus di tempat langganannya.
Novita begitu bersemangat saat menghadiri acara pelantikan tersebut.
“Harus semangat 5 tahun ke depan,” kata Novita.
Novita Lolos ke Senayan setelah bertarung di Dapil Jawa Tengah VIII. Dia mendapatkan 83.327 suara. [has]
Sumber: merdeka.com,Editor : Dhefi Nugroho
Tidak ada komentar:
Posting Komentar