Rabu, 03 Desember 2014

kerjasama luar negeri Jokowi, perlu bukti ! bukan sekedar janji! Rusia, korea?

Jumat, 12/12/2014 22:26 WIB

Usai Kunjungan ke Korsel, Jokowi: Investor di Sana Antre Ingin Bertemu

Rivki - detikNews
Dedin Putra/Setpres/detikFoto.
Jakarta - Presiden Joko Widodo tiba di tanah air usai blusukan di Korea Selatan. Kunjungan kerja Jokowi menghasilkan beberapa kerjasama antara Republik Korsel dengan Indonesia dan Asean.

"Kita berbicara global makro yang terutama mengenai komitmen. Kita perkuat persaudaraan negara Asean dan Korea," ujar Presiden Jokowi di Bandara Halim PK, Jakarta Timur, Jumat (12/12/2014).

Di bidang investasi Jokowi mengaku sudah banyak perusahaan antre untuk investasi di Indonesia. "Di sana banyak investor-investor antre ingin bertemu, saya ketemu dari sore sampai malam," ujarnya.

Dia menjelaskan, bentuk investasinya mulai dari infrastruktur hingga sumber daya alam.

"Bidang perminyakan, bidang petro kimia, investasi perusahaan-perusahaan itu diperlukan untuk mengurangi defisit neraca perdagangan kita," ujarnya.

Di bidang bencana, Jokowi mengatakan akan pihaknya menjalin kerjasama dengan Korea Selatan dan Asean. Kerjasama meliputi bantuan bagi kawasan Asia Tenggara yang diterpa bencana.

"Seperti di Filipina kemarin kan ada topan. Di situ kita bicara bagaimana semua negara bisa membantu," ujarnya.

Buah Pertemuan Jokowi-Putin, Rusia Minati Bangun Kilang di Indonesia

Rabu, 3 Desember 2014 | 11:59 WIB
SHUTTERSTOCK Ilustrasi
JAKARTA, KOMPAS.com — Rusia melirik peluang kerja sama di sektor energi dengan Indonesia. Pagi ini, Rabu (3/12/2014), Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Guluzin menyambangi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said.

Pertemuan berlangsung lebih kurang satu jam. Dubes Rusia Mikhail mengatakan, pertemuan ini merupakan kelanjutan dari pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Beijing, beberapa waktu lalu.

"Kami rasa Indonesia adalah mitra Rusia yang baik, dengan kondisi ekonomi dan investasi yang sangat positif dibandingkan negara-negara lain di dunia," ucap Mikhail.

Dia mengatakan, dalam pertemuannya dengan Sudirman Said, keduanya membahas kemungkinan kerja sama dalam pembangunan kilang serta smelter.

Untuk diketahui, perusahaan asal Rusia, yaitu Russian United Co Rusal PLC (Rusal), berencana membangun smelter alumina dan bauksit di Kalimantan Barat.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Teguh Pamudji menjelaskan, kedua negara akan membentuk working group untuk merealisasikan rencana kerja sama tersebut.

Dia menambahkan, tidak tertutup kemungkinan kerja sama juga akan dilakukan di luar pembangunan kilang dan smelter. "Kerja sama di semua sektor di ESDM. Jadi, tidak cuma migas atau mineral saja," kata Teguh.

Tidak ada komentar: