Sabtu, 23 Mei 2015

Beras Plastik Hanya Isu? Ini Penjelasannya

Sabtu, 23 Mei 2015 , 07:54:00
Nasi dari beras plastik. Foto: dok.JPNN
Nasi dari beras plastik. Foto: dok.JPNN
SURABAYA –  Beberapa analis menyebutkan, peredaran beras plastik itu mungkin adalah isu palsu. Budi Santoso, pengusaha alat-alat pertanian dari Surabaya yang sudah puluhan tahun mengurusi berbagai hal tentang beras (mulai menyelep, mengepak, sampai membuat beras jelek menjadi bagus), termasuk yang meragukan kabar tersebut.
 
Budi mengatakan, banyak hal yang tidak logis mengenai pemberitaan beras plastik. Mulai bahan, pembuatan, hingga pemasarannya dianggap tidak masuk akal. Menurut dia, plastik tidak mungkin bisa dijadikan bahan beras. ’’Saya kira berita ini hanya untuk pengalihan isu,’’ jelas pria pemilik PT Rutan, perusahaan yang berdiri sejak 1942 itu, Jumat (22/5).
Hal tidak logis yang paling dasar, menurut Budi, adalah harga plastik jelas lebih mahal daripada beras. Padahal, beras plastik beredar dengan harga relatif murah. Hanya sekitar Rp 8 ribu per kilogram. Karena itu, tidak mungkin mencampur plastik untuk menghasilkan beras yang lebih murah. Yang seharusnya terjadi adalah beras plastik akan lebih mahal.
Tidak hanya itu, pencampuran antara ubi jalar, kentang, dan plastik tidak mungkin bisa dilakukan. Plastik tidak bisa digunakan sebagai bahan pengikat adonan. Untuk melakukannya, diperlukan bahan gelatin atau gluten dari tepung tapioka sebagai perekat.
Selain itu, sifat plastik tidak larut dalam air. Bahkan, jika dipanaskan, plastik tidak akan meleleh. Sebab, titik leleh plastik rata-rata di atas suhu 100 derajat Celsius, sedangkan titik didih air maksimal hanya 100 derajat Celsius.
Dengan demikian, tidak mungkin beras plastik bisa menjadi bubur ketika dimasak bersama air. ’’Kalau dengan minyak, masih bisa plastik itu meleleh karena bahan dasarnya sama,’’ tuturnya.
Budi menjelaskan, butir-butir putih yang selama ini dikira beras plastik sebenarnya adalah biji plastik. Benda tersebut tidak digunakan untuk bahan makanan.

Isu Beras Plastik Diduga Rekayasa, Jokowi Diminta Tegas
Sabtu, 23 Mei 2015 , 05:03:00 WIB
Laporan: Ade Mulyana

ILUSTRASI/NET
  

RMOL. Fenomena beras plastik atau sintetis akhir-akhir ini mengkhawatirkan dan bikin resah masyarakat. Masyarakat ragu apakah beras yang mereka makan beras asli atau bukan.

Ketua Umum Patriot Nasional (Patron) Brigjend (Purn) Abdul Salam curiga dengan munculnya isu beras plastik yang dibarengi dengan video pembuatannya. Cara pembuatan beras plastik yang konon dibuat di Tiongkok sudah beredar di media sosial youtube.

"Oleh karena itu kita harus bersikap hati-hati dan waspada dengan kasus beras plastik ini. Apa ada sekenario atau ada orang atau kelompok tertentu yang memiliki agenda tertentu dengan kasus ini," ingat Abdul Salam.

Pihaknya meminta seluruh pihak terkait baik kepolisian, menteri pertanian, menteri perdagangan, Bulogg, bahkan jika diperlukan intelejen negara untuk mengungkap kasus ini.

"Apakah ini murni kasus ekonomi atau motif lain, berupa sabotase atau subversif untuk mengacaukan negara ini," tambahnya.

Dia menduga ada pihak-pihak yang sengaja membuat resah masyarakat lewat kasus beras palsu. Dikatakannyam dampak nasional yang akan muncul adalah ketidakpercayaan terhadap pemerintahan Jokowi-JK yang seolah-olah tidak bisa menjamin dan melindungi warganya.

Instansi terkait bersama kepolisian dimintanya segera melakukan operasi ke pasar-pasar untuk mengetahui datangnya beras palsu ini. Sangat mudah menemukan distributornya, kalau pihak berwenang memiliki data exsportir dan importir beras secara lengkap.

"Saya teringat kembali UU subversif belum dicabut, ini bisa langsung ditindak. Sekarang kok kayak dibiarkan. Intelijen, aparat keamanan dan pemerintahan sangat lamban.  Ini sudah force majeur. Ataukah ini skenario?" katanya.

Patriot Nasional (Patron) sebagai pendukung Jokowi-JK siap mendukung pemerintah dan memberi informasi bahkan menggerakkan seluruh kekuatan relawannya menemukan pelaku utama.

"Pelumpuhan pemerintahan ini model-model seperti ini menimbulkan instabilitas. Masyarakat bisa terpancing. Harus mencari siapa biang kerok dari usaha-usaha ini, Kalau tidak bisa menanganinya, relawan kita siap mencarinya. Saya berharap semua segera selesai. Pak Jokowi harus tegas," pintanya.

Senada, Sekjen Barisan Insan Muda (BIMA) Syarif Hidayatullah juga meminta aparat segera menemukan pelaku utama pemalsu beras. "Jangan bikin masyarakat makin resah," katanya.[dem]

Penyebab Munculnya Beras Oplosan Plastik
Daya Serap Bulog Rendah, Pemerintah Perlu Revisi Harga Beli
Cak Imin Ingatkan Masyarakat Hati-Hati Membeli Beras
Tiga Menteri Blusukan Cek Harga Beras ke Bogor
Komisi VI DPR Desak Pemerintah Bongkar Otak Beras Sintetis

Tidak ada komentar: