Baru terungkap, ternyata Novel, penyidik
senior KPK mempunyai foto tersangka pelaku yang menyiramnya dengan air
keras. Serangan teror tersebut menimpanya yang merupakan ketua satgas
penyidikan kasus megakorupsi proyek KTP elektronik (e-KTP). Penyerangan
itu terjadi di dekat tempat tinggalnya, kawasan Jl Deposito T, RT 03, RW
10, Kelurahan Pesanggrahan Dua, Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta,
sekira pukul 05.10 WIB, Rabu (12/4/2017) seperti yang diberitakan dalam
media nasional ini.
Penyerangan mengakibatkan sang penyidik
senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tersebut menderita luka serius
di kedua matanya. Selain itu, Novel juga menderita luka benjol di dahi
karena membentur pohon nangka di dekat rumahnya, sewaktu berusaha
kembali ke Masjid Al Ihsan untuk mencuci wajah dan kepalanya dengan air
kran.
Sontak insiden ini membuat heboh hingga ke
Istana Presiden. Setelah mengalami serangan, Novel bahkan sempat
menelepon Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian. Bergerak cepat, Kapolri
lantas membentuk tim khusus terdiri dari petugas Polres Jakarta Utara,
Polda Metro Jaya, dan Mabes Polri, sebagaimana direportasekan dalam
Tribun, Rabu (12/4/2017) seperti yang dimuat dalam media nasional ini.
Novel menyebutkan dua minggu sebelum jadi
korban teror, ia merasa dibuntuti orang tak dikenal. Informasi itu
disampaikan Abdur Rahim Hasan, Imam Masjid Al Ihsan, yang berlokasi tak
jauh dari rumah Novel. Sebelum diserang, Novel menjalankan shalat subuh
berjemaah di masjid tersebut.
“Pak Novel pernah cerita ke saya beberapa
hari lalu. Ia bilang sudah dua minggu ini merasa dibuntuti. Namun Pak
Novel tidak cerita kepada orang lain karena takut dikira paranoid,”
tutur Hasan di Masjid Al Ihsan seperti yang dilansir dalam media
nasional ini.
Cerita serupa disampaikan Novel kepada
mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, seusai menjenguk korban di
Rumah Jakarta Eye Centre (JEC), Menteng, Jakarta, Selasa.
“Ada gejala-gejala mencurigakan. Ada orang yang sering datang ke lingkungan dia,” ujar Mahfud MD seperti yang dilansir oleh media nasional ini.
“Ada gejala-gejala mencurigakan. Ada orang yang sering datang ke lingkungan dia,” ujar Mahfud MD seperti yang dilansir oleh media nasional ini.
Novel bahkan menjegat dan memotret orang
yang kerap membuntuti dirinya. Meski tidak dapat dipastikan orang
tersebut adalah pelaku atau terkait penyerangan, foto tersebut dapat
dijadikan bukti awal penyelidikan.
Novel juga mengungkapkan cerita yang
serupa kepada Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil
Anzar Simanjuntak. Kepada Dahnil, Novel Baswedan mengungkapkan ada pihak
yang belakangan ini mengintai rumahnya, Jalan Deposito T, Nomor 8,
Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
“Saya beberapa Minggu lalu berbincang
dengan Novel. Waktu itu ia mengaku sudah ada yang mengikuti dirinya dan
mengawasi rumahnya,” sebut Dahnil di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah,
Menteng, Jakarta seperti yang dimuat dalam media nasional ini.
Novel juga menyebutkan tetangga rumahnya sudah memotret orang tak dikenal itu.
“Novel sudah dapat foto orang-orang yang mengawasi rumahnya secara rutin. Setiap hari ada orang yang tidak dikenal mengawasi rumah Novel,” beber Dahnil seperti yang dilansir oleh media nasional ini.
“Novel sudah dapat foto orang-orang yang mengawasi rumahnya secara rutin. Setiap hari ada orang yang tidak dikenal mengawasi rumah Novel,” beber Dahnil seperti yang dilansir oleh media nasional ini.
Perkembangan Kasus Novel Sementara Novel masih dirawat, proses
hukum terkait kejadian ini pun bergulir. Pihak kepolisian masih memburu
pelaku penyiraman yang berjumlah dua orang. Kepolisian Republik
Indonesia (Polri) membentuk tiga tim khusus untuk menyelidiki kasus
ini. Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Raden
Prabowo Argo Yuwono menjelaskan tiga tim tersebut terdiri dari anggota
gabungan Polda, Polres Jakarta Utara dan Polsek Kelapa Gading. Lebih
lanjut, tim khusus itu dipimpin langsung oleh Direktur Reserse Kriminal
Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rudy Heriyanto.
Sementara itu, untuk mempermudah kerja tim
kepolisian dalam mengusut kasus ini, KPK mengaku sudah memberikan data
pendukung pada Polri. Data-data tersebut termasuk foto-foto dan rekaman
CCTV di rumah Novel.
“Kami terus kerja sama dengan kepolisian. Data-data termasuk beberapa foto sudah diberikan supaya teman-teman di Kepolisian bisa memonitor dan bergerak lebih mudah,” ucap Ketua KPK Agus Rahardjo, saat ditemui di markas Slank, Potlot, Jakarta Selatan seperti dikutip dalam media nasional ini.
“Kami terus kerja sama dengan kepolisian. Data-data termasuk beberapa foto sudah diberikan supaya teman-teman di Kepolisian bisa memonitor dan bergerak lebih mudah,” ucap Ketua KPK Agus Rahardjo, saat ditemui di markas Slank, Potlot, Jakarta Selatan seperti dikutip dalam media nasional ini.
Setelah kasus ini membuat heboh netizen, banyak yang turun langsung memberikan support untuk
KPK agar tetap teguh dan tidak gentar melawan para koruptor. Presiden
Jokowi mengutuk keras tindakan kriminal pelaku yang melukai sebagian
besar wajah Novel Baswedan.
“Itu tindakan brutal yang saya mengutuk keras,” ujar Presiden Jokowi di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta seperti yang dikutip dalam media nasional ini.
“Itu tindakan brutal yang saya mengutuk keras,” ujar Presiden Jokowi di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta seperti yang dikutip dalam media nasional ini.
Bahkan Majelis Ulama Indonesia
(MUI) mengutuk keras aksi teror penyiraman air keras terhadap penyidik
KPK Novel Baswedan. Menurut MUI, perbuatan pelaku bertentangan dengan
nilai kemanusiaan seperti yang dimuat dalam media nasional ini :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar