Manajemen Madura United
Pemain Madura United saat mengangkat trofi piala Magelang Cup, Rabu (5/4/2017) malam.
SURYAMALANG.COM, PAMEKASAN - Presiden Madura United angkat bicara dan menanggapi surat edaran dari manajemen Arema FC bernomor 024/PANPEL/ARM/V/2017, perihal pemberitahuan pelarangan suporter Madura United datang ke Stadion Kanjuruhan Malang, Minggu (14/5/2017) mendatang.
Presiden Klub Madura United Achsanul Qosasi menegaskan jika pelarangan datang untuk membela tim berjuluk Laskar Sape Kerrap tersebut justru mencederai suporter Madura United.
Sebab AQ, sapaan akrabnya menuturkan, suporter Madura sangat bersahabat dengan kelompok suporter lain dalam mendukung timnya.
"Menghindari masalah yang sebenarnya belum tentu terjadi. Suporter Madura tidak pernah bikin rusuh, kami hadir dengan jalinan persahabatan," kata Achsanul Qosasi, Kamis (11/5/2017).
Pihaknya lantas mengibaratkan kedua tim ini seperti sepasang pengantin yang hendak dipertemukan.
Apabila salah satu pihak datang tak menyertakan keluarga maka hal tersebut dinilai semakin meregangkan keharmonisan yang telah diusung.
"Pengantin tamu (Madura United) dilarang bawa rombongan keluarga, yang datang cukup pengantin saja," ujarnya.
AQ menilai salah besar apabila tim lawan menilai suporter Madura datang ke Kanjuruhan untuk berbuat onar. Meski tak dipungkiri saat turnamen musim lalu sempat terjadi kisruh usai laga kedua tim, yang bertempat di Surabaya dan sekitarnya.
"Salah besar jika kami dianggap bermusuhan dengan Aremania. Dulu kami sebagai tuan rumah ISC mengawal Aremania selamat sampai tujuan, tidak terjadi apapun di Bangkalan. Jika kerusuhan terjadi di luar Madura, jangan kami yang disalahkan," jelas pria hobbi memakai topi tersebut.
Pihaknya memberikan solusi pada Panpel Arema FC yang mengkhawatirkan akan terjadi hal-hal yang tak diinginkan saat dan usai kedua tim bertemu di Malang.
Presiden Klub Madura United Achsanul Qosasi menegaskan jika pelarangan datang untuk membela tim berjuluk Laskar Sape Kerrap tersebut justru mencederai suporter Madura United.
Sebab AQ, sapaan akrabnya menuturkan, suporter Madura sangat bersahabat dengan kelompok suporter lain dalam mendukung timnya.
"Menghindari masalah yang sebenarnya belum tentu terjadi. Suporter Madura tidak pernah bikin rusuh, kami hadir dengan jalinan persahabatan," kata Achsanul Qosasi, Kamis (11/5/2017).
Pihaknya lantas mengibaratkan kedua tim ini seperti sepasang pengantin yang hendak dipertemukan.
Apabila salah satu pihak datang tak menyertakan keluarga maka hal tersebut dinilai semakin meregangkan keharmonisan yang telah diusung.
"Pengantin tamu (Madura United) dilarang bawa rombongan keluarga, yang datang cukup pengantin saja," ujarnya.
AQ menilai salah besar apabila tim lawan menilai suporter Madura datang ke Kanjuruhan untuk berbuat onar. Meski tak dipungkiri saat turnamen musim lalu sempat terjadi kisruh usai laga kedua tim, yang bertempat di Surabaya dan sekitarnya.
"Salah besar jika kami dianggap bermusuhan dengan Aremania. Dulu kami sebagai tuan rumah ISC mengawal Aremania selamat sampai tujuan, tidak terjadi apapun di Bangkalan. Jika kerusuhan terjadi di luar Madura, jangan kami yang disalahkan," jelas pria hobbi memakai topi tersebut.
Pihaknya memberikan solusi pada Panpel Arema FC yang mengkhawatirkan akan terjadi hal-hal yang tak diinginkan saat dan usai kedua tim bertemu di Malang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar