Kompas.com - 26/04/2017, 19:00 WIB
Selama ini, macet yang terjadi di Jalan Jenderal Gatot Soebroto dan kolong Jalan Jenderal Sudirman terjadi justru disebabkan oleh empat jembatan berbentuk daun semanggi yang ada sekarang.
Jembatan Semanggi yang dibangun tahun 1961 dalam mengantisipasi kepadatan Asian Games 1962, belakangan malah membuat macet. Di sekitar Jembatan Semanggi terdapat dua titik konflik arus. Konflik terjadi ketika dua atau lebih arus lalu lintas saling berpotongan.
Dalam manajemen lalu lintas, hal ini sebenarnya tidak ideal. Titik konflik pertama terdapat di pertigaan Jalan Gatot Soebroto dan Jalan Bendungan Walahar, persis sebelum belokan menuju Jalan Jenderal Sudirman dari arah Gatot Soebroto (Slipi).
Arus kendaraan yang keluar dari Jalan Bendungan Walahar menuju Gatot Soebroto berpotongan (menimbulkan konflik) dengan arus kendaraan dari Slipi yang akan menuju ke Jalan Jenderal Sudirman arah Blok M. Arus kendaraan ini seperti membentuk huruf X, karena derasnya mobil dari Sudirman ke Gatot Soebroto ingin masuk Gerbang Tol Semanggi.
Konflik arus kedua terjadi di depan Plaza Semanggi. Arus kendaraan yang datang dari arah Slipi menuju Plaza Semanggi berkonflik dengan arus kendaraan dari arah Jenderal Sudirman yang menuju Gatot Soebroto.
Baca: Kehebatan dan Cerita di Balik Simpang Susun Semanggi...
Satpam Plaza Semanggi selama ini mengakali dengan sesekali menahan laju kendaraan dari Jalan Jenderal Sudirman. Pada jam sibuk, seperti di sore hari, titik konflik itu menjadi biang kemacetan.
Titik kemacetan di Jalan Jenderal Gatot Soebroto itu kadang mengular hingga Slipi. Arah sebaliknya juga mengalami kepadatan serupa. Jalan Jenderal Gatot Soebroto baru lancar di depan Hotel Sultan.
Selain itu, pertemuan antara pengguna jalan dari Jalan Gatot Soebroto dan dari Jalan Sudirman di kolong jembatan Jalan Jenderal Sudirman sering membuat lalu lintas tersendat.
"Nanti akan berkurang karena simpang ini nanti akan digunakan untuk berputar balik saja, nggak ada lagi nanti saling silang," kata Kepala Dinas Bina Marga Yusmada Faizal kepada Kompas.com, Rabu.
Sehingga, nantinya tidak ada perpotongan atau konflik dengan pengendara dari arah tersebut. Begitu pula di arah sebaliknya, pengendara dari arah Cawang yang ingin ke Bundaran HI tidak perlu melewati antrean kendaraan dari Jalan Jenderal Sudirman.
Yusmada mengatakan meski empat helai daun semanggi ini membuat macet, Pemprov DKI tidak akan menutupnya dan tetap memberdayakannya. Simpang susun Semanggi, membantu mengurangi konflik arus di situ.
"Memang nanti tetap ada perpotongan, tapi akan berkurang karena pada menggunakan simpang susun Semanggi," kata Yusmada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar