Sabtu, 22 Juli 2017

‘Komitmen Kartanegara’ Anies untuk Prabowo

Kemenangan Anies-Sandi membuat Prabowo kembali digadang-gadang pendukungnya menjadi capres 2019. Anies pun sudah berkomitmen kepada Prabowo tidak akan maju dalam pilpres.
Ilustrasi: Edi Wahyono
Jumat 21 April 2017
Rumah Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto, Jalan Kartanegara Nomor 4, Jakarta Selatan, menjadi saksi penting bagi perubahan politik yang terjadi di Jakarta hari ini. Pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno menjadi gubernur-wakil gubernur terpilih dalam pilkada putaran kedua pada Rabu, 9 April 2017.
Jumat, 22 September 2016, sekitar pukul 01.15 WIB, Anies tergopoh-gopoh menyambangi kediaman Prabowo. Saat itu adalah hari terakhir pendaftaran pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Gerindra bersama Partai Keadilan Sejahtera merupakan koalisi parpol terakhir yang belum mengusung kandidat gubernur-wakil gubernur.
Lobi itu berlangsung sangat alot dan menghabiskan waktu berjam-jam. Pasalnya, Gerindra jauh hari sebelumnya sudah menetapkan bakal mengusung Sandi sebagai calon Gubernur DKI Jakarta. Namun peta persaingan menjadi sangat sengit. PDI Perjuangan dan koalisinya mengusung calon petahana Basuki-Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat.
Koalisi Cikeas, yang terdiri atas Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional, dan Partai Persatuan Pembangunan, mengusung Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni. Meskipun pendatang baru di dunia politik, Agus adalah putra presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono, sehingga tak bisa dipandang enteng
Dicapailah kesepakatan Anies akan menjadi calon gubernur karena lebih populer dan punya pengalaman di birokrasi dibanding Sandi. Anies menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan selama dua tahun pada era pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Anies Baswedan dan Sandiaga Uno bersama Prabowo menggelar jumpa pers tentang kemenangannya dalam pilkada di kantor DPP Gerindra, Jakarta.
Foto: Lamhot Aritonang/detikcom
Namun ada pula komitmen yang disampaikan Anies kepada Prabowo dan parpol koalisi. Komitmen itu, apabila terpilih menduduki kursi DKI-1, ia akan mengemban jabatan itu hingga tuntas. Anies tidak akan tergoda untuk maju dalam pilpres pada 2019.
“Waktu itu dia (Anies) presentasi. Dia harus berkomitmen terutama kepada rakyat Jakarta, dan itu menandakan bahwa yang bersangkutan memang tidak ada niat nyapres dan bukan kutu loncat,” ujar Wakil Ketua Umum Bidang Hukum dan Advokasi Gerindra Sufmi Dasco Ahmad kepada detikX, Jumat, 21 April 2017.
Menurut Sufmi, munculnya komitmen Anies tersebut bukan berangkat dari kekhawatiran Prabowo bakal terulangnya apa yang terjadi pada Pilpres 2014. Pada tahun itu, Gerindra bersama PDI Perjuangan mengusung Jokowi dan Ahok menjadi calon Gubernur DKI Jakarta.
Jokowi-Ahok sukses mengalahkan pasangan petahana, Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli. Pada Pilpres 2014, Jokowi diusung PDI Perjuangan menjadi calon presiden. Lawan tunggalnya adalah Prabowo-Hatta Rajasa. Prabowo keok di tangan Jokowi.
Belakangan ini, mulai ramai wacana pengusungan calon untuk Pilpres 2019. Hal itu terkait dengan hasil survei Indo Barometer, yang mengukur elektabilitas para bakal capres 2019. Dari hasil survei pada 22 Maret 2017 itu, Jokowi berada di urutan pertama dengan angka 31,3 persen.
Di urutan kedua bertengger Prabowo, yang mendapatkan 9,8 persen. Lalu di bawahnya Ahok (8,3%), Anies (4,5%), Ridwan Kamil (3,1%), Tri Rismaharini (2,8%), Megawati Soekarnoputri (2,7%), Gatot Nurmantyo (1,9%) dan Hary Tanoesoedibjo (1,2%).

Tidak ada komentar: