Selasa, 19 September 2017

Jokowi Ingin Ada Film G30SPKI Versi Kekinian

Ihsanuddin Kompas.com - 18/09/2017, 19:17 WIB
Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo memberikan keterangan pers terkait pernikahan anak keduanya Kahiyang Ayu di kediaman pribadi, Sumber, Solo, Jawa Tengah, Minggu (17/9). Putri Presiden Joko Widodo Kahiyang Ayu akan menikah dengan Bobby Nasution pada 8 November 2017 di gedung Graha Sabha Buana Solo.
Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo memberikan keterangan pers terkait pernikahan anak keduanya Kahiyang Ayu di kediaman pribadi, Sumber, Solo, Jawa Tengah, Minggu (17/9). Putri Presiden Joko Widodo Kahiyang Ayu akan menikah dengan Bobby Nasution pada 8 November 2017 di gedung Graha Sabha Buana Solo.(ANTARA FOTO/MOHAMMAD AYUDHA)
JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menanggapi ajakan nonton bareng pemutaran film Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30S PKI) yang dilakukan oleh berbagai kalangan di masyarakat.
Presiden menekankan bahwa menonton film apalagi mengenai sejarah itu penting. Tetapi untuk anak-anak milenial yang sekarang, menurut Presiden, seharusnya dibuatkan lagi film yang disesuaikan dengan gaya mereka.
Dengan begitu, para anak muda ini akan dengan mudah memahami bahayanya komunisme.
“Akan lebih baik kalau ada versi yang paling baru, agar lebih kekinian, bisa masuk ke generasi-generasi milenial,” kata Presiden Jokowi usai meresmikan Jembatan Gantung Mangunsuko, di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (18/9/2017) siang, seperti dikutip setkab.go.id.

Film "Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI" adalah judul film dokudrama propaganda Indonesia tahun 1984. Film ini disutradarai dan ditulis oleh Arifin C Noer. Film ini diproduksi selama dua tahun dengan anggaran sebesar Rp 800 juta kala itu. Film ini disponsori oleh pemerintahan orde baru era Presiden Soeharto.

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo sebelumnya mengatakan bahwa masyarakat dan generasi muda saat ini perlu tahu sejarah G30S/PKI.
"Namanya sejarah, agar masyarakat dan generasi muda mengetahui bahwa pernah ada gerakan kudeta," kata Tjahjo melalui pesan singkatnya, Jumat (15/9/2017).
Karenanya, ia tak masalah jika film "Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI" diputar di layar-layar kaca televisi nasional.
"Putar saja di stasiun televisi. Menurut saya, tidak masalah," kata politisi senior PDI Perjuangan tersebut.
Kericuhan berawal dari unjuk rasa massa yang hendak membubarkan pagelaran musik.(Kompas TV)
PenulisIhsanuddin
EditorSabrina Asril

Tidak ada komentar: