Jumat, 20 Oktober 2017

Ambisi Versus Kekuatan Prabowo Kini

Elvan Dany Sutrisno - detikNews
Ambisi Versus Kekuatan Prabowo Kini Foto: Pool
Jakarta - Dua kali kalah di Pilpres tak membuat Prabowo Subianto ciut. Jelang Pilpres 2019, Prabowo terus menjaga ambisi untuk jadi RI 1. Tapi seperti apa sebenarnya realitas saat ini?

Setidaknya ada dua lembaga survei yang memetakan kekuatan elektabilitas Prabowo Subianto saat ini. Jelas sekali saingan Prabowo masih sama dengan yang mengalahkannya di Pilpres 2014 silam, Joko Widodo.

Hasil riset lembaga Median yang melakukan survei elektabilitas capres pada 14-22 September 2017 menunjukkan elektabilitas Jokowi masih di angka 36,2%, Prabowo Subianto berada di urutan kedua dengan elektabilitas 23,2%. Survei ini melibatkan 1.000 responden di seluruh provinsi di Indonesia. Metode survei menggunakan multistage random sampling dengan margin of error +/- 3,1% dan tingkat kepercayaan 95%. Quality control dilakukan terhadap 20% sampel yang ada.

Survei ini juga memunculkan kandidat alternatif di Pilpres 2019 mendatang. Antara lain Gubernur DKI Jakarta terpilih Anies Baswedan yang muncul dengan elektabilitas 4,4%, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo (2,8%), hingga Wapres Jusuf Kalla (2,6%).

Namun yang menarik, ternyata ada lebih dari 40% publik menginginkan capres alternatif. "Saat ini, terlihat publik menginginkan adanya alternatif figur kepemimpinan nasional selain Jokowi dan Prabowo. Bisa dilihat dari jumlah pemilih yang menjawab tidak ingin keduanya sebesar 40,6%. Ini lebih besar ketimbang pilihan terhadap Jokowi atau pilihan terhadap Prabowo," ujar Direktur Eksekutif Median Rico Marbun di Rumah Makan Bumbu Desa Cikini, Jakpus, Senin (2/10/2017).

Pada kisaran waktu survei yang hampir sama, Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) juga mengukur peta kekuatan capres secara nasional. Survei yang digelar pada 3-10 September 2017 dengan 1.220 responden yang dipilih secara acak ini menunjukkan elektabilitas Prabowo Subianto semakin tenggelam. Berdasarkan hasil top of mind, Jokowi meraih hasil 38,9%. Ia unggul jauh dari Prabowo, yang duduk di posisi ke-2, dengan persentase 12,0%.

SMRC juga menggelar survei dengan metode semiterbuka. Hasilnya, Jokowi lagi-lagi unggul dengan perolehan 45,6% dan Prabowo di posisi ke-2 dengan 18,7%.

SMRC mengambil kesimpulan posisi elektabilitas Prabowo tak mengalami kemajuan. "Dalam 3 tahun terakhir, bagaimanapun simulasinya, elektabilitas Jokowi cenderung naik dan belum ada penantang cukup berarti selain Prabowo. Prabowo pun cenderung tidak mengalami kemajuan," ujar Direktur Eksekutif SMRC Djayadi Hanan dalam jumpa pers di kantornya, Jl Cisadane, Jakpus, Kamis (5/10/2017).

Namun demikian Waketum Gerindra Fadli Zon yakin elektabilitas Prabowo akan bangkit pada saatnya nanti. Lalu akankah kebangkitan Prabowo mampu menjawab ambisinya yang tak pernah padam?
(van/tor)

Tidak ada komentar: