Survei tentang elektabilitas calon presiden jelang Pemilu 2019 tersebut, menunjukkan elektabilitas Joko Widodo atau Jokowi memperoleh angka 36,2%. Di urutan kedua Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan angka 23,2%.
Rico menjelaskan, dari hasil survei Median ada beberapa faktor yang menyebabkan elektabilitas Jokowi masih di bawah 50%, walaupun posisinya mengungguli Prabowo dan calon lainnya.
"Karena kita lihat masih ada problem yang dirasakan masyarakat, stress level-nya meningkatkan, masih ada keraguan publik bahwa Jokowi akan mampu menyelesaikan masalah dan isu-isu sensitif," kata dia.
Menurut Rico, publik ragu terhadap kemampuan petahana dalam menyelesaikan permasalahan hidup sehari-hari. Ada proporsi publik yang cukup besar, yang merasa Jokowi dianggap anti-Islam dan anti-ulama, serta Jokowi itu otoriter.
"Walaupun tidak dominan tetapi proporsinya cukup besar," Rico menandaskan.
Survei ini dilakukan 14 hingga 22 September 2017 dengan jumlah sampel 1.000 responden di seluruh Indonesia.
Sampel dipilih secara acak dengan teknik multistage random sampling, dan margin of error atau tingkat kesalahan +/-3,1 % pada tingkat kepercayaan 95%. Quality control dilakukan terhadap 20% sampel yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar