Bupati
Trenggalek, Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak memberi keterangan usai
mengunjungi kediaman Megawati, Jakarta, Sabtu (14/10). PDI Perjuangan
melakukan pertemuan tertutup membahas Pilkada Jawa Timur 2018.
(Liputan6.com/Herman Zakharia)
Liputan6.com, Jakarta -Emil Dardak
menjadi sosok yang tengah diperbincangkan. Ini lantaran Bupati
Trenggalek tersebut memutuskan untuk mendampingi Khofifah Indar
Parawansa maju dalam Pilkada Jatim 2018. Emil Dardak
merupakan politikus muda yang patut diperhitungkan. Mengawali karier
politiknya dengan bergabung ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
(PDIP), Emil dipercaya maju pada pemilihan kepala daerah Trenggalek pada
2015. Pilkada ini sekaligus menjadi pertarungan pertama Emil di pentas
demokrasi.
Saat itu, ia maju bersama Mochamad Nur Arifin untuk beradu strategi dengan petahana Kholik-Priyo Handoko.
Saat itu, ia disokong tujuh partai, yaitu Partai Demokrat, Partai
Amanat Nasional, Partai Golkar, Partai Gerakan Indonesia Raya, Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Hati Nurani Rakyat, dan Partai
Persatuan Pembangunan.
PDIP, sebagai penyokong kadernya, mengabadikan momen-momen penyerahan
dukungan kepada Emil Dardak. Dalam foto yang beredar, tampak Sekjen
PDIP Hasto Kristiyanto berdiri di samping Emil Dardak. Hasto yang
mengenakan kemeja merah dengan logo PDIP di sisi kirinya itu
mengacungkan jempol.
Pose yang sama diperagakan Emil Dardak. Suami artis Arumi Bachsin itu juga mengacungkan jempol. Keduanya mengembangkan senyum.
Emil Dardak saat bersama Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. (Liputan6.com/Istimewa)
Dalam proses Pilkada Trenggalek, pasangan Emil Dardak-Mochamad Nur
Arifin unggul. Pasangan itu mengalahkan petahana dengan memperoleh
292.248 suara atau sekitar 76,28 persen. Alhasil, keduanya pun memimpin
Trenggalek untuk periode 2015-2020.
Namun di tengah kepemimpinan, godaan lantas menghampirinya. Pria
kelahiran 33 tahun itu digadang-gadang maju dalam kontestasi yang lebih
tinggi, yaitu Pemilihan Gubernur Jawa Timur. PDIP sebagai partai
penyokong mewanti-wanti agar Emil mematuhi amanah Megawati Soekarnoputri
untuk tidak mencalonkan diri.
"Saya jamin Mas Emil Dardak tidak maju di Pilkada Jatim mendatang
dari partai lain," ujar Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Kusnadi di
Surabaya, Jumat, 20 Oktober 2017.
Seakan mengabaikan petuah sang Ketua Umum, Emil Dardak terus melangkah. Dia akhirnya memutuskan maju dalam Pilkada Jatim bersama Khofifah Indar Parawansa.
Terekam Bersama SBY
Langkahnya
pertama kali terekam dalam foto yang beredar. Dalam gambar itu,
terlihat Khofifah dan Emil mendapat surat rekomendasi dari SBY. Mereka
didampingi Gubernur Jawa Timur Soekarwo.
"Soal foto memang demikian adanya, tetapi soal 'resminya' dukungan
tersebut sebaiknya menunggu sampai adanya rekomendasi resmi yang
diterbitkan," kata Roy saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Selasa, 21 November 2017.
Beredar foto Ketum Demokrat Susilo bambang Yudhoyono bersama Khofifah dan Emil Dardak
Sehari setelahnya, Khofifah langsung bertandang ke markas Partai
Golkar di Slipi, Jakarta Barat. Khofifah yang tiba pukul 11.05 WIB,
turun dari mobil hitam berpelat RI 30 dan memakai baju serba kuning.
Kedatangan Khofifah guna penyerahan Surat Keputusan DPP Partai Golkar
tentang Persetujuan Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa
Timur Tahun 2018.
Selang 10 menit, Emil Dardak yang dipasangkan sebagai calon wakil
gubernur datang. "Nanti ya, nanti," ujar suami artis Arumi Bachsin itu.
Berbaju Serba Kuning, Khofifah Datangi Partai Golkar
Keputusan Emil Dardak yang membelot itu membuat PDIP sedikit "sewot". Ketua DPD PDIP Jawa Timur, Kusnadi, mengaku Emil belum kulonuwon atas keputusan tersebut.
"(Emil) Selonongboy-lah kalau bahasa Jakartanya," kata Kusnadi pada Liputan6.com, Rabu (22/11/2017).
Permintaan maaf resmi disampaikan PDIP kepada masyarakat Trenggalek
atas keputusan Emil Dardak itu. Permintaan maaf terbuka tersebut
tertuang dalam 14 poin pernyataan sikap PDIP yang disampaikan melalui
DPC maupun DPD PDIP Trenggalek.
"Ini menjadi pernyataan sikap resmi kami (PDIP) menyikapi semakin
kencangnya pemberitaan media massa terhadap Bupati Trenggalek Emil
Dardak dalam pusaran Pilkada Jawa Timur, beberapa hari terakhir," kata
Ketua DPC PDIP Trenggalek Doding Rahmadi seperti dikutip dari Antara, Rabu (22/11/2017).
Bahkan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut, sikap Emil Dardak
bagian dari cermin berpendidikan Barat. Emil Dardak diketahui
menghabiskan masa pendidikan S1 di Universitas New South Wales,
Australia. Sedangkan gelar S2 dan S3 didapatkan dari Ritsumeikan Asia
Pacific University, Jepang
"Sebagai seorang yang lama berpendidikan Barat, wajar jika memandang
proses kepemimpinan sebagai proses loncatan karier sebagai hak individu
sebagaimana diagungkan di Barat," kata Hasto Kristiyanto ketika
dihubungi Liputan6.com dengan nada menyindir.
Meski begitu, Hasto menegaskan, tiap warga negara memiliki hak
konstitusional untuk memilih dan dipilih. Karena itu, pilihan Emil
sah-sah saja.
"Sekarang kami serahkan sepenuhnya kepada masyarakat Trenggalek.
Biarkan rakyat yang menilai, sebab rakyatlah berdaulat di dalam memilih
pemimpin," ujar Hasto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar