Jumat, 23 Februari 2018

Survei Median: Elektabilitas Jokowi Turun karena Masalah Ekonomi

Kompas.com - 22/02/2018, 18:40 WIB
Presiden Joko Widodo saat singgah di kedai kopi Aming Coffee di Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (28/12/2017) malam.
Presiden Joko Widodo saat singgah di kedai kopi Aming Coffee di Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (28/12/2017) malam. (Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden)
JAKARTA, KOMPAS.com - Elektabilitas Presiden Joko Widodo sebagai petahana mengalami penurunan. Hal ini terlihat dari hasil survei Media Survei Nasional (Median) 1-9 Februari 2018.
Responden yang memilih Jokowi hanya 35 persen. Padahal, pada survei Oktober 2017 lalu, elektabilitas Jokowi masih di angka 36,2 persen.
Pada survei sebelumnya, April 2017, elektabilitas Jokowi masih mencapai 36,9 persen.
"Suara Jokowi secara konsisten mengalami penurunan tipis dari bulan ke bulan," kata Rico saat merilis hasil surveinya di Jakarta, Kamis (22/2/2018).
Rico menyebutkan, menurunnya elektabilitas Jokowi karena permasalahan ekonomi yang dirasakan masyarakat. Faktor ekonomi ini juga diukur melalui survei.
Pada survei Oktober 2017, sebesar 36,2 persen responden meyakini Jokowi tidak mampu menyelesaikan masalah ekonomi.

Dalam survei Februari 2018, angka responden yang yakin Jokowi tak mampu menyelesaikan permasalahan ekonomi meningkat menjadi 37,9 persen.
"Ini sudah lampu kuning bagi Jokowi, kalau terus didiamkan bisa lampu merah," ucap Rico.
Masih berdasarkan survei Median, masalah ekonomi juga menjadi masalah yang paling meresahkan publik.
Kesenjangan ekonomi Indonesia menjadi hal yang paling banyak dikhawatirkan responden (15,6 persen).
Selanjutnya, responden juga mengaku resah dengan harga kebutuhan pokok yang tinggi (13,1 persen) dan tarif listrik yang tinggi (9,7 persen).
"Tema kesulitan ekonomi, tema naiknya barang-barang pokok, tema mahalnya harga listrik itu adalah tema yang konsisten yang publik menganggap Pak Jokowi belum berhasil menyelesaikan masalah itu," ujar Rico.

Rico menyarankan Jokowi melakukan pembenahan di bidang ekonomi agar elektabilitasnya tetap terjaga.
Sebab, disaat elektabilitas Jokowi menurun, elektabilitas para penantangnya justru mengalami kenaikan.
Setidaknya, ada tiga tokoh alternatif yang mengalami kenaikan elektabilitas, yakni Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo ke angka 5,5 persen, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ke 4,5 persen dan Komandan Satgas Pemenangan Pemilu Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono ke 3,3 persen.
Populasi dalam survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih. Sampel berjumlah 1000 responden, dengan margin of error kurang lebih 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel dipilih secara random dengan teknik Multi-stage Random Sampling.

Tidak ada komentar: