Senin, 02 April 2018

PKB Bisa Tarik Dukungan jika Muhaimin Gagal Jadi Cawapres Jokowi

Reporter:Arkhelaus Wisnu Triyogo
Editor:Kukuh S. Wibowo
Presiden Joko Widodo (tengah) berjalan bersama tamu undangan Muhaimin Iskandar turun dari Skytrain sebelum peresmian pengoperasian kereta bandara di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, 2 Januari 2018. Jokowi dijaga oleh sejumlah paspampres yang mengenakan pakaian kasual. ANTARA FOTO/Rosa Panggabean
Presiden Joko Widodo (tengah) berjalan bersama tamu undangan Muhaimin Iskandar turun dari Skytrain sebelum peresmian pengoperasian kereta bandara di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, 2 Januari 2018. Jokowi dijaga oleh sejumlah paspampres yang mengenakan pakaian kasual. ANTARA FOTO/Rosa Panggabean
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB Jazilul Fawaid mengungkapkan hasil pembicaraan Ketua Umum Muhaimin Iskandar dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jumat pekan lalu.
Menurut Jazilul, pertemuan tersebut untuk membahas kelanjutan koalisi antara PKB dan pemerintah. "Pada intinya, bagus. Artinya, komunikasinya cair, mendialogkan secara santai terkait dengan kelanjutan koalisi," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 26 Maret 2018.

Meski komunikasinya cair, kata Jazilul, PKB belum tentu segera mendeklarasikan dukungan terhadap Jokowi. Namun dia optimistis PKB bakal melanjutkan koalisi dengan Jokowi. "Kalau misal terjadi komunikasi yang intensif, bisa jadi," ujarnya.
Syarat agar koalisi tetap berlangsung, kata dia, PKB mengajukan Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin, sebagai cawapres Jokowi. Jazilul membuka kemungkinan menarik dukungan terhadap Jokowi jika tak menggandeng Cak Imin sebagai cawapres. "Ya, (Cak Imin) nyapres. Kalau nyapres, artinya kita bertanding," ucapnya.


Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan partainya belum tentu mendorong Cak Imin sebagai cawapres Jokowi . Menurut dia, meski Cak Imin sekarang menjadi Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), masih ada hal lain yang dipertimbangkan.
Hasto tidak memungkiri jika jabatan Wakil Ketua MPR bisa mendongkrak elektabilitas Muhaimin. Namun, kata dia, elektabilitas bukan faktor segalanya dalam menentukan calon presiden atau calon wakil presiden.

Tidak ada komentar: