Taufiq Effendi Pindah ke Gerindra
Penulis : Iman Firdaus - Editor : Dzikry Subhanie | Senin, 22 April 2013 14:34:18 |
NAMA mantan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara itu tercantum dalam 560 caleg dari Partai Gerindra. untuk daerah pemilihan Kalimantan Selatan. Taufiq memang sudah lama akrab dengan sejumlah elite Gerindra.
JurnalParlemen/Andri Nurdriansyah
Jakarta - Wakil
Ketua Komisi II Taufiq Effendi, yang sebelumnya sebagai kader Partai
Demokrat, pindah ke Partai Gerindra. Nama mantan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (2004-2009) itu tercantum dalam
560 caleg dari Partai Gerindra. untuk daerah pemilihan Kalimantan
Selatan.Taufiq memang sudah lama akrab dengan sejumlah elite Gerindra. Saat pengesahan DPD Gerindra Kalimantan Selatan, Taufiq hadir sebagai tokoh masyarakat.
Setelah melalui seleksi panjang dan melelahkan, dari kurang lebih 2.800 calon Gerindra menyaring jadi 560. Menurut Sekjen Ahmad Muzani, caleg dari Gerindra berasal dari banyak kalangan, selain dua mantan menteri yakni Freddy Numberi dan Taufiq Effendi, juga ada atlet seperti petinju M Rahman, pembalap Moreno Soeprapto, mantan sprinter Purnomo, dan artis senior Iis Sugianto. "Penting merekrut tokoh untuk popularitas," kata Muzani, Senin (22/4).
Sementara, dari 26 anggota legislatif, ada dua anggota yang tidak mencalonkan lagi. "Karena alasan kesehatan dan lainnya," kata Muzani seraya mengatakan Partai Gerindra menargetkan meraih suara sebanyak-banyaknya.
Ashanty batal nyaleg, Anang Hermansyah maju lewat PAN
Reporter : Randy Ferdi Firdaus, Rabu, 24 April 2013 15:59:16
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Viva Yoga Mauladi menyatakan, hanya Anang yang masuk ke dalam Daftar Caleg Sementara (DCS) yang diserahkan PAN kepada KPU.
Penembang lagu Separuh Jiwaku Pergi itu tercatat dalam daerah pemilihan (Dapil) Jawa Timur (Jatim) 4 yang meliputi wilayah Jember dan Lumajang.
"Anang Hermansyah saja yang caleg di dapil jatim 4. Ashanty enggaklah," jelas Viva saat dikonfirmasi, Rabu (24/4).
Kata PDIP Soal Pencalonan Prita Mulyasari
TEMPO.CO, Tangerang - Ketua Dewan Pimpinan Daerah PDI Perjuangan Provinsi Banten Ribka Tjiptaning mengatakan masuknya Prita Mulyasari sebagai calon anggota DPR menambah
kuota calon legislator perempuan di partai berlambang kepala banteng
moncong putih tersebut. "Kuota perempuan PDIP telah mencapai 32 persen,”
katanya saat dihubungi Tempo, Selasa malam, 23 April 2013.
Menurut Ribka, munculnya nama Prita tidak datang begitu saja,
melainkan melalui proses perekrutan dan penjaringan bakal calon
legislator. "Kami memang melakukan perekrutan dari internal partai dan
eksternal partai,” katanya. Dari eksternal, kata dia, PDIP menjaring
calon dari berbagai profesi, seperti pengusaha, aktivis perempuan, LSM,
dan organisasi kemasyarakatan lainnya. ”Intinya, kami sangat terbuka,
siapa yang mau dan mampu.”Semua bakal calon legislator yang lolos proses penjaringan dan seleksi, menurut Ribka, diberi kebebasan untuk memilih, apakah ingin mencalonkan diri sebagai anggota DPRD kota/kabupaten, DPRD provinsi, atau DPR. »Prita ternyata maunya di DPR RI, ya monggo kami beri kebebasan,” katanya.
Prita sudah resmi mendaftarkan diri ke KPU pusat kemarin dan mendapat nomor urut 3. Ibu tiga anak yang pernah tersandung hukum karena surat elektroniknya yang berisi kritik terhadap sebuah rumah sakit menyebar luas di Internet ini mewakili Daerah Pemilihan Banten III, meliputi Kota Tangerang, Tangerang Selatan, dan Kabupaten Tangerang.
Mantan bandit legendaris Johnny Indo jadi caleg NasDem
Mantan bandit Johnny Indo jadi caleg
Maju sebagai calon anggota DPR dari daerah Sukabumi, Johnny bilang ini untuk mengisi hari tua.
MERDEKA.COM. Nama Johnny Indo dulu sangat
populer di lembah hitam. Setelah meninggalkan dunia kriminal dia menjadi
artis. Kini, Johnny Indo masuk politik.
Johnny Indo ikut mendaftar sebagai caleg dari Partai NasDem. Sosoknya hadir di saat partai besutan Surya Paloh itu menyerahkan daftar caleg sementara ke Komisi Pemilihan Umum hari ini.
"Alhamdulillah sehat. Saya juga daftar caleg Partai NasDem. Dari daerah pemilihan Sukabumi," kata Johnny kepada merdeka.com di Gedung KPU, Jakarta, Senin (22/4).
Kepada merdeka.com Johnny mengatakan dia terlebih dulu masuk organisasi Nasional Demokrat, lantas mendaftar menjadi anggota Partai NasDem. Dia mengatakan menjadi Ketua Bidang Beladiri Baret DPP Partai NasDem.
"Saya membawahi olahraga pencak silat," ujar Johnny.
Johnny mengatakan meski umurnya sudah tidak muda lagi, semangatnya masih menyala dalam bidang politik. Dia mengaku saat ini tinggal di Cibedug, Bogor, Jawa Barat. Johnny mengatakan, jalur politik adalah harapan terakhirnya buat mengisi masa tua.
"Yah saya kan sudah tua, mau apa lagi. Semoga ini bisa masuk lah. Nanti kalau saya jadi, kamu saya undang," lanjut Johnny.
Dulu, Johnny Indo sempat ditahan di LP Nusakambangan karena perampokan toko emas di Cikini. Johnny juga sempat melarikan diri dari penjara Nusakambangan yang ganas namun kembali tertangkap.
Penulis : Kris R Mada | Senin, 22 April 2013 | 14:59 WIBJohnny Indo ikut mendaftar sebagai caleg dari Partai NasDem. Sosoknya hadir di saat partai besutan Surya Paloh itu menyerahkan daftar caleg sementara ke Komisi Pemilihan Umum hari ini.
"Alhamdulillah sehat. Saya juga daftar caleg Partai NasDem. Dari daerah pemilihan Sukabumi," kata Johnny kepada merdeka.com di Gedung KPU, Jakarta, Senin (22/4).
Kepada merdeka.com Johnny mengatakan dia terlebih dulu masuk organisasi Nasional Demokrat, lantas mendaftar menjadi anggota Partai NasDem. Dia mengatakan menjadi Ketua Bidang Beladiri Baret DPP Partai NasDem.
"Saya membawahi olahraga pencak silat," ujar Johnny.
Johnny mengatakan meski umurnya sudah tidak muda lagi, semangatnya masih menyala dalam bidang politik. Dia mengaku saat ini tinggal di Cibedug, Bogor, Jawa Barat. Johnny mengatakan, jalur politik adalah harapan terakhirnya buat mengisi masa tua.
"Yah saya kan sudah tua, mau apa lagi. Semoga ini bisa masuk lah. Nanti kalau saya jadi, kamu saya undang," lanjut Johnny.
Dulu, Johnny Indo sempat ditahan di LP Nusakambangan karena perampokan toko emas di Cikini. Johnny juga sempat melarikan diri dari penjara Nusakambangan yang ganas namun kembali tertangkap.
Kompas/Kris R Mada
JAKARTA, KOMPAS.com — Partai
Keadilan Sejahtera (PKS) mendaftarkan pendeta sebagai calon anggota
legislatif pada Pemilu 2014. Partai itu juga mencalonkan beberapa orang
non-Muslim di Indonesia timur.
Sekretaris Jenderal PKS Taufik Ridho mengatakan, caleg pendeta ada di Sulawesi. Tercatat pendeta yang menjadi caleg PKS berada di Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, dan sebagian Sulawesi Selatan. "Kebutuhan daerah pemilihan sana memang seperti itu," ujarnya, Senin (22/4/2013), di Jakarta.
Para pendeta itu menjadi caleg untuk DPRD provinsi atau kabupaten/kota setempat. Belum ada pendeta menjadi caleg PKS untuk DPR.
Namun, di Papua ada caleg non-Muslim untuk DPR. "Ada satu atau dua orang untuk dapil Papua dan Papua Barat," ujarnya.
PKS mengusung 487 caleg untuk DPR dalam Pemilu 2014. Hampir semua anggota fraksi PKS saat ini dicalonkan lagi.
Pendeta jadi Caleg PKS
Sekretaris Jenderal PKS, Taufik Ridho (kanan) memberikan keterangan pers, Senin (22/4/2013) di Jakarta.
Sekretaris Jenderal PKS Taufik Ridho mengatakan, caleg pendeta ada di Sulawesi. Tercatat pendeta yang menjadi caleg PKS berada di Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, dan sebagian Sulawesi Selatan. "Kebutuhan daerah pemilihan sana memang seperti itu," ujarnya, Senin (22/4/2013), di Jakarta.
Para pendeta itu menjadi caleg untuk DPRD provinsi atau kabupaten/kota setempat. Belum ada pendeta menjadi caleg PKS untuk DPR.
Namun, di Papua ada caleg non-Muslim untuk DPR. "Ada satu atau dua orang untuk dapil Papua dan Papua Barat," ujarnya.
PKS mengusung 487 caleg untuk DPR dalam Pemilu 2014. Hampir semua anggota fraksi PKS saat ini dicalonkan lagi.
Editor :
Agus Mulyadi
Mengenal Cara Kerja Teknologi Quick Count
www.inilah.comon
Inilah.com
Oleh: Nur Ikhsan Suryakusumah
Teknologi - Rabu, 11 Juli 2012 | 13:30 WIB
Quick
Count adalah metode verifikasi hasil pemilihan umum, yang datanya
diperoleh dari sampel di lapangan. Berbeda dengan teknologi pooling,
sampel tidak diperoleh dari para responden yang ditanyai satu per satu,
melainkan diperoleh dari hasil rekap resmi di lapangan.
Lalu, apa saja teknologi yang digunakan untuk mensukseskan sebuah penghitungan Quick Count? Jawabnya tergantung masing-masing lembaga. Namun, teknologi Short Message Service (SMS) cukup populer digunakan oleh lembaga-lembaga penghitung Quick Count.
Sekedar tambahan, dahulu teknologi ini bukanlah bernama Quick Count, tetapi Paralel Vote Tabulation atau tabulasi suara pemilih secara paralel.
Nah, sekarang pertanyaannya bagaimana cara memanfaatkan teknologi Quick Count ini untuk diaplikasikan di lapangan? Berikut ini adalah kutipan cara kerja Quick Count yang umum dilakukan oleh para lembaga survei:
1. Mempersiapkan perangkat serta sistem pendukung untuk bisa memberikan data secara cepat ke pusat pengolah data lembaga survei yang melakukan metode Quick Count ini. Perangkat ini mulai dari komputer untuk meng-input-kan data hingga ponsel untuk mengirim SMS hasil pemilu ke server tempat menerima data.
2. Pemilihan TPS sebagai tempat pengambilan data. TPS yang di ambil secara acak berdasarkan pertimbangan jumlah penduduk, jumlah pemilih terbaru, penyebarannya pemilih seperti tersebar dalam berapa kelurahan, dan sebagainya. Singkatnya, proporsional kalau pemilih banyak lokasi sampel (TPS) yang diambil pun banyak serta mewakili karakteristik populasi.
3. Mempersiapkan relawan untuk mengambil sampel dan meng-input-kannya ke sistem data. Jumlah relawan ini cukup banyak untuk mengambil data dari TPS yang telah dipilih.
4. Data yang telah didapat akan diolah di pusat data dengan menerapan ilmu stasistik, dari olahan data inilah lembaga survei bisa menghitung secara cepat siapa pemenang pemilu.
Jika kita lihat dari cara kerja Quick Count, kita dapat mengartikan bahwa hasil perhitungan Quick Count bukanlah hasil perhitungan dari seluruh TPS yang melakukan pemungutan suara, melainkan dengan menggunakan prinsip ilmu statistika.
Jadi, lembaga survei yang menyelenggarakan Quick Count ini hanya mengambil sampel dari sekian banyak TPS yang ada dan diambil dari TPS yang memiliki jumlah populasi yang banyak dan berbagi pertimbangan lainnya.
Walaupun hasil Quick Count ini tidak pernah tepat dan pasti, tetapi hasil dari Quick Count (yang diselenggarakan oleh lembaga survei yang capable dan jujur) tidak pernah meleset dari siapa yang memenangkan dari pemilihan umum tersebut.
Lalu, apa saja teknologi yang digunakan untuk mensukseskan sebuah penghitungan Quick Count? Jawabnya tergantung masing-masing lembaga. Namun, teknologi Short Message Service (SMS) cukup populer digunakan oleh lembaga-lembaga penghitung Quick Count.
Sekedar tambahan, dahulu teknologi ini bukanlah bernama Quick Count, tetapi Paralel Vote Tabulation atau tabulasi suara pemilih secara paralel.
Nah, sekarang pertanyaannya bagaimana cara memanfaatkan teknologi Quick Count ini untuk diaplikasikan di lapangan? Berikut ini adalah kutipan cara kerja Quick Count yang umum dilakukan oleh para lembaga survei:
1. Mempersiapkan perangkat serta sistem pendukung untuk bisa memberikan data secara cepat ke pusat pengolah data lembaga survei yang melakukan metode Quick Count ini. Perangkat ini mulai dari komputer untuk meng-input-kan data hingga ponsel untuk mengirim SMS hasil pemilu ke server tempat menerima data.
2. Pemilihan TPS sebagai tempat pengambilan data. TPS yang di ambil secara acak berdasarkan pertimbangan jumlah penduduk, jumlah pemilih terbaru, penyebarannya pemilih seperti tersebar dalam berapa kelurahan, dan sebagainya. Singkatnya, proporsional kalau pemilih banyak lokasi sampel (TPS) yang diambil pun banyak serta mewakili karakteristik populasi.
3. Mempersiapkan relawan untuk mengambil sampel dan meng-input-kannya ke sistem data. Jumlah relawan ini cukup banyak untuk mengambil data dari TPS yang telah dipilih.
4. Data yang telah didapat akan diolah di pusat data dengan menerapan ilmu stasistik, dari olahan data inilah lembaga survei bisa menghitung secara cepat siapa pemenang pemilu.
Jika kita lihat dari cara kerja Quick Count, kita dapat mengartikan bahwa hasil perhitungan Quick Count bukanlah hasil perhitungan dari seluruh TPS yang melakukan pemungutan suara, melainkan dengan menggunakan prinsip ilmu statistika.
Jadi, lembaga survei yang menyelenggarakan Quick Count ini hanya mengambil sampel dari sekian banyak TPS yang ada dan diambil dari TPS yang memiliki jumlah populasi yang banyak dan berbagi pertimbangan lainnya.
Walaupun hasil Quick Count ini tidak pernah tepat dan pasti, tetapi hasil dari Quick Count (yang diselenggarakan oleh lembaga survei yang capable dan jujur) tidak pernah meleset dari siapa yang memenangkan dari pemilihan umum tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar