Senin, 15 April 2013

Ujian Nasional di 11 provinsi diundur

Antara/Dhoni Setiawan

Mendikbud berkilah bahwa 1 dari 6 pencetak soal gagal menyelesaikan pekerjaannya. 5 ribu sekolah terimbas

5.109 Sekolah Batal Ujian Nasional Hari Ini

TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksanaan ujian nasional untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah dan Sekolah Menengah Kejuruan di 11 provinsi diundur menjadi Kamis, 18 April 2013. »Penyebabnya, satu dari enam perusahaan pencetak soal ujian nasional, yakni PT Ghalia Indonesia Printing, belum selesai pekerjaannya,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh di kantornya, kemarin.
Seharusnya ujian nasional diselenggarakan serentak hari ini. Sebelas provinsi yang terkena penundaan itu adalah Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Di daerah ini terdapat 3.601 SMA/MA dan 1.508 SMK.

Video: Mendikbud M Nuh Minta Maaf
Akibat pergeseran ini, jadwal mata pelajaran yang diujikan juga berubah. Begitu pula dengan ujian susulan yang tadinya digelar 22 April, diundur menjadi 29 April 2013. »Kami meminta maaf atas kesalahan teknis ini,” ujar Nuh. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, lanjut Nuh, memerintahkan agar dilakukan investigasi atas keterlambatan ini.
Direktur PT Ghalia Indonesia Printing, Hamzah Lukman mengaku salah perhitungan. »Kalau mencetak saja sudah selesai,” katanya. Ternyata, lanjut dia, perusahaan juga harus memasukkan soal itu ke dalam kotak yang akan didistribusikan ke rayon di setiap provinsi.
Karena setiap provinsi punya jenis soal dan jumlah peserta yang berbeda, perusahaan kesulitan memilah soal dan menghitung jumlahnya. Selain itu, lanjut Hamzah, perusahaan pernah meminta kelonggaran waktu pengerjaan selama 60 hari, namun kementerian hanya memberi 25 hari.
Gubernur Sulawesi Utara, Sinyo Harry Sarundajang mengimbau agar siswa memanfaatkan penundaan ujian nasional untuk memantapkan penguasaan pelajaran. »Jangan sampai mengganggu semangat belajar,” katanya.
Yanti, 16 tahun, siswa SMAN 9 Kendari, Sulawesi Tenggara menilai penyelenggara ujian nasional tidak serius. »Mereka pasti tahu kalau ujian nasional itu dilaksanakan setiap April,” ujarnya. Jeje (17), siswa SMAN 6 Puwatu, Kendari khawatir penundaan ujian nasional ini membuat pengumuman kelulusan molor dan berimbas pada seleksi masuk perguruan tinggi.

Tidak ada komentar: