Sabtu, 04 Januari 2014

Ayo bersama Prabowo

Ceramah di Ponpes Darussalam, Prabowo Kritik Pemerintah

Jumat, 03 Januari 2014, 23:38 WIB
Komentar : 0
Republika/Agung Supriyanto
Prabowo Subianto
Prabowo Subianto
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto memberikan kuliah umum di Pondok Pesantren Darussalam dan Institut Agama Islam Darussalam Ciamis, Jawa Barat, Jumat (3/1). Kuliah umum itu diikuti oleh sekitar seribu orang.
Mulai dari pembina, siswa, mahasiswa dan santri pondok pesantren tersebut. Dalam kuliah umum tersebut, Prabowo menyoroti sistem pemerintahan yang lemah, tidak efisien dan rawan terjadinya kasus korupsi.
"Saya tidak menjelekkan nama atau sebut nama. Anda tolong cermati, yang saya kritik adalah sistem yang kita semua bangun ini sangat lemah, tidak efisien dan terlalu banyak korupsi," kata Prabowo dalam keterangan tertulisnya, Jumat malam.
Prabowo juga menjelaskan soal kebocoran anggaran negara sebesar lebih dari Rp 1.000 triliun. Menurut dia, pembangunan akan sulit terjadi jika uangnya tidak ada. Ini lantaran terjadi kebocoran yang penggunaanya tidak untuk kepentingan rakyat.
"Kuncinya adalah pemerintah yang bersih yang mampu menutup kebocoran-kebocoran itu, dan kita gunakan sumber daya uang anggaran tersebut untuk pembangunan menuju Indonesia yang produktif bukan Indonesia yang konsumtif," kata Prabowo.
Dengan menutup kebocoran, ujarnya, maka bisa melakukan banyak hal dalam membangun bangsa ini. Prabowo juga mengingatkan kepada para tokoh yang hadir, khususnya tokoh agama agar dapat mengerti apa yang sedang dialami oleh rakyatnya.
Sat, 12 Oct 2013 23:08:04 GMT | By MULA-ANTARA

Prabowo Ajak Pemimpin Perbaiki Lembaga Negara

Sangatta (Antara) - Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto, mengajak semua pemimpin bangsa untuk memperbaiki lembaga negara dari budaya dan perbuatan tidak terpuji seperti korupsi.
Prabowo Ajak Pemimpin Perbaiki Lembaga Negara
Sangatta (Antara) - Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto, mengajak semua pemimpin bangsa untuk memperbaiki lembaga negara dari budaya dan perbuatan tidak terpuji seperti korupsi.

Menurut Prabowo Subianto, di Sangatta, Kutai Timur, Kaltim, Sabtu, tertangkapnya mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar, membuat rakyat Indonesia sangat prihatin dan sedih.

Oleh karena itu, dirinya mengajak semua pihak khususnya pada pemimpin untuk bersama-sama memperbaiki suasana budaya di lembaga-lembaga negara.

"Ini memprihatinkan, makanya kita harus unsur bertekad untuk mau memperbaiki lembaga negara dari budaya korupsi ini," kata Prabowo saat hadir di Sangatta, dalam rangka HUT Kutai Timur dan peresmian rumah layak huni oleh Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko.

Prabowo Subianto, yang juga Calon Presiden (Capres) 2014 itu mengatakan sudah menyiapkan program dan langkah-langkah untuk menghilangkan budaya korupsi itu, namun baru akan dilaksanakan jika dirinya terpilih menjadi Presiden RI 2014.

"Kita sudah siapkan langkah dan strategi untuk memperbaiki Indonesia jika nanti dipercaya rakyat," ujarnya Prabowo seraya mengatakan, kunjungan ke Kutai Timur bukan politis tapi diundang Panitia HUT ke-14 Kutai Timur dan urusan bisnis.

Ia mengatakan, di Kutai Timur dirinya memiliki sejumlah usaha di antaranya HPH dan konsesi tambang batu bara. "Selain itu, juga banyak kawan saya seperti Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak dan Bupati Kutai Timur Isran Noor," ujarnya. (ar)
Thu, 17 Oct 2013 14:46:52 GMT | By MULA-ANTARA

Prabowo Ajak Masyarakat Ponpes Berpolitik

Jakarta (Antara) - Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto, mengajak masyarakat yang tinggal di pondok pesantren (ponpes) untuk berperan serta dalam pembangunan politik nasional.
Prabowo Ajak Masyarakat Ponpes Berpolitik
Jakarta (Antara) - Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto, mengajak masyarakat yang tinggal di pondok pesantren (ponpes) untuk berperan serta dalam pembangunan politik nasional.

"Salah satu bentuk partisipasi itu adalah politik. Politiklah, yang sampai saat ini membawa kita untuk merealisasikan cara bagaimana kita bisa mengubah nasib," katanya dalam keterangan pers yang dirilis Media Center Prabowo Subianto di Jakarta, Kamis.

Prabowo mengemukakan hal itu saat menyerahkan bantuan dua ekor sapi kurban kepada Pondok Pesantren Darul Amal, Sukabumi, Jawa Barat, bersama mantan Dubes Indonesia untuk RRC Mayjen TNI (Purn) Sudrajat selaku pembina pondok pesantren tersebut pada Rabu (16/10).

Dalam kesempatan itu, Prabowo juga mengutip ayat dalam Al Quran yang berbunyi "Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum manakala kaum itu tidak berusaha untuk mengubah nasibnya sendiri".

Artinya, lanjut Prabowo, dalam konteks mengubah nasib yang bersumber dari ayat Al Quran tersebut menunjukkan bahwa sebaik-baik manusia adalah manusia yang berguna bagi manusia lain dan manusia yang berjuang untuk hal yang lebih besar dari dirinya sendiri.

"Karena itu, kita harus hargai orang-orang yang mau dan sanggup untuk berpolitik. Menawarkan diri untuk mengabdi kepada rakyat, itulah arti sebenarnya dari politik," jelasnya.

Ia menjelaskan yang menjadi tugas bangsa Indonesia sebagai rakyat adalah bagaimana masyarakat bisa memilih pemimpin-pemimpin politik yang baik dan mengutamakan kepentingan rakyat melebihi kepentingan pribadi dan golongannya.

"Masa depan Indonesia harus ditentukan oleh seluruh rakyat Indonesia. Jangan mau kalau hanya ditentukan oleh segelintir elite di Jakarta. Rakyat harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Indonesia adalah negara yang besar, negara yang sangat kaya tapi rakyat kita masih banyak yang miskin," ujarnya.

Ia menambahkan sejak dirinya menjadi anggota TNI dan melakukan latihan militer di daerah Jampang Kulon Sukabumi beberapa tahun lalu, ia melihat kondisinya masih sama seperti dulu dengan sekarang.

Hal itu terjadi karena kekayaan yang ada di kawasan Sukabumi ini tidak digunakan dengan efisien dan tidak digunakan dengan baik.

Berdasarkan data yang dimilikinya, Indonesia rugi tiap tahun Rp1.000 triliun dan ada segelintir elite yang mencuri uang rakyat, dan uang itu digunakan membeli dukungan politik yang melanggengkan kekuasaannya.

"Makanya rakyat kita sampai kapanpun akan tetap miskin, jika tidak ada perubahan. Intinya adalah rakyat harus memilih, mau terus seperti ini, terus miskin di tengah-tengah melimpahnya kekayaan bangsa kita, atau bangkit membangun Indonesia yang jauh lebih baik," ucapnya.(rr)

Tidak ada komentar: