Senin, 07 April 2014

Prabowo Bukan Lawan Ringan, Jokowi Jangan Merasa Kuat

Senin, 17 Maret 2014 | 09:47 WIB
TRIBUNNEWS/BIAN HARNANSA/HERUDIN Prabowo Subianto (kiri) dan Joko Widodo (kanan)

JAKARTA, KOMPAS.com
 — Pengamat politik Burhanuddin Muhtadi mengatakan, bakal calon presiden PDI Perjuangan, Joko Widodo alias Jokowi, memang menjadi kandidat terkuat dalam sejumlah survei calon presiden. Namun, ia menekankan, Jokowi dan PDI-P yang berada di atas angin tak boleh merasa menang.

Burhan memprediksi, pasca-pencapresan Jokowi, pertarungan akan mengerucut pada dua nama. Di antara sederet nama yang sudah mendeklarasikan diri sebagai bakal calon presiden, Prabowo Subianto, yang akan diusung Partai Gerindra, menjadi lawan terberat Jokowi.

"Pertarungan akan mengerucut dua calon, Jokowi dan Prabowo. Bukannya menyepelekan Aburizal Bakrie. Namun, perkembangan terakhir, ada persoalan di internal Golkar yang membuatnya semakin sulit bertarung dengan Jokowi dan Prabowo," kata Burhan, saat dihubungi Kompas.com, Senin (17/3/2014) pagi.

Menurut Burhan, kunci kemenangan Jokowi adalah siapa calon wakil presiden yang akan mendampinginya. Burhan memprediksi bahwa ada empat kelompok yang akan memperebutkan posisi calon wakil presiden untuk mendampingi Jokowi. Pertama, dari internal PDI-P. Kedua, dari kalangan eksternal. Ketiga dari kalangan militer. Keempat, dari kalangan pengusaha.

"Jokowi tidak bisa memosisikan dirinya kuat dan pasti menang. Prabowo bukan lawan ringan. Jokowi bisa terpeleset kalau pasangannya tidak sesuai ekspektasi publik. Termasuk kapan cawapres Jokowi diumumkan, itu harus diperhitungkan karena bisa memengaruhi persepsi publik," paparnya.

Burhan menambahkan, Gerindra saat ini tak bisa lagi dipandang sebagai partai papan tengah. Jika pertarungan mengerucut pada Jokowi dan Prabowo, maka akan terlihat perbedaan kontras di antara dua sosok ini. Hal ini, menurutnya, akan lebih memudahkan pemilih menentukan pilihannya.

Sementara itu, pasca-pencapresan Jokowi, Burhan juga menduga bahwa serangan politik terhadap Gubernur DKI Jakarta itu akan semakin gencar. Salah satu isu yang diangkat adalah komitmen memenuhi janji dan etika politik. Jokowi baru sekitar 1,5 tahun menjabat sebagai Gubernur DKI. Ia memutuskan untuk maju sebagai calon presiden, yang akan diusung oleh PDI-P.

Tidak ada komentar: