Selasa, 03 Juni 2014

Klarifikasi Ahok tentang Adik Prabowo Gelontorkan Rp52,5 Miliar Untuk Jokowi, Jokowi Merasa Tak Punya Utang Budi

Ahok: Iklan Pilgub DKI Banyak Tampilkan Prabowo

Rabu, 4 Juni 2014 | 18:53 WIB
Henry Lopulalan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjawab pertanyaan awak media menanggapi soal pemberian mandat kepada Gubenur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) sebagai capres dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), di kantornya, Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (14/3/2014). Warta 
 
JAKARTA, KOMPAS.com — Uang kampanye calon gubernur-calon wakil gubernur Joko Widodo-Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama pada Pemilu Gubernur DKI Jakarta 2012 senilai Rp 52 miliar lebih banyak dihabiskan untuk iklan televisi yang banyak menampilkan sosok Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto. Uang itu bersumber dari adik Prabowo, Hashim Djojohadikusumo.

Demikian dugaan yang disampaikan Ahok, yang juga Plt Gubernur DKI Jakarta, kepada wartawan di Balaikota, Jakarta, Rabu (4/6/2014).

"Jadi ada iklan Pak Prabowo, terus Pak Jokowi sekelibat lewat. Makanya Pak Jokowi tidak merasa itu bantu dia. Pak Jokowi malah minta stop. Dia tidak mau ada iklan di TV," katanya.

Menurut dia, alokasi dana itu tidak pernah ada dalam rekening yang ia dan Jokowi daftarkan ke KPUD DKI Jakarta. Tak hanya itu, ia juga berujar saat Pilkada 2012 yang lalu, tidak ada satu pun iklan televisi yang mengajak masyarakat untuk memilih Jokowi-Ahok yang merupakan pasangan nomor urut 3.

"Itu kan cuma iklannya Pak Prabowo yang ada gambar pasar, terus ada saya dan Pak Jokowi. Makanya Jokowi tidak mengakui dia menghabiskan dana karena menurutnya itu kan iklannya Prabowo. Saya sih ngomong apa adanya," ujar Ahok.

"Tapi ya saya tidak tahu juga kalau dari Pak Hashim. Bisa jadi kan dia beriklan di TV supaya Jokowi-Ahok terpilih. Persepsinya beda lagi. Jadi susah memang kalau mau mempertemukan dua pihak yang sudah bersaing begitu," tambahnya.

Seperti diberitakan, Hashim mengatakan bahwa ia merasa dibohongi Jokowi selama 1,5 tahun terakhir. Ia mengatakan, Jokowi mengaku tidak dapat dukungan biaya selama Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta. Karena itulah, ia mengucurkan dana Rp 52 miliar untuk mantan Wali Kota Surakarta itu.

Jokowi sendiri membantah pernyataan tersebut. Ia pun mengaku heran terhadap pernyataan Hashim. Ia bertanya, mengapa ia baru mempertanyakan hal tersebut sekarang. "Lagi pula kan wajib keluar dong karena kan dukungnya Jokowi-Ahok. Kayak dari saya juga ndak keluar duit saja. Saya pribadi dan partai juga keluar banyak," ucapnya.
Tribunnews/JEPRIMA
Jokowi Merasa Tak Punya Utang Budi Dengan Adik Prabowo Subianto
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo adik kandung Prabowo Subianto
RIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon presiden Joko Widodo menampik tuduhan adik Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, yang mengaku mengeluarkan Rp 52 miliar untuk pencalonan Jokowi sebagai gubernur DKI Jakarta.

"itu sudah dibantah sama Pak Ahok juga, kan. Uang yang masuk ke dalam rekening kita itu Rp 6 miliar," ujarnya di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (2/6/2014) malam.

Kendati demikian, Jokowi mengatakan bisa saja Wakil Ketua DPP Gerindra itu benar-benar mengeluarkan uang dalam jumlah tersebut. Namun, penggunaan uang tersebut tanpa sepengetahuan dirinya.

"Bisa saja  mengampanyekan kita (Jokowi-Basuki) di luar. Jangan sampai itu untuk iklan, bukan iklan kita, kemudian diklaim lagi," ujarnya.

Di sisi lain, Jokowi mengaku heran terhadap pernyataan Hashim. Mengapa baru sekarang Hashim mempertanyakan hal tersebut?

Sebab, dia mengeluarkan uang kampanye tersebut pun untuk memopulerkan sosok Basuki Tjahaja Purnama, pria yang diusung Gerindra sebagai wakil gubernur DKI Jakarta.

"Lagi pula kan wajib keluar dong karena kan dukungnya Jokowi-Ahok. Kayak dari saya juga ndak keluar duit saja. Saya pribadi dan partai juga keluar banyak," ucapnya.

Oleh sebab itu, Jokowi merasa tidak memiliki utang budi terhadap siapa pun dalam Pilgub DKI Jakarta 2012 lalu. Jokowi pun memastikan, komunikasi antara ia dan Hashim sangat baik.

Sebelumnya diberitakan, Hashim Djojohadikusumo merasa dibohongi Joko Widodo selama 1,5 tahun. Hashim mengatakan, Jokowi mengaku tidak dapat dukungan biaya selama Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta.

"Maaf ya, saya buka saja, saya sudah dibohongi Jokowi satu setengah tahun. Saya kenal Jokowi sejak 2008, yang biayai Jokowi kampanye (pilgub) itu saya, 90 persen. Saya habis Rp 52 miliar," kata Hashim dalam acara bertajuk Diskusi Publik Gereja Mendengarkan Visi-Misi Capres di Sekolah Tinggi Teologi Jakarta (STTJ), Senin (2/6/2014)
Adik Prabowo Gelontorkan Rp52,5 Miliar Untuk Jokowi
Mon, 02 Jun 2014 21:57:17 GMT | By MULA-ANTARA
Jakarta (Antara) - Hashim S.Djojohadikusumo, adik kandung Prabowo Subianto, mengklaim telah menggelontorkan uang senilai Rp52,5 miliar untuk membiayai kampanye Joko Widodo (Jokowi) dalam bursa Pemilihan Gubernur DKI Jakarta beberapa tahun silam.
Jakarta (Antara) - Hashim S.Djojohadikusumo, adik kandung Prabowo Subianto, mengklaim telah menggelontorkan uang senilai Rp52,5 miliar untuk membiayai kampanye Joko Widodo (Jokowi) dalam bursa Pemilihan Gubernur DKI Jakarta beberapa tahun silam.

"Yang membiayai kendaraan kampanye Jokowi itu saya 90 persen. Saya hitung 52,5 miliar keluar dari kantong saya," kata Hashim di sela-sela diskusi bertajuk Gereja Mendengar Visi-Misi Capres 2014 yang diselenggarakan Persatuan Gereja Indonesia (PGI) di Jakarta, Senin.

Hashim menyebut kala itu Jokowi mendatangi dirinya satu-dua kali dalam seminggu selama dua-tiga bulan. Menurut Hashim waktu itu Jokowi mengatakan hanya Hashim lah yang bisa membantu dukungan pendanaan kampanye.

"Jadi saya sudah dibohongi Joko Widodo selama satu setengah tahun ini. Ini kenyataan, demi tuhan Yesus Kristus, cuma demi tuhan saya mengatakan ini," tegas Hashim dengan nada tinggi.

Seluruh pernyataan Hashim itu dilontarkannya karena Hashim menilai juru bicara kubu Jokowi-JK yakni Luhut Pandjaitan yang hadir dalam diskusi itu telah menyerang karakter Prabowo Subianto.

Luhut dalam diskusi itu menyatakan Indonesia harus dipimpin oleh presiden yang tidak temperamental. Meskipun Luhut tidak menyebut langsung Prabowo temperamental, tapi Hashim tetap mengatakan Luhut menyerang karakter kakak kandungnya.

"Karena sudah ada yang memulai menyerang karakter, jadi saya juga mau mulai berbicara mengenai karakter orang," kata Hashim. Hashim lalu menyebut yang membawa Jokowi ke Jakarta (menuju kontestasi Pilgub) adalah Prabowo Subianto. Prabowo, kata Hashim, meyakinkan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri untuk mendukung Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta.

PGI menggelar diskusi bertajuk "Gereja Mendengar Visi-Misi Capres 2014" untuk mengetahui secara jelas visi dan misi pasangan capres-cawapres yang ada saat ini. Ketua Umum PGI Andreas mengharapkan paparan visi-misi itu dapat memberikan pemahaman bagi umat kristiani untuk selanjutnya menggunakan hak pilihnya secara bebas.

Dalam diskusi itu kubu Joko Widodo-Jusuf Kalla diwakili juru bicara Luhut Pandjaitan, sedangkan kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa diwakili juru bicaranya Hashim S. Djojohadikusumo. Pemilu Presiden 9 Juli 2014 akan diikuti dua pasang calon presiden dan wakil presiden, yakni Prabowo Subianto - Hatta Rajasa (nomor urut 1) dan Joko Widodo dan Jusuf Kalla (nomor urut 2). (ar)

Tidak ada komentar: