Selasa, 22 Juli 2014 | 22:28 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Tim sukses calon presiden
Prabowo Subianto-Hatta Rajasa memastikan bahwa Prabowo menarik diri dari
rangkaian pilpres. Mereka menekankan penarikan diri Prabowo mulai dari
rangkaian pilpres hingga rekapitulasi yang tengah dilakukan KPU.
"Artinya menarik diri dari seluruh rangkaian pilpres dan rekapitulasi suara," kata anggota tim pemenangan Prabowo, Nurcahya Tandang, ketika diwawancarai Kompas TV, Selasa (22/7/2014).
Sebelumnya, calon presiden Prabowo Subianto menyatakan menolak pelaksanaan Pemilu Presiden 2014. Mereka menilai Komisi Pemilihan Umum telah berbuat tidak adil dan tidak terbuka dalam menyelenggarakan pemilu.
Dalam pernyataannya di Rumah Polonia, Selasa (22/7/2014) siang, Prabowo menyampaikan lima hal yang menjadi alasannya menarik diri dari proses pemilu. Berikut pernyataan yang dibacakan Prabowo pada acara tersebut.
Hal itu kemudian dibantah juru bicara tim pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Tantowi Yahya, yang mengklarifikasi mengenai status Prabowo-Hatta saat ini. Menurut dia, pasangan calon presiden nomor urut 1 itu bukan menarik diri dari proses pemilu presiden, melainkan menarik diri dari proses rekapitulasi yang saat ini tengah dilakukan KPU.
Dia menuding media sudah salah dalam mengutip pemberitaan. "Jadi tolong dikoreksi, kami tidak mundur dari pemilu. Tidak benar itu. Tapi kami mundur dari proses rekapitulasi yang ada sekarang," kata Tantowi di Rumah Polonia, Jakarta, Selasa (22/7/2014) sore
Liputan6.com, Jakarta Selapas memutuskan untuk menarik diri
dari proses pilpres 2014, kubu Prabowo-Hatta langsung melakukan rapat
untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya. Setidaknya, langkah hukum
dan langkah politik akan diambil oleh tim yang kini dinakhkodai Letjen
TNI (purn) Yunus Yosfiah.
Juru bicara tim Tantowi Yahya mengatakan, untuk langkah hukum, pihaknya lebih memilih melayangkan serangkaian kejanggalan ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). Langkah ini dianggap tepat karena kecurangan tak lepas dari para penyelenggara pemilu.
"Langkah hukum pertama kami akan melapor ke DKPP senagai institusi yang mengawasi," kata Tantowi di Rumah Polonia, Jakarta Timur, Selasa (22/7/2014) malam.
Tantowi mengatakan, ada banyak pelanggaran yang terjadi di daerah. Ia menyayangkan ada beberapa hal yang belum terungkap ke publik. Seperti apa yang terjadi di Bonodowoso dan Probolinggo, Jawa Tengah.
"Di Bondowoso ada aparat yang ikut bermain. Ada juga pimpinan daerahnya ikut bermain, itu di Probolinggo. Dan sudah kami laporkan. Ini adalah langkah-langkah hukum yang akan kami lakukan dan kami akan buka nanti," ungkap politisi Partai Golkar itu.
Meski sasaran pertama adalah DKPP, tidak menutup kemungkinan pihaknya akan mengajukan sengketa ke Mahkamah Kostitusi. Tapi karena yang dipermasalahkan adalah proses pemilu, Tantowi ingin KPU tetap bertanggung jawab.
"Karena yang kami permasalahkan adalah proses, maka itu tanggung jawab KPU bukan perselisihan hasil pemilihan umum. Tapi kami juga tidak menafikan MK. Kami juga akan menggunakan jalur MK untuk pemilu ulang mengingat KPU sudah mengetuk palu," tandas Tantowi.
- See more at:
http://indonesia-baru.liputan6.com/read/2081949/langkah-kubu-prabowo-hatta-usai-menarik-diri-dari-pilpres#sthash.SKgDe9cb.dpuf
"Artinya menarik diri dari seluruh rangkaian pilpres dan rekapitulasi suara," kata anggota tim pemenangan Prabowo, Nurcahya Tandang, ketika diwawancarai Kompas TV, Selasa (22/7/2014).
Sebelumnya, calon presiden Prabowo Subianto menyatakan menolak pelaksanaan Pemilu Presiden 2014. Mereka menilai Komisi Pemilihan Umum telah berbuat tidak adil dan tidak terbuka dalam menyelenggarakan pemilu.
Dalam pernyataannya di Rumah Polonia, Selasa (22/7/2014) siang, Prabowo menyampaikan lima hal yang menjadi alasannya menarik diri dari proses pemilu. Berikut pernyataan yang dibacakan Prabowo pada acara tersebut.
Hal itu kemudian dibantah juru bicara tim pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Tantowi Yahya, yang mengklarifikasi mengenai status Prabowo-Hatta saat ini. Menurut dia, pasangan calon presiden nomor urut 1 itu bukan menarik diri dari proses pemilu presiden, melainkan menarik diri dari proses rekapitulasi yang saat ini tengah dilakukan KPU.
Dia menuding media sudah salah dalam mengutip pemberitaan. "Jadi tolong dikoreksi, kami tidak mundur dari pemilu. Tidak benar itu. Tapi kami mundur dari proses rekapitulasi yang ada sekarang," kata Tantowi di Rumah Polonia, Jakarta, Selasa (22/7/2014) sore
Usai Menolak dan Mundur, Ini Dua Langkah Prabowo-Hatta
Wednesday, 23 July 2014, 01:11 WIB
Antara
p menang dan
siap kalah dengan cara demokratis dan terhormat," tegas Prabowo Subianto
saat jumpa pers di Rumah Polonia, Jakarta, (22/7/2014).
(Liputan6.com/Miftahul Hayat)
Liputan6.com, Jakarta Selapas memutuskan untuk menarik diri
dari proses pilpres 2014, kubu Prabowo-Hatta langsung melakukan rapat
untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya. Setidaknya, langkah hukum
dan langkah politik akan diambil oleh tim yang kini dinakhkodai Letjen
TNI (purn) Yunus Yosfiah.
Juru bicara tim Tantowi Yahya mengatakan, untuk langkah hukum, pihaknya lebih memilih melayangkan serangkaian kejanggalan ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). Langkah ini dianggap tepat karena kecurangan tak lepas dari para penyelenggara pemilu.
"Langkah hukum pertama kami akan melapor ke DKPP senagai institusi yang mengawasi," kata Tantowi di Rumah Polonia, Jakarta Timur, Selasa (22/7/2014) malam.
Tantowi mengatakan, ada banyak pelanggaran yang terjadi di daerah. Ia menyayangkan ada beberapa hal yang belum terungkap ke publik. Seperti apa yang terjadi di Bonodowoso dan Probolinggo, Jawa Tengah.
"Di Bondowoso ada aparat yang ikut bermain. Ada juga pimpinan daerahnya ikut bermain, itu di Probolinggo. Dan sudah kami laporkan. Ini adalah langkah-langkah hukum yang akan kami lakukan dan kami akan buka nanti," ungkap politisi Partai Golkar itu.
Meski sasaran pertama adalah DKPP, tidak menutup kemungkinan pihaknya akan mengajukan sengketa ke Mahkamah Kostitusi. Tapi karena yang dipermasalahkan adalah proses pemilu, Tantowi ingin KPU tetap bertanggung jawab.
"Karena yang kami permasalahkan adalah proses, maka itu tanggung jawab KPU bukan perselisihan hasil pemilihan umum. Tapi kami juga tidak menafikan MK. Kami juga akan menggunakan jalur MK untuk pemilu ulang mengingat KPU sudah mengetuk palu," tandas Tantowi.
- See more at:
http://indonesia-baru.liputan6.com/read/2081949/langkah-kubu-prabowo-hatta-usai-menarik-diri-dari-pilpres#sthash.SKgDe9cb.dpuf
Juru bicara tim Tantowi Yahya mengatakan, untuk langkah hukum, pihaknya lebih memilih melayangkan serangkaian kejanggalan ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). Langkah ini dianggap tepat karena kecurangan tak lepas dari para penyelenggara pemilu.
"Langkah hukum pertama kami akan melapor ke DKPP senagai institusi yang mengawasi," kata Tantowi di Rumah Polonia, Jakarta Timur, Selasa (22/7/2014) malam.
Tantowi mengatakan, ada banyak pelanggaran yang terjadi di daerah. Ia menyayangkan ada beberapa hal yang belum terungkap ke publik. Seperti apa yang terjadi di Bonodowoso dan Probolinggo, Jawa Tengah.
"Di Bondowoso ada aparat yang ikut bermain. Ada juga pimpinan daerahnya ikut bermain, itu di Probolinggo. Dan sudah kami laporkan. Ini adalah langkah-langkah hukum yang akan kami lakukan dan kami akan buka nanti," ungkap politisi Partai Golkar itu.
Meski sasaran pertama adalah DKPP, tidak menutup kemungkinan pihaknya akan mengajukan sengketa ke Mahkamah Kostitusi. Tapi karena yang dipermasalahkan adalah proses pemilu, Tantowi ingin KPU tetap bertanggung jawab.
"Karena yang kami permasalahkan adalah proses, maka itu tanggung jawab KPU bukan perselisihan hasil pemilihan umum. Tapi kami juga tidak menafikan MK. Kami juga akan menggunakan jalur MK untuk pemilu ulang mengingat KPU sudah mengetuk palu," tandas Tantowi.
(Muhammad Ali )
- Kursi Istana
- 25
- 23 Jul 2014 05:00
"Kami, Prabowo-Hatta siap menang dan
siap kalah dengan cara demokratis dan terhormat," tegas Prabowo Subianto
saat jumpa pers di Rumah Polonia, Jakarta, (22/7/2014).
(Liputan6.com/Miftahul Hayat)
Juru bicara tim Tantowi Yahya mengatakan, untuk langkah hukum, pihaknya lebih memilih melayangkan serangkaian kejanggalan ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). Langkah ini dianggap tepat karena kecurangan tak lepas dari para penyelenggara pemilu.
"Langkah hukum pertama kami akan melapor ke DKPP senagai institusi yang mengawasi," kata Tantowi di Rumah Polonia, Jakarta Timur, Selasa (22/7/2014) malam.
Tantowi mengatakan, ada banyak pelanggaran yang terjadi di daerah. Ia menyayangkan ada beberapa hal yang belum terungkap ke publik. Seperti apa yang terjadi di Bonodowoso dan Probolinggo, Jawa Tengah.
"Di Bondowoso ada aparat yang ikut bermain. Ada juga pimpinan daerahnya ikut bermain, itu di Probolinggo. Dan sudah kami laporkan. Ini adalah langkah-langkah hukum yang akan kami lakukan dan kami akan buka nanti," ungkap politisi Partai Golkar itu.
Meski sasaran pertama adalah DKPP, tidak menutup kemungkinan pihaknya akan mengajukan sengketa ke Mahkamah Kostitusi. Tapi karena yang dipermasalahkan adalah proses pemilu, Tantowi ingin KPU tetap bertanggung jawab.
"Karena yang kami permasalahkan adalah proses, maka itu tanggung jawab KPU bukan perselisihan hasil pemilihan umum. Tapi kami juga tidak menafikan MK. Kami juga akan menggunakan jalur MK untuk pemilu ulang mengingat KPU sudah mengetuk palu," tandas Tantowi.
(Muhammad Ali )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar