Sabtu, 17 Januari 2015

Jaga Laut Indonesia, bagaimana cara menteri Susi?


Cara Lembaga Menteri Susi Awasi Laut Tahun 2015  

Cara Lembaga Menteri Susi Awasi Laut Tahun 2015  
Pejabat baru Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksdya Ade Supandi (kiri) membalas hormat dari Menteri kelautan Perikanan Susi Pudjiastuti (kanan) seusai pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu 31 Desember 2014. Presiden Joko Widodo melantik Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksdya Ade Supandi menggantikan Laksamana Marsetio. ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo.
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan mendapatkan tambahan dana untuk meningkatkan pengawasan laut. Menurut Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Kementerian Asep Burhanudin, lembaganya mendapatkan dana tambahan Rp 903,54 miliar pada 2015. (Baca: Kata Susi, Ini Kebodohan Indonesia di Sektor Laut)

Pada 2014, kata Asep, lembaganya hanya mendapatkan Rp 600 miliar. Setelah ada tambahan dana, Asep mengatakan, Kementerian akan menambah empat kapal dalam Sistem Kapal Inspeksi Perikanan Indonesia (SKIPI). Pembuatan empat kapal pengawas yang masing-masing berukuran panjang 60 meter yang dimulai pada 2014 ini akan selesai pada akhir 2015. Empat kapal ini menambah jajaran kapal pengawas yang sebelumnya berjumlah 27 unit.

Sekretaris Direktur Jenderal Pengawasan Ida Kusuma Wardhaningsih mengatakan biaya pembuatan empat kapal pengawas itu Rp 381,412 miliar. Selain menambah kapal pengawas, Ida mengatakan, Kementerian akan menambah lima speed boat dan 17 pos pengawasan perikanan. "Kami akan perkuat di darat dan laut," ujarnya di kantornya, Senin, 12 Januari 2015. (Baca: Menteri Susi Janji Tambah Gaji PNS Kelautan)

Dari sisi operasional, pada 2014 kapal pengawas hanya beroperasi selama 66 hari dengan biaya Rp 91 milliar. Dengan tambahan anggaran tahun ini, kapal tersebut bisa beroperasi selama 116 hari dengan biaya Rp 190 miliar. Ida mengatakan akan mengajukan dana agar kegiatan operasional bisa 210-280 hari dengan dana Rp 71 miliar.

Kementerian juga akan mengawasi usaha perikanan. Ida mengatakan dana untuk keperluan tersebut dianggarkan Rp 264 miliar. Kementerian akan memantau kapal-kapal perikanan dan usaha budi daya perikanan serta mengawasi ketaatan di pelabuhan. Ada juga pembinaan sumber daya manusia melalui Kelompok Masyarakat Pengawas dengan anggaran Rp 3,5 miliar. Ida mengatakan akan membina 1.128 kelompok di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.DEVY ERNIS

Jaga Habitat Ikan, Menteri Susi Ceburkan Truk ke Laut

Jaga Habitat Ikan, Menteri Susi Ceburkan Truk ke Laut
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti di halaman Istana Merdeka, Jakarta, 26 Oktober 2014. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Pangandaran - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti sangat menjaga habitat lobster dan ikan di perairan Pangandaran, Jawa Barat. Sebagai bukti, dia menceburkan truk demi rumpon atau sarang ikan dan lobster. (Baca: Menteri Susi Jadi Headline TV Belanda)

"Pernah nyeburin satu truk," kata Ade, pegawai PT ASI Pudjiastuti Marine, kepada Tempo, saat ditemui di Pangandaran, Rabu, 29 Oktober 2014. (Baca: Diterpa Komentar Negatif, Susi: Ini Tidak Fair)

Dia menuturkan tahun 1988 Susi membeli empat truk jenis enkel untuk distribusi lobster. Seiring berjalannya waktu, tahun 2000-an kondisi truk semakin jelek, bahkan bisa disebut menjadi barang rongsok. "Saat itu (truk) ada yang nawar Rp 5 juta," kata Ade.

Penawaran tersebut dia sampaikan kepada Susi. Tak dinyana, Susi melarang. "Enggak boleh. Saya pikir jangan dijual segitu," kata Susi seperti dikutip Ade.

Menurut Susi, truk tersebut dibeli dari hasil laut. Oleh karenanya harus kembali ke laut. "Diceburkanlah truk ke laut untuk jadi rumpon," kata Ade. (Baca: Menteri Susi dan Tato)

Truk diceburkan dengan cara ditarik oleh perahu. Biaya penceburan truk, dia melanjutkan, tidak murah, mencapai Rp 5 juta. "Saat diceburin masih lengkap, ada ban, pelek, baknya. Cuma nggak ada kaca depan," kata Ade.

Diharapkan, nantinya bangkai truk akan ditumbuhi karang-karang sehingga jadi rumah bagi ikan dan lobster.
CANDRA NUGRAHA

Jaga Laut Indonesia, Menteri Susi Kerja Sama dengan AS

Kamis, 06 November 2014, 10:29 WIB
Komentar : 5
Laut Indonesia
Laut Indonesia
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah melakukan pertemuan dengan enam negara terkait upaya pencegahan pencurian ikan, hari ini Kamis (6/11) Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti melakukan pertemuan dengan Duta Besar Amerika Serikat.
Bersama Robert Blake, Menteri Susi membahas langkah-langkah strategis untuk mendukung program-program yang sedang dicanangkan seperti moratorium izin kapal dan usaha perwujudkan perikanan ramah lingkungan.
"Kita juga ingin meminta bantuan kepada Amerika untuk membantu program program KKP dalam hal asistensi untuk moratorium dan mengarah kepada prerikanan yang lestari. Eksplorasi yang mengindahkan kaidah lingkungan dan mengubah pola fishing industry yang tadianya tiudak sustnainabe menjadi lebih sustainable," jelas Susi kepada awak media. Kerjasama ini, menurut Susi, demi tercapainya pengelolaan laut yang berkelanjutan.

Dubes AS, Robert Blake juga mengungkapkan antusiasmenya untuk menjalin kerjasam kelautan dengan Indonesia. Robert bahkan mengaku bila Menetri Susi adalah menteri pertama di Kabinet Kerja yang dikunjungi olehnya.

PR masalah-masalah terkait dengan kelautan."Bu menteri sudah memberi banyak PR untuk saya pelajari," ujar Blake. Namun kemudian Susi dengan cepat menyanggah, "Jangan hanya dipelajari. Kamu harus laksanakan."

Blake melanjutkan, sebagai negara dengan 2 per 3 wilayahnya adalah laut, tentu ada banyak kerjasama yang bisa dijalin dengan Indonesia.
Kerjasama yang dijalin ini di antaranya adalah upaya memerangi pencurian ikan, konservasi maritim, kerjasama di bidang hukum dalam hal peningkatan kemampuan polisi laut, dan upaya perlindungan hutan bakau sebagai bagian penting dari perikanan. AS juga akan membantu Indonesia dalam menjalankan lokakarya di bidang kelautan.
Reporter : C85
Redaktur : Winda Destiana Putri

Tidak ada komentar: