Sabtu, 31 Januari 2015

Jokowi ditekan partai , Mega.....dan orang dekatnya ......okowi Kukuh Batalkan Budi Gunawan

Ditekan Mega, Jokowi Kukuh Batalkan Budi Gunawan  

Ditekan Mega, Jokowi Kukuh Batalkan Budi Gunawan  
Presiden Jokowi menerima potongan tumpeng pertama dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, dalam acara HUT PDIP ke-42 di Kantor DPP PDIP, Jakarta, 10 Januari 2015. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa dirinya baru akan mengambil keputusan mengenai nasib calon Kapolri Komisaris Jenderal Budi Gunawan pada pekan depan, atau setelah kunjungannya ke luar negeri.

"Saya selesaikan semuanya minggu depan. Ada yang harus diselesaikan dulu, ada yang harus dirampungkan," kata Jokowi seusai membuka Rapat Koordinasi Nasional Penanganan Narkoba di Hotel Bidakara kemarin. Ia mengatakan yang harus dirampungkan adalah masalah yang menyangkut aspek hukum dan politik.

Selasa lalu, Presiden melakukan pertemuan dengan para pimpinan Koalisi Indonesia Hebat di Istana Negara. Sumber Tempo di lingkaran Presiden mengatakan pertemuan diminta atas inisiatif para tokoh partai KIH.

Dalam pertemuan yang berlangsung pada sore hari tersebut, KIH meminta Presiden untuk mengambil keputusan soal Budi Gunawan setelah sidang praperadilan selesai. Menurut sumber tersebut, para pimpinan partai sudah mengetahui bahwa Jokowi cenderung akan membatalkan pelantikan Budi Gunawan.

"Karena itu, mereka sengaja mengulur waktu, meminta agar keputusan soal Budi Gunawan diambil setelah sidang praperadilan," kata sumber tersebut. Sumber lain di lingkaran Istana mengatakan, selama masa praperadilan, kubu yang menginginkan agar Budi dilantik akan melancarkan beberapa manuver agar sidang praperadilan calon Kapolri itu dimenangkan. "Mereka punya keyakinan bisa menang dan mengulur untuk mencari cara agar sidang bisa menang."

Namun Jokowi tetap berkukuh tidak akan melantik Budi. Menurut sumber tersebut, opsi pembatalan pelantikan sudah menjadi pilihan Presiden. Istana sebenarnya berharap Budi Gunawan akan mundur dari pencalonan.

"Alangkah indahnya kalau Pak Budi mundur," kata Menteri Sekretaris Negara Pratikno. Senada dengan Pratikno, Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto juga mengatakan opsi Budi Gunawan mundur adalah yang terbaik. "Opsi ideal, ya, Pak BG mundur," katanya.

Namun Budi dan PDI Perjuangan serta NasDem kukuh tidak akan mundur. Mereka akan berjuang hingga akhir agar Budi dilantik, termasuk mencari cara agar sidang praperadilan dimenangkan.

Yang ikut dalam pertemuan tersebut adalah Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketum PKPI Sutiyoso, Ketum Hanura Wiranto, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, dan Sekretaris Jenderal NasDem Patrice Rio Capella. Pertemuan dilangsungkan di Istana.

ANANDA TERESIA

Pengamat: Jokowi Bingung, Tetap di KIH atau ke KMP

"Sekarang setelah bertemu Prabowo Subianto, jadi terang benderang."

Jum'at, 30 Januari 2015 | 19:00 WIB
Oleh : Aries Setiawan
Pengamat: Jokowi Bingung, Tetap di KIH atau ke KMP
Presiden Joko Widodo bersama Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto melakukan pertemuan tertutup di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (29/1/2015). (Antara/Widodo S. Jusuf)
VIVA.co.id - Kisruh KPK vs Polri membuat internal Koalisi Indonesia Hebat (KIH) mengalami krisis komunikasi. Partai-partai yang "ngotot" agar Budi Gunawan segera dilantik sebagai Kapolri, bertentangan dengan sikap Presiden Joko Widodo yang masih ragu.

Dalam Diskusi 100 Hari Pemerintahan Jokowi-JK dengan tema "KPK vs Polri: Politis atau Tidak", Jumat 30 Januari 2015, Direktur Political Communication Institute, Heri Budianto, menyatakan aroma tak harmonis terlihat antara Jokowi dengan KIH.

Hal itu juga dipertegas dengan berbagai pernyataan dari petinggi PDI Perjuangan yang mulai menyoal kinerja Presiden Jokowi.

"Jokowi di persimpangan jalan. Bingung, ke KMP (Koalisi Merah Putih) atau KIH. Sekarang setelah bertemu Prabowo Subianto, jadi terang benderang," ujar Heri.

Heri melihat, Jokowi terlihat ragu dengan koalisi pendukungnya yang mulai tidak solid. Namun, Heri justru khawatir, jika Jokowi memilih beralih ke KMP.

"Apa Jokowi bakal ke KMP? Itu bahaya, ruang gelap. Mending benahi ruangnya sendiri. KMP menunggu bola muntah. Ini kelemahan KIH," ujar Heri.

Heri menyarankan agar koalisi yang dipimpin PDI Perjuangan itu segera berbenah, agar konflik di internal tidak meluas dan Jokowi tidak beralih ke KMP. "Sebaiknya KIH segera perbaiki diri," katanya. (one)

Ade Alfath Azmi/Jakarta

Tidak ada komentar: