Zulkifli Hasan Ketua Umum PAN 2015-2020
Minggu, 1 Maret 2015 | 21:56 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Zulkifli Hasan terpilih menjadi
Ketua Umum Partai Amanat Nasional periode 2015-2020. Zulkifli memenangi
pemungutan suara melawan pesaingnya, Hatta Rajasa, dalam Kongres IV PAN
di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, Minggu (1/3/2015).
Suara antara kedua calon tidak terpaut jauh. Zulkifli mendapatkan 292 suara. Sementara Hatta hanya mendapatkan 286. Adapun 4 suara lainnya abstain.
Pemungutan suara ini sebenarnya dijadwalkan berlangsung pada Senin (2/3/2015), tetapi dipercepat mengingat situasi yang panas antarkedua kubu. Pemungutan suara dilakukan secara tertutup dengan menggunakan bilik suara. Pemilih juga dilarang membawa ponsel atau kamera ke bilik untuk menghindari transaksi jual beli suara.
Pemilih dalam kongres ini yakni ketua dan sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah PAN (tingkat provinsi), ketua Dewan Pimpinan Daerah (tingkat kabupaten/kota), ketua serta sekretaris Majelis Pertimbangan PAN, ketua umum, sekjen, bendahara umum, serta ketua dari enam organisasi otonom.
Zulkifli dalam berbagai kesempatan berjanji akan membawa PAN berubah menjadi lebih baik. Program unggulan ketua MPR ini adalah konvensi untuk menentukan capres atau cawapres dari PAN. Zulkifli juga menawarkan kebijakan otonom, yakni DPW dan DPD bisa menjalankan kepengurusannya dengan lebih bebas dan tak tergantung oleh pusat.
Suara antara kedua calon tidak terpaut jauh. Zulkifli mendapatkan 292 suara. Sementara Hatta hanya mendapatkan 286. Adapun 4 suara lainnya abstain.
Pemungutan suara ini sebenarnya dijadwalkan berlangsung pada Senin (2/3/2015), tetapi dipercepat mengingat situasi yang panas antarkedua kubu. Pemungutan suara dilakukan secara tertutup dengan menggunakan bilik suara. Pemilih juga dilarang membawa ponsel atau kamera ke bilik untuk menghindari transaksi jual beli suara.
Pemilih dalam kongres ini yakni ketua dan sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah PAN (tingkat provinsi), ketua Dewan Pimpinan Daerah (tingkat kabupaten/kota), ketua serta sekretaris Majelis Pertimbangan PAN, ketua umum, sekjen, bendahara umum, serta ketua dari enam organisasi otonom.
Zulkifli dalam berbagai kesempatan berjanji akan membawa PAN berubah menjadi lebih baik. Program unggulan ketua MPR ini adalah konvensi untuk menentukan capres atau cawapres dari PAN. Zulkifli juga menawarkan kebijakan otonom, yakni DPW dan DPD bisa menjalankan kepengurusannya dengan lebih bebas dan tak tergantung oleh pusat.
|
Minggu, 1 Maret 2015 | 12:42 WIB
Ketua DPP PAN Bara Hasibuan mengatakan, kericuhan berawal ketika ada anggota DPW PAN Maluku Utara yang menanyakan status kepesertaan di dalam kongres ini.
Status ini penting lantaran menentukan apakah mereka dapat ikut memilih calon ketua umum PAN yang baru atau tidak. (baca: Meski "Ditusuk" Amien Rais, Hatta Akan Tetap Berpolitik Santun)
"Tidak sampai 10 orang, tapi ini kan memang hal yang sangat sensitif soal kepesertaan," kata Bara.
Untuk diketahui, ada 593 pemilik suara yang berhak memilih calon ketua umum yang baru. Para pemilik suara itu berasal dari seluruh DPP, DPD, dan DPW PAN se-Indonesia.
Bara menambahkan, selain soal status kepesertaan, ada pula anggota DPW yang mempertanyakan kepada panitia, mengapa mereka sempat tidak boleh masuk ke dalam ruang rapat. (baca: Sebut Nama Zulkifli Hasan, Amien Rais Disoraki Pendukung Hatta Rajasa)
"Jadi ada peserta yang berhak mengikuti kongres, tapi tidak bisa masuk karena tidak mendapat kartu credential," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Steering Comittee Kongres IV PAN, Farhan Hamid mengatakan, ada delapan peserta kongres yang status kepesertaanya bermasalah. Lima diantaranya berasal dari Maluku Utara, tiga lainnya berasal dari Nusa Tenggara Timur.
"Dari hasil rapat antara SC dan OC (organizing comittee) akhirnya memutuskan agar mereka dibekukan. Sehingga yang memiliki hak suara tinggal 584 orang, karena yang satu lagi sebelumnya meninggal dunia," ujarnya.
Penulis | : Dani Prabowo |
Editor | : Sandro Gatra |
Pidato di Kongres PAN, Amien Serang Hatta Soal Pertemuan dengan Jokowi-Paloh
"Saya mau meluruskan satu hal. Saya jamin tanggal 30 September malam hari, di sebuah kantor DPP partai menengah terjadi rapat harian. Sang ketum katakan akan menemui teman-teman KMP," kata Amien saat berpidato di pembukaan Kongres IV PAN di The Westin Hotel, Nusa Dua, Bali, Sabtu (28/2/2015).
Amien menceritakan bahwa sang ketum lalu meninggalkan rapat. Hanya saja, setelah dilihat di media, sang ketum ternyata bukan menemui pimpinan KMP seperti yang ia katakan.
"Sejam kemudian di detik.com, ketum bukan temui KMP tapi ketemu Paloh bertemu Jokowi. Siapa ketum itu saya lupa namanya," ujar Ketua MPP PAN itu.
Dengan lantang kemudian Amien kembali memberi penegasan.
"Kita lurus jangan bohong, apa adanya. Insya Allah PAN maju," tegasnya.
Hatta yang duduk di kursi hadirin tampak terpaku mendengar serangan Amien. Ekspresi wajahnya tampak datar.
Amien memang tidak menyebut nama ketum yang ia maksud. Namun, serangan itu jelas-jelas ditujukan ke Hatta yang bertemu dengan Jokowi di rumah Surya Paloh pada September 2014 silam.
Pertemuan itu memang sempat ditutup-tutupi, namun diketahui oleh awak media. Saat itu, mereka beralasan mau menyamakan persepsi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar