Ilustrasi Manusia Masa Depan.(www.dailymail.co.uk)
Liputan6.com, Jakarta
Manusia akan sangat berbeda pada 1.000 tahun yang akan datang.
Mutasi genetik, perubahan iklim, kecerdasan buatan akan secara drastis
membuat manusia tidak seperti sekarang.
Sebuah video yang dibuat oleh AsapScience di Kanada,
baru-baru ini mengungkap prediksi wujud manusia 1.000 tahun lagi. Mereka
mengungkap bagaimana manusia masa depan cenderung memiliki mata merah
karena mutasi DNA dan memiliki kulit lebih gelap karena respon
terhadap pemanasan global, daya pikir yang lebih cerdas, fisik kuat dan
memiliki nanobot yang tertanam dalam tubuh mereka.
"Tidak ada batasan fisiologi. Manusia menjadi campuran biologi
dan teknologi. Di sisi lain bayi dapat dirancang sedemikian rupa
sehingga lebih cerdas dan memiliki fisik yang menarik," ungkap video
tersebut, seperti dikutip Dailymail, Minggu (25/10/2015).
Dan lagi, karena kurangnya keragaman manusia, alhasil penyakit di
masa depan juga berkurang. Namun efek pemanasan global membuat
manusia semakin kurus dan tinggi--bentuk tubuh ini diprediksi mampu
mengusir panas.
Ahli genomik komputasi dari Washington University di St Louis, Dr
Alan Kwan, mengatakan, yang paling berubah dramatis adalah bentuk
wajah. Karena ke depan, kondisi fisik bisa ditentukan oleh selera
manusia seperti misalnya dahi akan terus melebar karena otak jadi tumbuh
lebih besar.
"Wajah manusia akan sangat bias terhadap fitur yang mereka
temukan. Akan ada tren hidung lurus, mata yang intens, dan penempatan
fitur wajah yang sempurna atau simetris," katanya.
Mata juga akan berubah menjadi lebih besar. Dan yang mengejutkan
akan ada perkembangan visi dengan fitur teknologi seperti
bagaimana mengatur cahaya yang masuk ke mata. Bahkan saat berkedip
akan melindungi mata kita dari sinar kosmik.
Genetic mutations may cause our eyes to turn red and give us superhuman abilities, the video claims
Kendati demikian, Kwan mengajak kita untuk melihat manusia pada
2050 mendatang. Dia beranggapan, manusia pada tahun tersebut sudah
jauh lebih modern karena perkembangan teknologi yang radikal, dan
seleksi alami.
Seorang peneliti di Global Brain Institute, Cadell Last
mengatakan, umat manusia saat ini sedang mengalami transisi evolusi.
Dalam waktu kurang dari empat dekade, Last mengklaim kita akan hidup
lebih lama, memiliki anak di usia tua dan mengandalkan kecerdasan buatan
untuk melakukan tugas.
Dia mencontohkan, studi ini memprediksi, pada 2050 seorang
pekerja laki-laki, usia 35, akan memiliki mata merah, penis kecil, otak
yang lebih besar, kemampuan bahasa luar bisa dan bioimplants
untuk meningkatkan kinerja mereka. Pergeseran ini sangat signifikan
dan hampir mirip dengan teori Darwin yang menyebutkan perubahan
dari monyet ke kera, dan kera ke manusia.
"Percayalah, 80 atau 100 tahun kedepan, kita akan menghabiskan
banyak waktu tinggal di virtual reality. Tapi saya pecaya evolusi ini
dimulai pada 2050," ungkapnya.
Last menambahkan, manusia juga akan menunjukkan kematangan
seksual karena mereka banyak belajar mengenai teori sejarah kehidupan
sebagai bentuk seleksi alam, seperti reproduksi.
Semua prediksi ini, tertulis dalam buku berjudul Human Evolution,
Life History Theory, and the End of Biological Reproduction
yang dipublikasikan dalam Current Aging Science.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar