Minggu, 30 April 2017

Butuh 2200 Pesawat Tempur AS Untuk Melawan Cina pada 2017

By  
Pada tahun 2017, Taiwan akan membutuhkan sekitar 2.200 pesawat tempur Amerika Serikat, dua-pertiga dari Angkatan Udara, untuk mengalahkan invasi udara yang diluncurkan oleh PLA terhadap Taiwan, menurut laporan oleh think tank RAND Santa Monica berbasis Corporation.
Sementara Angkatan Udara AS, Angkatan Laut dan Korps Marinir bersama-sama memiliki armada tempur canggih yang lebih besar daripada rekan-rekan mereka PLA, Cina menikmati keuntungan geografis. Faktor geografis dan situasional sepertinya mendukung China dalam hampir semua skenario konflik Asia dan memungkinkan Beijing untuk menantang AS kekuatan udara di Timur Jauh tanpa perlu memiliki banyak pejuang maju seperti Washington.
Untuk mengalahkan potensi ofensif udara China terhadap Taiwan, Amerika Serikat akan perlu mengerahkan 30 pesawat tempur sayap ke Pasifik Barat. Kampanye gesekan seperti melawan Angkatan Udara dan Angkatan Laut PLA Air Force akan berkelanjutan bagi AS.
Tujuh sayap tempur akan mampu menghapus setengah dari kekuatan udara Cina atas Selat Taiwan dalam waktu seminggu. Tiga minggu akan diperlukan jika jumlah sayap tempur dikurangi menjadi empat.
Sebuah kampanye tiga minggu, namun, akan memberikan kekuatan PLA darat cukup waktu untuk menempati seluruh pulau. Diragukan apakah logistik militer AS bisa mendukung penyebaran 30 sayap tempur ke Pasifik Barat, kata China Global Times. Bahkan jika AS mampu menyebarkan banyak pejuang dan pendukung pesawat ke wilayah tersebut, rudal balistik PLA mungkin dapat memusnahkan mereka sebelum mereka bahkan diluncurkan, menurut laporan Global Times.
Militer Cina merupakan salah satu kekuatan militer terbesar. Militer Cina memiliki kapal selam terbesar di dunia, setiap tahunnya Cina menghabiskan banyak dana untuk riset militer untuk menciptkan berbagai perlatan tempur tercanggih yang mampu menyaingi negara besar seperti AS dan Rusia.
Cina terkenal dengan kemampuan kopi pastenya terhadap teknologi militer, militer CIna siap untuk membeli berbagai informasi militer bahkan mencuri dengan menggunakan jasa hacker seperti yang selama ini kita dengar. Dengan Perkembangan militer yang begitu pesat ini maka Militer AS harus mempertimbangkan berbagai aspek jika ingin berusan dengan Militer Cina.

Tidak ada komentar: