Partai Gerindra tampaknya telah bertekad
bulat untuk mencalonkan kembali ketua umumnya, Prabowo Subianto, sebagai
calon presiden dalam Pemilihan Presiden 2019 kelak. Wakil Ketua Umum
Partai Gerindra, Fadli Zon, adalah salah satu tokoh yang paling rajin
menegaskan komitmen partainya itu.
“Yang jelas kami, Partai Gerindra solid untuk memenangkan Pak Prabowo. Kami yakin Pak Prabowo adalah calon presiden yang diharapkan oleh masyarakat untuk mengatasi masalah kesulitan hidup di tengah masyarakat. Jadi tentu ini masih cerita panjang, ini kan baru tahun 2017 nanti coba kita lihat di tahun 2019,” ujarnya.
Partai Gerindra tentu tidak asal
berbicara. Sejumlah lembaga survei mencatat Ketua Umum Partai Gerindra
Prabowo Subianto memang memiliki peluang paling besar untuk mengalahkan
Joko Widodo dalam Pemilihan Presiden 2019. Prabowo memiliki tingkat
elektabilitas yang paling tinggi jika dibanding dengan sejumlah tokoh
lain.
Hasil survei kinerja separuh masa jabatan
Jokowi-Jusuf Kalla terhadap 1.200 responden di 34 provinsi yang
dilakukan oleh Indo Barometer pada April lalu, misalnya, mengungkapkan
tingkat kepuasan dan kepercayaan masyarakat kepada Jokowi masih tinggi,
yaitu 66,4 persen. Selain itu, 31,3 persen responden mengatakan akan
memilih Jokowi bila pemilihan presiden dilakukan pada saat itu.
Sementara itu, Prabowo menempati urutan kedua dengan perolehan 9,8
persen suara responden. Yang menarik, posisi ketiga ternyata diduduki
oleh Basuki Tjahaja Purnama yang memperoleh 8,3 persen dukungan.
Hasil survei SMRC pada Juni lalu
menunjukkan hasil yang serupa, dengan menempatkan elektabilitas Jokowi
di pucuk dengan perolehan dukungan 34,1 persen. Menyusul Prabowo (17,2
persen), Susilo Bambang Yudhoyono (1,9 persen), Hary Tanoesoedibjo (1,1
persen), dan Basuki Tjahaja Purnama (0,9 persen).Sementara itu, survei FTCR pada 25 Juli
lalu juga mengonfirmasi Prabowo sebagai pesaing terkuat Jokowi. Sebanyak
53 persen responden menjawab Prabowo ketika ditanya mengenai siapa yang
paling layak menantang Jokowi. Menyusul Basuki Tjahaja Purnama (19
persen), Panglima TNI Gatot Nurmantyo (15 persen), dan Wali Kota Bandung
Ridwan Kamil (13 persen).
Hasil survei ketiga lembaga itu tentu
menjadi modal penting Partai Gerindra untuk mempersiapkan diri dan
kandidatnya, sehingga waktu yang tersisa hingga perhelatan pilpres kelak
dapat dimanfaatkan dengan optimal. Seharusnya hal ini tidak sulit
dilakukan, karena Prabowo Subianto setidaknya telah dua kali mengikuti
kontestasi pimpinan puncak negeri ini.
Partai Gerindra dapat mulai dengan
menginventarisasi isu-isu yang selama ini telah menjadi titik lemah
Prabowo Subianto. Selain isu pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang
diduga dilakukannya semasa aktif di militer, isu lain yang menggerus
citra dirinya adalah masalah keluarga.
Apabila kita perhatikan, setiap kali masa
kampanye berlangsung, serangan terhadap kegagalan Prabowo dalam membina
rumah tangga selalu muncul. Apapun alasan yang melatari berakhirnya
biduk rumah tangganya dengan Titiek Soeharto, tak urung fakta itu telah
menurunkan citra yang ingin dibangunnya sebagai calon pemimpin yang
baik. Apalagi, anak semata wayangnya yang kini telah berusia 35 tahun
pun belum menikah.
Fakta tersebut berlainan sekali dengan petahana Joko Widodo, yang selalu menampilkan citra diri sebagai sosok family man,
sering tampil bersama istri, anak, menantu, dan cucu. Untuk itu, dalam
waktu singkat yang tersisa, Prabowo Subianto sebaiknya segera
memperbaiki citra diri dengan menikah kembali, karena citra seorang
calon pemimpin dengan rumah tangga yang bahagia tampaknya masih menjadi
pertimbangan penting pemilih.Apabila hal ini dilakukan, niscaya
lawan-lawan politik Partai Gerindra dan Prabowo Subianto tidak akan lagi
dapat melancarkan kampanye negatif dengan mengolok-olok seperti selama
ini, “Memimpin rumah tangga saja tidak becus, bagaimana hendak mampu
memimpin negara?” Pemikiran ini tampaknya terinspirasi oleh petuah The Great Learning,
kitab klasik Konfusius, bahwa “Families are the pillars of society. One
must know how to raise a family before running a country”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar