Senin, 02 Oktober 2017

Dokumen CIA Ungkap Konflik Sukarno VS Soeharto

Fitraya Ramadhanny - detikNews
Dokumen CIA Ungkap Konflik Sukarno VS Soeharto Dokumen CIA soal PKI (Muhammad Ridho/detikcom)
FOKUS BERITA: 
Jakarta - G30S/PKI akhirnya menjadi bola salju menuju Supersemar. Karir Presiden Sukarno habis. CIA mengungkap konflik antara Sukarno dan Soeharto.

Dalam beberapa berita sebelumnya, kita telah melihat bagaimana CIA memantau PKI sebulan sebelum dan sebulan sesudah peristiwa G30S/PKI, dalam dokumen The President's Daily Brief yang kini sudah dibuka aksesnya oleh CIA. Kita kini lompat ke momen 11 Maret 1966, peristiwa Supersemar, dalam pantauan CIA.

Dilihat detikcom dari situs CIA, Jumat (29/9/2017) dari sejak peristiwa Supersemar sampai seminggu setelahnya, pertentangan Sukarno melawan Soeharto begitu kentara. Hal itu dilaporkan CIA kepada Presiden Lyndon B Johnson.

Namanya juga mata-mata, CIA tahu akan ada pertemuan Sukarno dengan pihak AD tanggal 11 Maret 1966. Pada tanggal 12 Maret 1966, CIA melaporkan Angkatan Darat sudah bisa mengatasi Sukarno. Menurut CIA, Sukarno sudah berencana mencopot Suharto.

"Suharto tampaknya membuat gerakan kemarin ketika jadi jelas kalau Sukarno berencana menggantinya dengan orang pro-Komunis dan secara bersamaan mencopot komandan Jawa Barat dan Jakarta. Ketiganya secara terpisah bergerak. Terancam bersama, mereka akhirnya punya nyali untuk memaksa Sukarno lengser," kata CIA.

Sampai seminggu setelahnya, Sukarno merasa marah dengan apa yang dilakukan Suharto. Menurut CIA, Sukarno mengatakan Suharto bertindak melebihi wewenang yang diberikannya dan salah mengartikan wewenang itu.

Tapi nasi sudah menjadi bubur. Ketika Sukarno bersuara keras bahwa dia dan hanya dia yang memegang kekuasaan, para jenderal lain malah meminta Suharto melengserkan Sukarno selamanya.

"Militer dan pejabat di Jakarta menekan Jenderal Suharto untuk mencopot Sukarno selamanya. Mereka kaget dengan pengumuman Sukarno kemarin bahwa cuma dia yang bertanggung jawab untuk komposisi kabinet," kata CIA pada 17 Maret 1966.

Seminggu pasca Supersemar ditutup babaknya dengan penahanan Subandrio, musuh bebuyutan Angkatan Darat. Babak selanjutnya, kita sudah sama-sama tahu. Sukarno mental dari kursi presiden dan Suharto diangkat menjadi Presiden Indonesia yang kedua. Berikut ini adalah laporan CIA 11 Maret 1966 sampai seminggu setelahnya:

11 MARET 1966

Situasi meningkat tegang. Sukarno tampaknya memberi peringatan keras kepada kabinetnya pagi ini, mengancam akan mencopot menteri yang melawan kebijakannya. Babak baru akan dimulai besok -malam ini waktu Washington- saat Presiden bertemu para pemimpin militer daerah.

(KALIMAT DISENSOR CIA) angkatan darat mengira Sukarno memakai pertemuan kedua untuk menyingkirkan Panglima AD Suharto. Laporan terakhir, pihak militer belum memutuskan bagaimana mau bereaksi terhadap langkah itu.

Ada kemungkinan aksi melawan Kedubes AS akhir pekan ini. (KALIMAT DISENSOR CIA). Subandrio mendukung aksi ini dalam 'pembalasan' untuk demonstrasi anti-Komunis belakangan ini.

12 MARET 1966

Angkatan Darat sekarang menguasai situasi, tapi terlalu awal untuk berasumsi Sukarno sudah lengser selamanya. Warga di Jakarta sudah jelas bersama pihak militer dan ibu kota dilaporkan tenang.

Suharto tampaknya membuat gerakan kemarin ketika jadi jelas kalau Sukarno berencana menggantinya dengan orang pro-Komunis dan secara bersamaan mencopot komandan Jawa Barat dan Jakarta. Ketiganya secara terpisah bergerak. Terancam bersama, mereka akhirnya punya nyali untuk memaksa Sukarno lengser.

Masih perlu dilihat apakah AD akan bergerak cepat untuk konsolidasi posisinya. Tanda awalnya cukup menjanjikan: PKI akhirnya dilarang. (KALIMAT DISENSOR CIA). Sejumlah menteri kabinet berhaluan kiri ditahan.

Suharto mengumumkan AD tidak akan mendorong revolusi Indonesia ke kanan atau ke 'ekstrem kiri'. Dia juga bilang setiap 'orang, pertai atau organisasi' yang melawan kebijakannya akan 'dihancurkan oleh angkatan bersenjata'.

Rencana dia lainnya -selain menata ulang kabinet- masih belum diketahui. Tidak ada perubahan cepat dan radikal dalam kebijakan luar negeri Indonesia, tapi hubungan dengan China akan memburuk.

AD lagi-lagi perlu untuk memainkan aksinya menjaga Sukarno. Sehingga dia masih ada di panggung dan Dubes Green memperingatkan bahaya kalau Sukarno sampai kembali. Tapi Dubes menyimpulkan, kesempatan Sukarno untuk secara penuh mendapatkan posisi lamanya, sekarang sudah tidak ada.

14 MARET 1966

Sukarno mencoba mendapatkan lagi kekuasaan dan AD merencanakan langkah melawan dia dan menteri kiri dia, kemungkinan malam ini.

Beberapa jenderal disebutkan kesal dengan ucapan Sukarno bahwa Suharto telah melebihi wewenang yang Sukarno berikan Sabtu kemarin. Penasihat Suharto memintanya mengabaikan ucapan itu dan perintah Sukarno sudah terbatas.

Ada tanda beberapa jenderal tidak sepenuhnya berkomitmen menjaga Sukarno tetap lengser, tapi mahasiswa dan kelompok masyarakat sipil menunjukan tanda melanjutkan aksi untuk mendukung posisi AD.

Dokumen CIA Ungkap Konflik Sukarno VS SoehartoDokumen CIA soal G30S/PKI (Muhammad Ridho/detikcom)
15 MARET 1966

Jenderal Suharto terus ragu-ragu dalam menjalankan wewenang politik barunya saat Sukarno mencoba memotong dan melemahkannya di dalam militer.

Tangan Suharto mestinya lebih kuat dengan unjuk rasa yang mengagumkan di Jakarta. Pawai massa memberikan Suharto dukungan kuat dan mendorongnya untuk melanjutkan kerjaannya melawan Komunis dan pro-Komunis dan reorganisasi pemerintah secara radikal. Dubes Green percaya kalau massa yang sampai beberapa ratus ribu orang, mungkin memecahkan rekor unjuk rasa di Jakarta.

16 MARET 1966

Sukarno masih mencoba mengambil lagi wewenang yang dia beri ke Jenderal Suharto akhir pekan lalu. Sukarno memberikan pernyataan hari ini menyebutkan langkahnya akhir pekan lalu telah salah diinterpretasikan dan dia, dan hanya dia, yang memegang semua kekuasaan.

Para jenderal seperti biasa hanya memberikan lip service pada Sukarno tapi akan tetap dengan sikap mereka. Dubes Green merasa kini arus bergerak kuat melawan Sukarno. Perubahan arus di Indonesia memang pelan jadi kalau ada perubahan akan relatif bertahap.

17 MARET 1966

Militer dan pejabat di Jakarta menekan Jenderal Suharto untuk mencopot Sukarno selamanya. Mereka kaget dengan pengumuman Sukarno kemarin bahwa cuma dia yang bertanggung jawab untuk komposisi kabinet. Mereka berasumsi Sukarno akan menuruti keinginan mereka untuk perubahan kabinet.

Unjuk rasa berlanjut dan tampaknya dikoordinasikan dengan baik. Para mahasiswa mengatakan mengajak pegawai pemerintah untuk mogok kerja sampai kabinet dibersihkan. Dubes Green melaporkan beberapa menteri pro-Komunis sudah dijemput.

18 MARET 1966

AD pagi ini akhirnya bergerak sangat dekat untuk meraih kekuasaan penuh.

15 Menteri kabinet berhaluan kiri -termasuk Subandrio- sudah ditahan dan Suharto sudah menunjuk penggantinya. 3 Penggantinya adalah pejabat AD, sisanya sipil moderat. Kabinet reshuffle ini sepertinya hanya pemerintahan sementara. (KALIMAT DISENSOR CIA).
(fay/tor)

Tidak ada komentar: