Jumat, 03 November 2017

Sri Mulyani Komentari Toko Ritel yang 'Berguguran'

Yuli Yanna Fauzie , CNN Indonesia | Selasa, 24/10/2017 11:38 WIB
Sri Mulyani Komentari Toko Ritel yang 'Berguguran'
Jakarta, CNN Indonesia -- Gerai ritel yang mulai berguguran satu per satu pada tahun ini rupanya tak luput dari perhatian Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Ia menilai digitalisasi mempengaruhi fenomena sejumlah ritel fisik yang gulung tikar.

Digitalisasi, menurutnya, bisa saja menjadi salah satu alasan karena minat masyarakat bisa jadi berubah ke aplikasi belanja dalam jaringan (online). Hal itu akhirnya menyebabkan pamor toko ritel fisik mulai luntur dan berujung pada penghentian operasional.

Hanya saja, digitalisasi sebenarnya tak mengurangi kontribusi sektor ritel terhadap perekonomian. Sebab, Ani mengklaim bahwa kantong penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) per September lalu masih cukup berat. Artinya, masih ada sumbangan dari konsumsi masyarakat terhadap produk ritel itu.

"Kalau kami lihat, dari sisi perpajakan sampai September lalu, untuk ritel, PPN meningkat. Jadi, mungkin ada perubahan dalam hal ini," ujar Ani, Selasa (24/10).

Hanya saja, Mantan petinggi Bank Dunia enggan memberi kesimpulan terlalu dini bahwa digitalisasi sebagai satu-satunya kambing hitam. Dia hanya menyampaikan bahwa pemerintah masih perlu menganalisanya lebih dalam.

"Kami akan terus memonitor perubahan dari perekonomian akibat era digitalisasi. Adanya ritel yang berubah bentuknya atau ritel secara fisik tutup lalu pindah ke online. Atau memang yang awalnya online, semuanya menjadi satu perhatian kita," jelas Ani.

Selain itu, menurutnya, pemerintah juga perlu melihat imbas digitalisasi ke sektor lain. "Kami akan juga melihat kepada sektor lain, apakah mereka menghadapi tekanan atau ada perubahan karena konsep digitalisasi ini," imbuhnya.

Bersamaan dengan itu, ia juga memastikan, ke depannya akan ada penyesuaian kebijakan dengan hasil analisa yang didapat. Namun, ia belum bisa memberi sinyal kebijakan apa saja yang akan disesuaikan lebih dulu oleh pemerintah.

"Saya sampaikan kami akan terus memantau dan merespon dengan berbagai kebijakan-kebijakan, baik dari sisi belanja negara, perpajakan, dan penerimaan negara," pungkasnya.

Seperti diketahui, beberapa gerai ritel berguguran tahun ini, misalnya Seven Eleven, delapan gerai Ramayana, dua gerai Matahari Department Store, hingga yang teranyar, tiga gerai Lotus dan satu gerai Debenhams.

Tidak ada komentar: