Selasa, 20 Februari 2018

Inilah Profil Partai Garuda Peserta Pemilu 2019, Terapkan Strategi Politik 'Gerilya Sunyi'

Inilah Profil Partai Garuda Peserta Pemilu 2019, Ternyata Parpol Ini Akomodir Anak Muda
wikipedia
Logo Partai Garuda 
BANJARMASINPOST.CO.ID - Partai Gerakan Perubahan Indonesia (Garuda) adalah satu partai baru yang lolos menjadi peserta Pemilu 2019.
Lolosnya Partai Garuda sebagai peserta Pemilu 2019 ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Sabtu (17/2/2018).
Sebagai partai baru, tentu Partai Garuda belum sepopuler partai lama macam PDI-P, Partai Demokrat atau Partai Golkar.
Namun, Profil Partai Garuda dapat ditemukan di situs wikipedia.
Berdasar dari profil Partai Garuda di situs wikipedia.org, Partai Garuda dideklarasikan pada 16 April 2015.
Posisi Ketua Umum Partai ditempati Ahmad Ridha Sabana.

Dia juga dikenal sebagai Presiden Direktur PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (TPI).
Sedangkan posisi Sekretaris Jenderal Partai diduduki oleh Abdullah Mansyuri yang merupakan Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI).
Pada tahun 2015, melalui surat keputusan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly, Partai Garuda mendapatkan ketetapan hukum dan resmi menjadi partai politikPartai Garuda merupakan partai politik ke-13 yang mendaftar di KPU untuk pemilu 2019.
Ahmad Ridha Sabana mengklaim jika Partai Garuda sudah mencapai angka 98 persen kepengurusan di tingkat kabupaten dan kota.
Sabana memperhitungkan terdapat sekitar 400 ribu anggota partai di seluruh daerah.

Partai Garuda Terapkan Strategi Politik 'Gerilya Sunyi'

Partai Garuda Terapkan  Strategi Politik 'Gerilya Sunyi'
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua Umum Partai Garuda Ahmad Ridha Sabana (kiri) didampingi Sekjen Partai Garuda Abdullah Mansyuri (kanan) menunjukkan nomor urut usai pengundian nomor urut partai politik peserta pemilu 2019 di Gedung KPU, Jakarta, Minggu (18/2/2018). KPU resmi menetapkan nomor urut 14 partai politik nasional dan 4 partai lokal DI Aceh untuk pemilihan umum tahun 2019. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Sekretaris Jenderal Partai Garuda Abdullah Mansyuri mengungkap, bukan hal mudah baginya dan rekan-rekannya di DPP Garuda mengajak mereka yang selama ini tidak berpolitik, kemudian mau berpolitik.  DPP  Garuda,  ungkapnya, terus memberikan motivasi, pengarahan, dan pengajaran kepada kader-kadernya di daerah.
"Memang saya harus akui, berbeda ya politisi sama teman-teman yang baru berpolitik itu berbeda. Kita harus terus memberikan motivasi, kita harus terus memberikan pengarahan, mengajari. Itu memang bukan hal yang mudah bagi DPP," ungkap Mansyuri.
Selain itu, verifikasi administrasi dan verifikasi faktual yang dilakukan (Komisi Pemilihan Umum) KPU dan (Badan Pengawas Pemilihan Umum) Bawaslu hingga tingkat DPC juga merupakan bagian yang cukup berat bagi Partai Garuda. Mansyuri dan rekan-rekannya di Partai Garuda merasa harus mempersiapkan diri dalam melewati kesulitan tersebut.
"Waktu verifikasi faktual itu memang agak berat, tidak hanya tahapan verifikasi administrasi, tapi verifikasi faktual itu juga harus mengumpulkan seluruh anggota yang anggota itu juga masih bekerja, ada yang kuliah pada saat dikumpulkan itu. Sehingga harus benar-benar mempersiapkan diri untuk verifikasi faktual dan itu bisa kita lewati," kata Mansyuri.
Mansyuri mengaku tak mampu untuk menghitung biaya pembentukan Partai Garuda hingga bisa lolos ke Pilpres 2019 seperti sekarang.
Namun ia bisa mengingat bahwa pembentukan kepengurusan di daerah, kadernya di daerah tersebut yang merupakan pedagang pasar sampai patungan sayur dan telur untuk mengadakan kegiatan dan membentuk kepengurusan.
"Bahkan ada lho, di satu daerah pembentukannya itu patungan pedagang pasar. Siapa yang mau nyumbang sayur, siapa yang mau nyumbang telur, masak-masak, rapat. Setiap kali begitu," ungkap Mansyuri.
Untuk itu, ia mengaku tersenyuh dengan perjuangan kader-kader Partai Garuda tersebut."Makanya saya terenyuh juga, perjuangan ini bisa sampai seperti ini,"kata dia.
Untuk mendidik dan mengarahkan kader-kader Partai Garuda yang rata-rata baru berpolitik, Mansyuri menerangkan bahwa peran Dewan Pimpinan Pusat (DPP) sangat dibutuhkan. Dalam hal ini, menurutnya DPP berperan dalam mengarahkan kader-kader tersebut untuk meraih cita-cita politik mereka.
"Kita tegak lurus dengan kebijakan pusat. Karena kalau nggak diarahkan, ini orang-orang baru, orang-orang yang belum tahu politik, tidak pernah berpolitik, rata-rata ya, sebagian sudah, dan punya cita-cita politik, nah ini harus diarahkan untuk mewujudkan cita-cita itu," ungkap Mansyuri.
 

Tidak ada komentar: