Rabu, 29 Agustus 2012

UEFA Champions League 2013, Mueller vs Lewandowski, siapa bersinar?

Mereka adalah dua bintang yang bisa jadi penentu hasil duel Bayern vs Dortmund di final UCL. Bandingkan 

 Thomas Mueller Vs Robert Lewandowski: Beda Tipe Tapi Sama Tajam

AFP/Christof Stache


Oleh: Sirajudin Hasbi

Membandingkan seorang gelandang dengan penyerang tentu bukan hal yang lumrah. Tetapi, jika gelandang itu adalah Thomas Mueller maka itu menjadi hal yang bisa dimaklumi. Pria berusia 23 tahun ini walaupun berposisi sebagai pemain tengah merupakan pemain paling produktif di Bayern Muenchen di ajang Liga Champions dengan delapan gol.

Sementara Robert Lewandowski jelas patut diperbincangkan karena berkat empat golnya ke gawang Real Madrid, Borussia Dortmund bisa melangkah kembali ke final Liga Champions. Keduanya memiliki andil besar dalam membawa klubnya menuju ke perhelatan puncak turnamen paling bergengsi di seantero Eropa.

Gaya bermain Mueller dan Lewandowski
Thomas Mueller sejatinya memang seorang gelandang serang. Dia bisa bermain di posisi tengah, atau dari kedua sayap dalam posisi 4-2-3-1 yang dimainkan oleh Jupp Heynckes. Jika Muenchen kekurangan penyerang, Mueller bisa didorong ke depan untuk jadi ujung tombak.

 
REUTERS/Albert Gea

Lewandowski jelas merupakan pilihan utama Juergen Klopp untuk menempati posisi striker tunggal dalam formasi 4-2-3-1. Dengan dukungan dari Mario Gotze dan Marco Reus, Lewandowski menjelma menjadi salah satu penyerang paling ditakuti di Eropa saat ini.

Dengan area bermain Mueller yang lebih luas, wajar jika kemudian dia tampak lebih aktif bergerak dibandingkan Lewandowski. Dalam 12 pertandingan yang dia mainkan bersama Muenchen di Liga Champions musim ini, Mueller telah berlari sejauh 126,983 km yang berarti setiap pertandingan setidaknya Mueller berlari sejauh 10,58 km.

Mueller pernah sekali bermain dari bangku cadangan sehingga secara keseluruhan dia hanya bermain 955 menit. Berarti rata-rata bermain dalam 79 menit per pertandingan. Keaktifan Mueller ini menjadikannya sebagai pemain Muenchen yang paling aktif berlari dan hanya kalah dari Marcel Schmeizer dan Marco Reus soal jarak berlari pemain di ajang Liga Champions.

Sebagai pemain terdepan, wajar jika kemudian Lewandowski lebih sedikit jarak tempuhnya. Lewandowski “hanya” berlari sejauh 123,097 yang berarti 10,32 km per pertandingan. Di musim ini Lewandowski bermain selama 1000 menit dari 12 pertandingan (satu pengganti). Tetapi, jika dibandingkan secara keseluruhan, Lewandowski adalah penyerang paling aktif berlari, bahkan mengungguli Cristiano Ronaldo. Dirinya juga berada di posisi kelima sebagai pemain paling rajin berlari di Liga Champions.

 
REUTERS/Fabrizio Bensch

Data tersebut menunjukkan keduanya menjadi pemain penting bagi timnya. Keduanya juga sangat bisa diandalkan ketika melakukan serangan balik.

Ancaman nyata bagi tim lawan
Berlari sejauh apa pun tapi tanpa hasil jelas percuma. Sementara bagi Mueller dan Lewandowski, jarak mereka berlari berbanding lurus dengan produktivitas serangan yang mereka lakukan.

Mueller sejauh ini sudah mencetak delapan gol. Yang tertinggi di Bayern Muenchen, mengungguli penyerang lain seperti Mario Gomez, Claudio Pizarro, dan Mario Mandzukic. Dirinya juga sudah memberikan dua assist bagi rekannya.

Pemain bernomor punggung 25 ini dikenal suka bermain dengan bola-bola pendek. Rata-rata operannya 30,1 per pertandingan dengan akurasi mencapai 73,4%. Operan kuncinya rata-rata 1,1 per partai. Pemain ini juga dikenal jarang melakukan dribble (0,8 per partai) dan umpan silang (0,3 per partai).

Pria bertinggi 186 cm ini seperti layaknya penyerang jadi pemain yang amat berbahaya di depan gawang lawan. Sejauh ini sudah melakukan 30 tembakan ke gawang atau rata-rata melepaskan 2,5 tendangan per pertandingan dengan delapan di antaranya berbuah gol.

Sementara Lewandowski pun demikian halnya dengan Mueller. Pemuda berusia 24 tahun ini telah mencetak 10 gol yang membuatnya menjadi yang paling subur di Dortmund. Lewandowski juga sudah memberikan dua asisst bagi rekannya.

Operan kuncinya sedikit lebih baik daripada Mueller, yakni 1,4 per pertandingan. Tetapi jumlah umpannya lebih sedikit, yakni 25,3 passing per pertandingan dengan akurasi 67,8 persen. Soal umpan silang, dirinya sama dengan Mueller, yakni 0,3 per pertandingan.

Sejauh ini Lewandowski sudah melakukan 46 kali percobaan ke arah gawang atau rata-rata 3,8 per pertandingan. Untuk hal ini dia juga lebih unggul dibanding Mueller. Soal dribble, dirinya sama dengan Mueller, tidak terlalu lama dengan bola yakni rata-rata 1,7 per pertandingan. Lewandowski memang dikenal sebagai pemain yang tidak terlalu bagus dalam membawa bola layaknya Ronaldo atau Lionel Messi.

Minim kontribusi pada pertahanan
Jika Mueller dan Lewandowski sama-sama tajam di depan, maka keduanya juga sama-sama tidak terlalu banyak berkontribusi saat bertahan.

Mueller hanya melakukan rata-rata 1,7 halauan dan 1,2 potongan setiap pertandingannya. Sisi baiknya, sejauh ini dia jarang melakukan pelanggaran, 1,4 per partai dan hanya mengoleksi satu kartu kuning sepanjang turnamen.

Lewandowski lebih buruk lagi dengan rata-rata 0,5 halauan dan 0,3 potongan. Dengan jumlah pelanggaran yang lebih banyak dibanding Mueller, dengan 2,1 pelanggaran per pertandingan dan mengoleksi satu kartu kuning.

Sebenarnya bukan hal yang terlalu dirisaukan jika keduanya buruk dalam bertahan karena memang tugasnya sebagai bagian tim yang menyerang. Keduanya jelas akan lebih berguna jika dimaksimalkan untuk mendobrak pertahanan lawan.

Trivia Thomas Mueller dan Robert Lewandowski
Ketika melihat pertama kali Thomas Mueller bermain, saya merasa dia bukan tipe pemain Jerman kebanyakan yang memiliki tubuh kokoh. Bentuk tubuh Mueller terkesan ringkih untuk pesepakbola di Eropa. Kakinya yang panjang nampak rentan ketika dihadang lawan.

Mueller membuktikan bahwa keahliannya layak dihargai dan membuktikan bahwa dialah salah satu pemain paling baik di Eropa saat ini. Tubuhnya pun kini semakin kokoh.

 
REUTERS/Kai Pfaffenbach

Lewandowski sebelum bermain untuk Borussia Dortmund dikabarkan akan menjalin kerjasama dengan Blackburn Rovers pada tahun 2008 ketika Tony Mowbray mencoba mengontraknya saat Tony masih menjadi manajer untuk West Brom dan Celtic. Beruntung Lewandowski akhirnya ke Dortmund, tempat yang cocok untuknya mengembangkan keahlian dan karir sebagai pesepakbola top dunia.

Keduanya akan memainkan peran sentral dalam pertandingan final Liga Champions musim ini yang akan digelar di stadion Wembley 25 Mei 2013 mendatang. Siapa yang akan mencetak lebih banyak gol dan mengantarkan klubnya menjadi juara? Mari kita nantikan bersama.

Hadapi Barcelona, Heynckes Tegaskan tidak akan Parkir Bus

Selasa, 30 April 2013 | 09:56 WIB

Jupp Heyncke--REUTERS/Kai Pfaffenbach/bb
Metrotvnews.com, Barcelona: Arsitek Bayern Muenchen Jupp Heynckes menegaskan dirinya tidak akan menggunakan strategi parkir bus dalam laga leg kedua semi final Liga Champions melawan Barcelona, Rabu (1/5).

Die Roten akan tampil di laga leg kedua di kandang Barcelona dengan keunggulan 4-0 di laga leg pertama.

Meski unggul besar, Heynckes menegaskan anak-anak asuhan akan bermain dengan gaya permainan yang sama seperti di Allianz Arena, menyerang.

"Kami akan bermain terbuka dan berusaha mendikte permainan," ujar Heynckes seperti dilansir laman daring resmi Bayern Muenchen. "Kami akan berusaha mencetak satu atau dua gol." (goal.com)

Editor: Basuki Eka Purnama

Langkah Berat Real Madrid Meraih La Decima


Oleh | Arena
 
Selebrasi Lewandowski usai membuat empat gol ke gawang Madrid di leg pertama. (Getty Images/Boris Streubel)Ditulis oleh: Sirajudin Hasbi

Real Madrid menargetkan bisa meraih gelar kesepuluh (La Decima) Liga Champions di musim ini. Namun, rasanya langkah itu berat. Belum sampai menginjak final, Madrid kemungkinan besar tidak bisa bermain di partai puncak. Peluang memang masih ada, tetapi tertinggal 1-4 dari Borussia Dortmund jelas beban yang amat berat.

Laga di Santiago Bernabeau, Selasa 30 April 2013 atau Rabu 1 Mei dinihari WIB akan jadi penentuan apakah Madrid masih bisa mengejar target mereka musim ini.

Dortmund jelas musuh yang tidak mudah ditaklukkan. Pertemuan terakhir di Bernabeau saat fase grup berakhir imbang 1-1. Robert Lewandowski yang memborong empat gol Dortmund jelas akan bersemangat untuk membobol kembali gawang Los Blancos. Jose Mourinho butuh lebih dari sekadar kejeniusan meracik strategi sembari berharap keberuntungan menyelimuti mereka.

Menyerang Total dan Mengantisipasi Serangan Balik
Kondisi Real Madrid sebenarnya masih lebih baik dibanding Barcelona. Madrid beruntung Cristiano Ronaldo bisa mencetak gol tandang, tabungan yang jelas berharga. Dengan kondisi sekarang ini, Real Madrid harus bisa menang setidaknya tiga gol tanpa balas untuk melangkah ke final.

Untuk mencetak gol, Mourinho akan menurunkan skuat terbaiknya yang cukup bugar setelah diberi istirahat dengan tidak bermain saat menghadapi Atletico Madrid. Entah Benzema atau Higuain, tiga gelandang serang perlu diberikan kepada Ronaldo, Di Maria dan Ozil. Ozil perlu kembali bermain di posisi aslinya sebagai pengatur serangan dengan diapit dua pemain sayap yang cepat.

Untuk mencetak tiga gol, rasanya Madrid bisa mengusahakannya dengan lini depan yang sangat agresif tetapi apakah gawang mereka bisa ditutup agar tidak kemasukan? Problem utama Madrid memang soal pertahanan sejauh ini. Mereka gagal mengantisipasi Dortmund dengan baik di leg 1.

Kombinasi Pepe dengan Varane bukanlah yang pilihan yang baik. Sergio Ramos sebaiknya kembali ke posisi bek tengah untuk menemani Varane dengan di sisi kanan diberikan kepada Michael Essien. Ramos patut diserahi tugas untuk menempel ketat Lewandowski. Striker asal Polandia ini amat tajam dengan melepaskan 7 tembakan dimana 5 diantaranya menemui sasaran serta bisa menghasilkan empat gol di pertemuan pertama. Tanpa penjagaan ketat, gol yang dicetak oleh Madrid bisa sia-sia oleh balasan dari Lewandowski.

Yang juga perlu diawasi adalah kecepatan serangan balik yang bisa dilakukan oleh Dortmund. Mario Gotze dan Marco Reus memiliki kecepatan untuk mengagetkan Madrid dengan serangan balik cepat melalui sayap kanan atau kiri. Jika tidak waspada, Madrid bisa terjerembab untuk kedua kalinya.

Oleh karenanya, lini pertahanan Madrid butuh konsentrasi tinggi di bawah komando yang tepat. Jika Ramos kesulitan mengatur pertahanan sendirian, maka mungkin inilah saatnya Jose Mourinho memainkan kembali Iker Casillas.

Pertempuran di Lini Tengah

Lini Tengah diperkirakan akan ramai dengan duel seru bintang kedua tim. Dortmund dalam pertandingan pertama terlihat sekali mampu bermain solid dalam bertahan dan menyerang. Transisi antara bertahan ke menyerang atau sebaliknya begitu bagus. Lini tengah Dortmund juga atraktif dengan sering melakukan umpan satu dua antar pemainnya.

Guna membendung permainan Dortmund, Madrid perlu memainkan seorang pemain yang bisa merusak irama lawan. Sami Khedira perlu bekerja ekstra keras untuk merusak ritme permainan Dortmund. Essien bisa pula dimainkan di posisi ini karena memiliki kemampuan fisik yang baik dan tidak segan bermain keras. Jika Essien bermain bersama Xabi Alonso di tengah, posisi bek kanan bisa diisi oleh Alvaro Arbeloa. Jika lini tengah Madrid kuat, Gotze dengan Reus jelas tidak bisa kembali bermain dengan leluasa.

Satu lagi duel lini tengah yang menarik adalah Ozil dengan Gundogan. Di pertemuan pertama, Gundogan memainkan peran sentral untuk memulai serangan dan menahan gempuran lawan sebelum masuk jantung pertahanan. Permainan spartannya terbukti mampu mematikan Luka Modrid dan Ozil. Kini, tinggal bagaimana Ozil memahami cara untuk menaklukkan Gundogan yang akan kembali dibantu Sven Bender.

Fokus 90 Menit


Fokus selama 90 menit jelas diperlukan keduanya. Kesalahan sedikit saja bisa dimanfaatkan oleh lawan untuk membalikkan kedudukan. Untuk hal ini, Dortmund harus kembali mengingat pertandingan melawan Malaga saat mereka baru mencetak gol kemenangan di menit terakhir pertandingan. Walaupun sudah unggul 4-1 bukan berarti pekerjaan mereka selesai. Menghadapi Madrid yang didukung suporter jelas bukan pekerjaan mudah dan lengah sedikit bisa berhaya bagi mereka. Kehilangan fokus bisa membuat mereka dibenamkan oleh Madrid seperti layaknya mereka merusak mimpi Malaga di perempat final.

Bagaimanapun, Dortmund layak diunggulkan untuk melaju ke final yang mungkin saja akan terjadi All German Finals. Namun, Madrid tetaplah tim bagus yang bisa memberi kejutan dan melangkah ke final. Menurut pendapat pribadi penulis, Madrid akan memenangi pertandingan ini tetapi tidak lolos ke final. Tapi, mari kita nikmati saja suguhan pertandingan kelas dunia ini yang mungkin tidak akan terjadi lagi musim depan.

Catatan Pertemuan:


-    25 April 2013: Borussia Dortmund 4-1 Real Madrid (Liga Champions)
-    7 November 2012: Real Madrid 2-2 Borussia Dortmund (Liga Champions)
-    25 Oktober 2012: Borussia Dortmund 2-1 Real Madrid (Liga Champions)
-    20 Agustus 2009: Borussia Dortmund 0-5 Real Madrid (Friendly Match)
-    25 Februari 2003: Borussia Dortmund 1-1 Real Madrid (Liga Champions)

Perkiraan Susunan Pemain:

Real Madrid (4-2-3-1): Diego Lopez; Michael Essien, Sergio Ramos, Raphael Varane, Fabio Coentrao; Xabi Alonso, Sami Khedira; Mesut Ozil, Luka Modric, Cristiano Ronaldo; Gonzalo Higuain

Borussia Dortmund (4-2-3-1)
: Roman Weidenfeller; Lukasz Piszcek, Mats Hummels, Neven Subotic, Marcel Schmeizer; Ilkay Gundogan, Sven Bender, Jakub Blaszczykowski, Mario Gotze, Marco Reus; Robert Lewandowski

Tidak ada komentar: