SUARA MERDEKA, Minggu, 7 Maret 1999: Sejak Mei Prabowo Diusir dari Cendana JAKARTA- Mantan Pangkostrad Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto kembali membuat berita. Melalui sahabat dekatnya, Fadli Zon, dia mengaku hubungannya dengan mertuanya -mantan presiden Soeharto- sudah tak harmonis sejak Mei tahun lalu. Bahkan, Prabowo mengaku diusir dari komunitas keluarga Cendana. ''Prabowo diusir dari Jl Cendana sejak Mei lalu,'' ujar Fadli kepada pers, di sela-sela acara dialog interaktif ''Menuju Pemilu Jurdil dan Luber'' yang diselenggarakan Yayasan Anak Bangsa, kemarin. Fadli menambahkan, selama ini orang salah memandang hubungan Soeharto dengan Prabowo, yang disebut-sebut sebagai ''putra mahkota'' yang diharapkan bakal menggantikan posisinya pada masa mendatang. Apalagi, jelasnya, presiden kedua RI itu mempunyai kepercayaan Jawa yang amat kental, sehingga sejarah-sejarah pembelotan putra mahkota terhadap para raja benar-benar dipegang. ''Sikap itu dibuktikan Mei 1998. Prabowo dianggap membangkang, serta berperan atas upaya menggulingkan kekuasaan mertuanya. Prabowo dituduh ikut mendongkel mertuanya dari jabatan presiden,'' tegas Ketua DPP Partai Bulan Bintang (PBB) itu. Mengapa Soeharto menuduh menantunya seperti itu? Fadli mengatakan, karena pada saat itu Prabowo mempunyai hubungan akrab dengan Dr HM Amien Rais. Lebih-lebih ketika Jenderal Besar (Purn) AH Nasution menyarankan agar Amien menggandeng Prabowo, karena keduanya akan menjadi pasangan ideal untuk memimpin negara ini pada masa mendatang. ''Akhirnya, muncul kecurigaan Pak Harto. Dia terpancing omongan Pak Nas, sehingga kecurigaannya terhadap Prabowo luar biasa dan menganggap Prabowo anak yang mbalela, lalu mengusirnya dari keluarga Cendana.'' Titiek ke AS Dalam wawancara kemarin, Fadli tidak menjawab secara jelas tentang desas-desus Prabowo sudah pisah ranjang dari istrinya, Ny Siti Hediati (Titiek). Yang dia tahu, Titiek sekarang tidak mengikuti suaminya di Yordania. ''Dia lebih banyak berada di AS, menemani putranya yang belajar di sana.'' Soal banyaknya permintaan agar Prabowo kembali ke Tanah Air, Fadli Zon menyatakan, Menhankam/Pangab Jenderal TNI Wiranto telah mengirimkan surat panggilan untuk melakukan klarifikasi atas hasil temuan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) soal Insiden Semanggi. ''Untuk apa Pangab memanggil seperti itu? Prabowo kan sudah pensiun. Artinya, sekarang menjadi orang biasa. Lain halnya jika dia masih aktif, Pangab berhak melakukan pemanggilan.'' Dia mengakui, memang banyak yang menyarankan Prabowo pulang ke Indonesia. Ketua Umum PBNU KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pun pernah menyarankan hal itu kepada Prabowo, ketika dia sedang memeriksakan kesehatannya di Jerman. Gus Dur dan Prabowo saat itu melakukan pembicaraan per telepon. Mengenai tuduhan melakukan kudeta, kata Fadli Zon, Prabowo mempunyai pemikiran bahwa setiap kudeta akan diikuti kudeta juga, sehingga dia tak mungkin mau melakukannya. (di-48b) 

 Inilah Pendukung Prabowo di Pilpres 2014