Prabowo Kampanye Akbar Bersama Mantan Istri di Bali
28 Jun 2014 13:13
Titiek Soeharto dan Prabowo Subianto. (Liputan6.com/Johan Tallo)
Liputan6.com, Denpasar - Capres nomor urut 1 Prabowo
Subianto akan menggelar kampanye akbar di Bali. Sedikitnya 70 ribu massa
diprediksi akan hadir pada acara yang digelar di Lapangan Lumintang,
Denpasar itu.Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta Wilayah Bali, I Ketut Sudikerta menuturkan, kampanye akbar ini akan dihadiri sejumlah tokoh nasional.
"Di antaranya Aburizal Bakrie, Idrus Marham, Marzuki Alie, Syarif Hasan, Titiek Soeharto dan sejumlah tokoh nasional lainnya," kata Sudikerta di Denpasar, Sabtu (28/6/2014).
Sudikerta yakin bahwa pasangan capres-cawapres yang didukungnya akan memenangkan Pilpres 9 Juli mendatang. Apalagi melihat dukungan bagi Prabowo-Hatta yang menurutnya terus meluas dari hari ke hari.
"Persiapan sudah beres. Acara digelar pukul 14.00 Wita. Dan kami yakin target 55 persen suara untuk Prabowo-Hatta tidak meleset," tegas dia.
Menurut Sudikerta, dukungan dari berbagai masyarakat luas itu menunjukkan bahwa Prabowo memang dikehendaki masyarakat untuk memimpin Indonesia ke depan.
Pada saat hampir bersamaan, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Jaringan Mahasiswa (Jaman) menggelar aksi galang dukungan 1 juta tanda tangan untuk pasangan Prabowo-Hatta di Bunderan Patur Catur Muka, Denpasar.
Koordinator Presidium Nasional Jaman, Bahtera Banong mengatakan, aksi menggalang 1 juta tanda tangan itu dilakukan serentak di 24 provinsi, termasuk di Bali.
"Tujuan kami adalah pemilih di kampus dan pemilu pemula. Satu kampus target kami 50 mahasiswa," ujar Bahtera. (Riz)
DEBAT CAPRES 2014
Titiek Soeharto dan Putra Prabowo Puas
Prabowo dalam debat capres, Minggu (15/6/2014). (Dedi Gunawan/JIBI/Bisnis)
Solopos.com, JAKARTA —
Debat capres Prabowo vs Jokowi telah berakhir Minggu (15/6/2014) malam
tadi. Mantan isteri Prabowo Subianto, Titiek Soeharto mengaku puas
dengan penampilan Prabowo saat debat capres bertema Pembangunan Ekonomi
dan Kesejahteraan Sosial yang baru saja digelar.
“Tanggapannya puas dengan jawaban-jawabannya,” tuturnya di Hotel Gren Melia, Kuningan, Jakarta, Minggu (15/6/2014) malam.
Sementara putera tunggal Prabowo dan Titiek, Ragowo “Didiet” Hediprasetyo saat ditemui awak media enggan untuk memberikan tanggapan perihal penampilan ayahnya dalam debat tersebut. “Not me, mommy,” ujarnya singkat.
Pria yang berprofesi sebagai desainer ini hanya tersenyum saat dimintai tanggapan perihal dirinya dijadikan contoh sebagai produk ekonomi kreatif dalm debat tersebut.
Sebelumnya, Prabowo menyatakan mendukung penuh program Joko Widodo untuk mengembangkan ekonomi kreatif di bidang kesenian, kerajinan, video, dan animasi.
Prabowo mencontohkan puteranya, sebagai salah satu ekonomi kreatif yang patut mendapat dukungan penuh dari pemerinntah
“Tanggapannya puas dengan jawaban-jawabannya,” tuturnya di Hotel Gren Melia, Kuningan, Jakarta, Minggu (15/6/2014) malam.
Sementara putera tunggal Prabowo dan Titiek, Ragowo “Didiet” Hediprasetyo saat ditemui awak media enggan untuk memberikan tanggapan perihal penampilan ayahnya dalam debat tersebut. “Not me, mommy,” ujarnya singkat.
Pria yang berprofesi sebagai desainer ini hanya tersenyum saat dimintai tanggapan perihal dirinya dijadikan contoh sebagai produk ekonomi kreatif dalm debat tersebut.
Sebelumnya, Prabowo menyatakan mendukung penuh program Joko Widodo untuk mengembangkan ekonomi kreatif di bidang kesenian, kerajinan, video, dan animasi.
Prabowo mencontohkan puteranya, sebagai salah satu ekonomi kreatif yang patut mendapat dukungan penuh dari pemerinntah
Prabowo Curhat Uang Pensiun Cuma Rp900 Ribu per Bulan
Prabowo Subianto
"Saat ‘98 Pak Harto lengser, sehari berikutnya saya juga lengser. Tapi, dilengserkan," kata Prabowo, Kamis (30/5/2013).
Menurutnya, setelah pensiun dari TNI AD, Prabowo memperoleh uang pensiun tiap bulannya Rp900 ribu. "Saya pensiun Pangkostrad yang katanya mau kudeta. Pensiun saya waktu itu Rp900 ribu. Tapi sekarang sudah naik Rp3,7 juta, alhamdulillah," ucapnya.
Saat itu, Prabowo memutuskan untuk menjadi pengusaha. Dia pun berangkat ke Jordania.
"Saya menjadi pengusaha, tapi saya tidak merampok uang rakyat saya sendiri. Saat di Jordan, saya mendengar terjadi krisis ekonomi, tapi kok negara kita untung USD12 miliar. Kok Indonesia ngemis-ngemis USD4 miliar oleh IMF. Ditekan-tekan enggak boleh ini enggak boleh ini, dan pejabat-pejabat kita semua hanya menjawab, ‘Yes sir’. Kita rela petani-petani kita dikorbankan," tegasnya.
Mengapa Titik Suharto Mendukung Prabowo?
OPINI | 08 June 2014 | 00:16 Dibaca: 654 Komentar: 2 3
Titik Suharto dan Prabowo Subiyanto sudah pernah saling bertukar kembang senyum dan cipika-cipiki, cium pipi kanan cium pipi kiri. Pasangan yang sudah 16 tahun berpisah ini juga sudah pernah duduk saling berdampingan. Spekulasi pun berkembang. Tapi sejauh ini, menurut informasi yang bisa dipercaya Titik hanya memuji sosok Prabowo sang mantan sebagai figur calon presiden terbaik Indonesia. Untuk masalah hati yang patah belum ada kepastian.
Malam jum’at kemarin, Titik mengadakan tasyakuran karena
terpilih menjadi anggota DPR RI periode 2014-2019. Sejumlah pedagang
kaki lima seperti angkringan/hik, sate, bakso, wedang ronde didatangkan
ke tempat acara, Museum Soeharto di Kemusuk Sleman Yogyakarta.
Acara yang dihadiri banyak warga ini dikemas dalam bentuk pesta rakyat
yang diisi dengan pagelaran wayang kulit dengan dalang Ki Wisnu Hadi
Sugito yang membawakan lakon Puntadewa Suci.
Di beberapa pertemuan,
Yang menarik malam itu adalah Titik Suharto kembali menegaskan dukungannya kepada calon Presiden Prabowo dengan mengkampanyekan sang mantan sebagai figur yang tepat membawa kemajuan bangsa. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat besar dan kaya, namun juga dipenuhi permasalahan yang kompleks. Untuk memimpin negara ini dibutuhkan pemimpin yang kompenten di bidangnya. Dan bagi Titik, Prabowo lah orangnya.
Di dalam sambutannya itu, Titik tidak lupa menitipkan sebuah pesan penting
“Jangan lupa 9 Juli 2014 menggunakan hak pilihnya, dan memilih nomor 1 (Prabowo-Hatta)”
Mengapa Titik Suharto mengajak warga Yogyakarta mencoblos Prabowo ?
Saya mempunyai beberapa analisis mengapa Titik Suharto mengarahkan warga mencoblos Prabowo Subiyanto:
1. Pilihan Alternatif
Titik Suharto pada mulanya lebih memilih bosnya di Golkar yaitu Aburizal Bakri sebagai presiden. Berhubung
Aburizal Bakri terkena tuduhan sebagai capres boneka akhirnya Aburizal
Bakri mundur dari pencapresan. Dan titik melabuhkan pilihan capresnya
pada capres asli manusia, yaitu Prabowo.
2.Keluarga Besar ABRI
Titik Suharto adalah putra keempat almarhum Jenderal Suharto. Sebagai keluarga besar ABRI, Prabowo Subianto
dan Titik Suharto mempunyai kesamaan ide dan perjuangan. Koalisi dengan
capres prabowo lebih bisa diterima akal sehat daripada koalisi dengan capres Rhoma , meskipun sama-sama ABRI nya.
3. CLBK
Dalam lubuk hati Titik Suharto yang terdalam ada kemungkinan Titik Suharto masih menyayangi dan mengasihi Prabowo. Dukungan Titik Suharto kepada Prabowo bisa mengembalikan romantisme kisah kasih masa lalu, cinta lama bersemi kembali. Prabowo dan Titi Suharto sebagai dua orang Jojoba, jomblo-jomblo bahagia- masing-masing bisa kembali merasakan hangatnya cinta.
4. Faktor Julia Perez
Titik Suharto mungkin menganggap Jupe sebagai
bintang hot bukan figur yang cocok mendampingi calon presiden yang
berlatar belakang ABRI seperti Prabowo. Godaan
Jupe membuat Titik Suharto cemburu. Langkah yang paling logis dan bisa
ditempuh Titik Suharto adalah koalisi partai dan disambung dengan
koalisi hati.
5. Faktor Politik
Kabarnya pangkal perceraian Prabowo Subianto dan Titik Suharto berlatar belakang politik, yaitu ketika Prabowo
dianggap membiarkan para demonstran masuk ke gedung DPR RI dengan
leluasa. Dosa politik Prabowo yang lebih gawat adalah menganjurkan Suharto turun dari tahta. Kalau
politik bisa memutuskan hubungan dua orang yang saling cinta, politik
diyakini bisa pula menyambung yang sudah putus dari dua orang yang patah
hati.
Rasanya sudah cukup lima point ini saya ajukan. Lima itu sudah banyak. Sekian dulu. Selamat malam dan selamat mimpi panjang.
Salam bintang sembilan.
Rembang, 8 mei 2014Prabowo mengaku diusir Suharto'
SUARA MERDEKA, Minggu, 7 Maret 1999: Sejak Mei Prabowo Diusir dari Cendana JAKARTA- Mantan Pangkostrad Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto kembali membuat berita. Melalui sahabat dekatnya, Fadli Zon, dia mengaku hubungannya dengan mertuanya -mantan presiden Soeharto- sudah tak harmonis sejak Mei tahun lalu. Bahkan, Prabowo mengaku diusir dari komunitas keluarga Cendana. ''Prabowo diusir dari Jl Cendana sejak Mei lalu,'' ujar Fadli kepada pers, di sela-sela acara dialog interaktif ''Menuju Pemilu Jurdil dan Luber'' yang diselenggarakan Yayasan Anak Bangsa, kemarin. Fadli menambahkan, selama ini orang salah memandang hubungan Soeharto dengan Prabowo, yang disebut-sebut sebagai ''putra mahkota'' yang diharapkan bakal menggantikan posisinya pada masa mendatang. Apalagi, jelasnya, presiden kedua RI itu mempunyai kepercayaan Jawa yang amat kental, sehingga sejarah-sejarah pembelotan putra mahkota terhadap para raja benar-benar dipegang. ''Sikap itu dibuktikan Mei 1998. Prabowo dianggap membangkang, serta berperan atas upaya menggulingkan kekuasaan mertuanya. Prabowo dituduh ikut mendongkel mertuanya dari jabatan presiden,'' tegas Ketua DPP Partai Bulan Bintang (PBB) itu. Mengapa Soeharto menuduh menantunya seperti itu? Fadli mengatakan, karena pada saat itu Prabowo mempunyai hubungan akrab dengan Dr HM Amien Rais. Lebih-lebih ketika Jenderal Besar (Purn) AH Nasution menyarankan agar Amien menggandeng Prabowo, karena keduanya akan menjadi pasangan ideal untuk memimpin negara ini pada masa mendatang. ''Akhirnya, muncul kecurigaan Pak Harto. Dia terpancing omongan Pak Nas, sehingga kecurigaannya terhadap Prabowo luar biasa dan menganggap Prabowo anak yang mbalela, lalu mengusirnya dari keluarga Cendana.'' Titiek ke AS Dalam wawancara kemarin, Fadli tidak menjawab secara jelas tentang desas-desus Prabowo sudah pisah ranjang dari istrinya, Ny Siti Hediati (Titiek). Yang dia tahu, Titiek sekarang tidak mengikuti suaminya di Yordania. ''Dia lebih banyak berada di AS, menemani putranya yang belajar di sana.'' Soal banyaknya permintaan agar Prabowo kembali ke Tanah Air, Fadli Zon menyatakan, Menhankam/Pangab Jenderal TNI Wiranto telah mengirimkan surat panggilan untuk melakukan klarifikasi atas hasil temuan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) soal Insiden Semanggi. ''Untuk apa Pangab memanggil seperti itu? Prabowo kan sudah pensiun. Artinya, sekarang menjadi orang biasa. Lain halnya jika dia masih aktif, Pangab berhak melakukan pemanggilan.'' Dia mengakui, memang banyak yang menyarankan Prabowo pulang ke Indonesia. Ketua Umum PBNU KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pun pernah menyarankan hal itu kepada Prabowo, ketika dia sedang memeriksakan kesehatannya di Jerman. Gus Dur dan Prabowo saat itu melakukan pembicaraan per telepon. Mengenai tuduhan melakukan kudeta, kata Fadli Zon, Prabowo mempunyai pemikiran bahwa setiap kudeta akan diikuti kudeta juga, sehingga dia tak mungkin mau melakukannya. (di-48b)
Inilah Pendukung Prabowo di Pilpres 2014
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto - (Foto : inilah.com)
Oleh: Renny Sundayani, Minggu, 28 April 2013 | 15:01 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Himpunan Kerukunan Tani Indonesia
(HKTI) resmi mendukung Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo
Subianto sebagai calon presiden (capres) pada pemilihan presiden
(pilpres) 2014.
Dukungan disampaikan Sekretaris Jenderal DPN HKTI, Fadli Zon melalui pesan singkatnya, Minggu, (28/4/2014). Menurutnya, penetapan dukungan terhadap Ketua Umum DPN HKTI diputuskan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-2 di Alam Mayang, Pekanbaru, Riau, Sabtu (27/4).
"Rakernas menetapkan, HKTI akan mendukung Prabowo Subianto sebagai calon Presiden RI 2014-2019. HKTI yakin Prabowo merupakan sosok yang mampu membawa dan membela kepentingan kaum tani," kata Fadli di Jakarta, Minggu (28/4/2013).
Dia mengatakan, HKTI memandang kualitas hidup petani Indonesia masih sangat jauh dari sejahtera, sehingga menbutuhkan sosok pemimpin yang benar-benar memiliki keberpihakan kepada kaum tani.
"Pak Prabowo adalah sosok yang pantas dan layak didukung HKTI. Ini merupakan aspirasi dari seluruh DPD HKTI se-Indonesia," ujar Fadli.
Selain menetapkan dukungan terhadap Prabowo Subianto sebagai capres 2014, kata dia, Rakernas HKTI ke-2 juga menghasilkan sejumlah keputusan di bidang organisasi dan program serta rekomendasi.
Keputusan tersebut di antaranya, mengawal dan mendesak DPR serta pemerintah segera menetapkan rancangan undang-undang (RUU) perlindungan dan pemberdayaan petani, pembenahan sistem irigasi, penghapusan kartel impor, dan pengendalian impor komoditas pangan.
Sedangkan puncak Rakernas ke-2 HKTI sendiri, ditutup dengan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) HKTI ke-40 yang dihadiri ribuan petani. Acara penutupan ini diakhiri dengan pidato Prabowo, sebagai Ketua Umum DPN HKTI. Seluruh rangkaian kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, yakni sejak 25 hingga 27 April 2013. [yeh]
Dukungan disampaikan Sekretaris Jenderal DPN HKTI, Fadli Zon melalui pesan singkatnya, Minggu, (28/4/2014). Menurutnya, penetapan dukungan terhadap Ketua Umum DPN HKTI diputuskan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-2 di Alam Mayang, Pekanbaru, Riau, Sabtu (27/4).
"Rakernas menetapkan, HKTI akan mendukung Prabowo Subianto sebagai calon Presiden RI 2014-2019. HKTI yakin Prabowo merupakan sosok yang mampu membawa dan membela kepentingan kaum tani," kata Fadli di Jakarta, Minggu (28/4/2013).
Dia mengatakan, HKTI memandang kualitas hidup petani Indonesia masih sangat jauh dari sejahtera, sehingga menbutuhkan sosok pemimpin yang benar-benar memiliki keberpihakan kepada kaum tani.
"Pak Prabowo adalah sosok yang pantas dan layak didukung HKTI. Ini merupakan aspirasi dari seluruh DPD HKTI se-Indonesia," ujar Fadli.
Selain menetapkan dukungan terhadap Prabowo Subianto sebagai capres 2014, kata dia, Rakernas HKTI ke-2 juga menghasilkan sejumlah keputusan di bidang organisasi dan program serta rekomendasi.
Keputusan tersebut di antaranya, mengawal dan mendesak DPR serta pemerintah segera menetapkan rancangan undang-undang (RUU) perlindungan dan pemberdayaan petani, pembenahan sistem irigasi, penghapusan kartel impor, dan pengendalian impor komoditas pangan.
Sedangkan puncak Rakernas ke-2 HKTI sendiri, ditutup dengan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) HKTI ke-40 yang dihadiri ribuan petani. Acara penutupan ini diakhiri dengan pidato Prabowo, sebagai Ketua Umum DPN HKTI. Seluruh rangkaian kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, yakni sejak 25 hingga 27 April 2013. [yeh]
Prabowo Bangun Istana di Atas Bukit ala Camp Militer
Beberapa
lembaga survey menempatkan Prabowo
Subianto pada urutan teratas calon Presiden paling kuat di Pilpres 2014
mendatang. Benarkah masyarakat menghendaki seorang pemimpin yang fanatik dengan
cara-cara militer dalam menciptakan perubahan? Ia membangun istana dengan
kompleks yang luas di atas Bukit Hambalang, dikitari barak-barak tempat
pelatihan kader-kader muda Gerindra dari berbagai daerah. Kesan militerisme
yang sangat kental, tapi menyeramkan? Inikah calon pemimpin yang dikehendaki wong cilik?
Foto: Waspada.com |
Benar seperti
yang dikatakan warga tersebut, di ujung jalan utama menuju atas bukit terlihat
gerbang rumah megah berjeruji setinggi sekitar dua meter. Sebuah pos keamanan
berada di depan rumah. Para tamu yang tak
memiliki janji dengan sang empunya rumah, tak akan diizinkan masuk.
Sebelumnya tidak
terbayangkan, di puncak bukit terdapat sebuah rumah yang dilengkapi berbagai
fasilitas. Rumah atau lebih tepatnya
istana, yang berdiri di atas area seluas 4,8 hektar itu jauh dari pemukiman
penduduk. Meski begitu, tak sulit untuk menemukannya. Sebab hampir seluruh
warga Bojong Koneng tahu di mana letak rumah Petinggi Partai Gerakan Indonesia
Raya (Gerindra) ini.
Sebelum sampai
di rumah Prabowo, satu-satunya jalan harus melewati camp-camp ala militer
sebagai tempat pelatihan kader-kader muda Gerindra. Terlihat penjaga keamanan
berseragam maupun yang berpakaian biasa, ada di tempat-tempat strategis
sehingga bisa memantau siapa pun yang masuk ke kompleks eksklusif Gerindra
tersebut. The Politic coba mengambil gambar di sekitar lokasi, namun
dalam waktu yang sangat singkat beberapa orang tidak berseragam sudah berdatangan
dan melarang mengabil foto. Menurut sumber The Politic, para petugas keamanan
di Bukit Hambalang itu semuanya bekas tentara Kopassus yang masih loyal pada
Prabowo.
Presiden
versi Survey. Tidak diragukan, Prabowo Subianto akan maju mencalonkan diri jadi
presiden pada Pilpres 2014 mendatang dari Partai Gerindra. Bahkan sejumlah
survey yang dilakukan beberapa waktu lalu, menempatkan namanya pada posisi
teratas. Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) dalam survei
terbarunya menempatkan Prabowo Subianto dalam urutan teratas Capres dengan 28
persen, disusul Mahfud MD 10,6 persen, Sri Mulyani Indrawati 7,4 persen,
Aburizal Bakrie 6,8 persen, KH Said Agil Siradj 6 persen dan Din Syamsuddin 5,2
persen. Dahlan Iskan (0,4 persen), Megawati 0,3 persen, dan Chairul Tanjung (0,2
persen).
Pada
pekan yang sama, survei Jaringan Suara Indonesia (JSI) menempatkan Megawati pada
urutan teratas dengan 23,8 persen, disusul Prabowo Subianto 17,6 persen,
kemudian Aburizal Bakrie 13,7 persen. Sebelumnya Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menempatkan Megawati, Prabowo Subianto dan
Aburizal Bakrie mendapat dukungan di atas 10 persen jika ikut Pilpres.
Sementara nama lainnya seperti Ani Yudhoyono, Pramono Edi Wibowo, Anas
Urbaningrum dan Marzuki Ali masih berada di bawah 10 persen.
Menanggapi
hasil beberapa survey yang berbeda-beda cukup signifikan tersebut di atas,
menimbukan keraguan akan validitas metodologi survey yang dilakukan oleh banyak
kalangan masyarakat. Bahkan, kecurigaan adanya ‘pesanan’ dari beberapa
kepentingan tidak terelakkan. Sukardi Rinakit dari Soegeng Sarjadi Syndicate
(SSS) membantah keras ketika The Politic mensinyalir lembaga survey
SSS ‘dibayar’ oleh pihak tertentu untuk menempatkan capres ‘X’ pada urutan
teratas.
Terlepas
dari hasil survey, pertanyaan mendasar tentang sosok seorang Prabowo adalah
benarkah ia yang diinginkan rakyat? Masih kuat dalam ingatan masyarakat tentang
penculikan para aktivis demokrasi, tragedi Trisakti, dan peristiwa Mei 1998
yang melibatkan Prabowo sebagai pelaku pelanggaran HAM sehingga ia kemudian
dipecat dari militer.Tak hanya itu, kurang pandainya mengelola bisnis membuat lilitan utang yang
tidak sedikit pada perusahaan-perusahaan miliknya. Gaya kepemimpinannya yang sangat
militeristik, karakter pribadi yang temperamental, dan kehidupan rumah
tangganya yang retak, merupakan poin-poin yang terakumulasi ke dalam sosok
seorang Prabowo Subianto. Benarkah sosok seperti ini yang diinginkan rakyat?
Masa Kecil. Prabowo lahir di Jakarta pada 17 Oktober
1951, merupakan anak ketiga dari begawan ekonomi Sumitro Djojohadikusumo dengan
Dora Marie Sigar. Masa kecil Prabowo bersama kedua orangtuanya banyak
dilewatkan di banyak negara, baik di Asia maupun
Eropa, sehingga tidak heran ia menguasai setidaknya empat bahasa asing, yakni
Inggris, Jerman, Perancis, dan Belanda.
Minat
Prabowo pada dunia kemiliteran dan memiliki jiwa nasionalis yang luar
biasa rupanya rupanya merupakan titisan turun-temurun dari keluarga
ayahnya.
Kakeknya, Raden Mas (RM) Margono Djojohadikusumo, adalah salah satu
pendiri
Partai Indonesia Raya (Parindra) dan pendiri Bank BNI
1946. RM Margono juga adalah Ketua Dewan Pertimbangan Agung Sementara
pertama
dan anggota Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Dan, kini nama kakek
Prabowo ini sudah diabadikan menjadi nama sebuah gedung di Fakultas Ilmu Budaya
(FIB) Unibersitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta.
Sementara dua orang pamannya Letnan Sujono Djojohadikusumo dan
Sersan Mayor Subianto Djojohadikusumo gugur dalam Peristiwa Lengkong di
Tangerang tahun 1946. Bahkan oleh sang Ayah, kedua nama pamannya ini
ditambahkan pada namanya (Subianto) dan adiknya Hasyim (Sujono), dengan harapan
keduanya memiliki jiwa patriot seperti dua paman mereka.
Dalam
bukunya Jejak Perlawanan Begawan Pejuang,
Sumitro mengakui istrinya sangat berperan dalam membesarkan dan pendidikan
formal anak-anaknya. Meskipun Sumitro muslim, Dora Sigar tetap Kristen. Dengan
latar belakang keluarga berpendidikan Belanda, Dora Sigar menerapkan disiplin
ketat kepada putra-putrinya. Di meja makan, misalnya, semua tata krama dan
etiket Belanda sangat ketat dijalankan, seperti tangan tidak boleh ke sana ke mari, serbet harus
dilipat di pangkuan, dan garfu sendok tidak boleh bunyi.
Perpaduan
dua kepribadian orangtua inilah yang sangat membentuk kepribadian Prabowo. Disiplin
dan sikap keras diturunkan dari sang Ibu, gaya
berpikir kritis dan bebas dari sang Ayah. Ia tumbuh menjadi anak yang cerdas,
lugas tanpa basa-basi, sangat taat aturan sehingga sangat kaku dalam pergaulan,
dan kritis. Dan, dari penuturan kawan-kawan dekatnya, Prabowo adalah anak
kesayangan ibunya.
Masa
kecil Prabowo banyak dihabiskan dalam masa pelarian ke beberapa negara bersama
ayahnya, menjadikan ia sebagai sosok yang mandiri, pekerja keras dan sangat
dekat dengan rakyat kecil. Pendidikan militer di Magelang mengasah jiwa
patriotiknya dan berhasil lulus sebagai lulusan terbaik.
Pada
1976, Prabowo dipercaya sebagai Komandan Pleton Para Komando Grup I Komando
Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha) dan ditugaskan sebagai bagian dari operasi
Tim Nanggala di Timor-Timur. Setahun kemudian menjadi Komandan Kompi Para
Komando Grup I Kopassandha dengan pangkat Letnan Satu.
Karier
militernya terus melejit, ketika dipercaya sebagai Wakil Komandan Detasemen 81
Penanggulangan Teros (Gultor) Komando Pasukan Khusus TNI AD (Kopassus) pada
1983. Dan, setelah menyelesaikan pelatihan di "Special Forces Officer
Course" Fort
Benning, Amerika Serikat,
Prabowo diberi tanggung jawab sebagai Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara
(Linud) 328 Kostrad hingga 1987 dan diperpanjang sampai 1991. Kemudian menjadi
Kepala Staf Brigade Infanteri Linud 17/Kujang/Kostrad, 1991 hingga 1993.
Prabowo kembali ke Kopassus sebagai Komandan Grup 3 yaitu Komandan Pusat
Pendidikan Pasukan Khusus di Batujajar, Jawa Barat, tahun 1993. Setahun kemudian
sebagai Wakil Komandan Kopassus. Dan, tahun 1994, ia dipercaya menjadi orang
nomor satu di korps baret merah pasukan elit TNI Angkatan Darat itu.
Tahun
1998, Prabowo ditarik kembali menjadi Panglima Kostrad dengan pangkat Letnan
Jenderal, dalam usia relatif muda yakni 47 tahun. Di tahun inilah ia tersandung
tragedi Mei yang membuatnya dipindahkan menjadi Komandan Sekolah Staf dan
Komando ABRI (Sesko TNI). Dan atas
pertimbangan Dewan Kehormatan Perwira (DKP), Prabowo diberhentikan dari dinas
kemililiterannya.
Jatuh Cinta. Menurut sumber The
Politic, Prabowo dipertemukan (dicomblangi) oleh Wismoyo
Arismunandar
dengan anak Alm Presiden Soeharto, Titiek
Soeharto, ketika ia menjadi ajudan Wismoyo kala itu. Siti Hediati
Hariyadi yang lahir di Semarang, Jawa Tengah, 14 April 1959, lebih
dikenal dengan Titiek Soeharto adalah anak keempat
mendiang mantan Presiden Soeharto. Ketika pertama kali bertemu, lanjut
sumber,
langsung saling tertarik, padahal saat itu Prabowo sudah bertunangan
dengan
anak dari dr. Sajiman, Kepala RS TNI di Magelang, yang sekarang sudah
menjadi
dokter gigi, kawin dengan seorang ginekolog di Yogyakarta.
Prabowo
suka dengan tunangannya ini karena pintar memainkan piano lagu-lagu klasik,
suka membaca buku, cerdas, dan sering berbahasa Inggris dalam komunikasi
keduanya. Namun, setelah bertemu Titiek, Prabowo langsung jatuh hati dan
terpesona dengan kepribadian Titiek yang lincah, gaul, smart, dan tekun. Padahal perbedaan kepribadian keduanya
sangat mencolok.
Prabowo
yang sangat disiplin, selalu ikut tata krama dan aturan, formil, tegas,
sehingga terkesan kaku, tipikal gaya
aristokrat hasil gemblengan sang Ibu. Sementara Titiek yang lincah, dinamis,
cenderung melawan aturan protokoler istana. Boleh dibilang Titiek itu anak
jalanan sedangkan Prabowo anak rumahan yang patuh. “Titiek itu ketika sekolah
di SMPN 1 dan SMAN 3, sering
membuat ajudannya kelabakan. Misalnya, ia senang sekali main sepeda di
sawah-sawah di Menteng kala itu, atau naik bus bersama teman-teman sekolahnya,
dan senang bergaul/berbaur dengan orang-orang miskin,” tutur sumber.
Parabowo
akhirnya menikah dengan Titiek pada Mei 1983. Pasangan ini dikaruniai seorang
anak yang sangat pintar, Didiet Prabowo, yang menghabiskan sebagian masa
sekolahnya di Boston,
Amerika Serikat. Kini Didiet sudah menjadi salah satu desainer yang mulai
diperhitungkan di tanah air. Dan, sesekali terkadang terlihat ia ikut dalam
kegiatan bapak atau ibunya, meskipun kedua orangtuanya itu sudah tidak bersama
lagi.
Usia
perkawinan pasangan Prabowo-Titiek ini berakhir pada perceraian, namun tidak diketahui secara
persis kapan pasangan ini berpisah. Berbagai spekulasi tentang sebab perceraian
ini beredar di masyarakat, mulai dari kebiasaan-kebiasaan keduanya yang tidak
sama, Prabowo dianggap berkhianat pada Pak Harto, Titiek yang memiliki PIL,
sampai cedera permanen yang dialami Prabowo akibat tertempak ketika bertugas di
Tim-Tim. Namun, orang-orang dekat Prabowo lebih condong menyebut perbedaan
kebiasaan yang jadi faktor utama perceraian keduanya. Sampai berita ini
diturunkan, baik Prabowo maupun Titiek tidak memberikan klarifikasi, meskipun
sudah beberapa kali dihubungi melalui surat,
email (kotak pesan di akun Facebook), dan SMS.
Setelah
perceraian, hubungan Prabowo dengan Titiek tampak tetap mesra. “Mereka selalu
bersama-sama dan akur kalau menyangkut urusan sekolah anak. Biasanya mereka
selalu mengurus berdua, dan janjian bertemu di luar negeri. Semakin ke sini
keduanya tampak semakin mesra, Titiek biasanya menitipkan pesan lewat orang
dekat Prabowo, dan Prabowo sampai saat ini sangat menghargai Titiek, ia selalu
menyapa dan menyebut nama Titiek dengan didahului sebutan Mbak,” cerita sumber
yang mengaku dekat dengan keduanya. Apakah keduanya masih saling cinta?
Mungkinkah mereka akan bersatu lagi? “Kemungkinan itu bisa saja, apalagi
semakin ke sini kelihatannya mereka semakin mesra,” tambah sumber.
Gaya Militer. Sikap lugas, tegas, disiplin,
dan formal sangat melekat pada sosok seorang Prabowo Subianto. Darah militer
yang mengalir dalam dirinya seakan kian kental meskipun kini tidak lagi di
militer. Ketika The Politic menyambangi tempat pelatihan kader-kader muda
Gerindra di dekat kediamannya di Bukit Hambalang Bogor, nuansa militer sangat terasa. Setting lokasi pelatihan dibikin seperti
camp militer
dengan beberapa barak, persis seperti pelatihan militer. Model pelatihan pun
mengadopsi cara-cara militer.
Ketika
ditanyakan tentang gaya militer seperti ini, orang
terdekat Prabowo, yaitu Fadli Zon mengatakan, “Tentang gaya militer ini, saya kira itu persepsi
orang yang berbeda-beda, tentang militer banget atau tentang aristokrat saya
kira banyak orang yang berpandangan berbeda.” Fadli Zon menerangkan bahwa
memang Prabowo lama dididik seperti itu dan sudah melekat dalam dirinya.
Pandangan
seperti ini dibenarkan oleh Eros Djarot yang menulis buku Prabowo Sang Kontroversi. Bahkan menurut Eros, watak Prabowo yang
militeristik itu terkesan menakutkan, tetapi itu bagi mereka yang tidak
mengenal Prabowo dengan baik. Menurut sumber The Politic, terkait jiwa
militer yang melekat dalam dirinya, Prabowo juga orangnya temperamental, cepat
naik darah kepada siapa pun.
“Ya
kalau temperamental memang dididik untuk itu kan, tentara itu satu prinsipnya, to kill or to be killed, jadi mentalitas
itu juga sebagai tentara yang baik ya harus begitu. Tetapi dari sisi lain dia
(Prabowo) tentara yang ada etikanya juga, jadi kalau tidak memegang senjata ya
tidak dibunuhnya, kan dalam peperangan, termasuk penculikan anak-anak itu
kenapa tidak dibunuh karena dia tidak mau, jadi dia orang yang punya prinsip,
bahwa temperamental konon ya, dia lelaki tertua memang dituntut seperti itu
artinya membuktikan sosok dia yang mempunyai eksistensi sendiri dia juga
membentuk karakternya lebih keras lagi supaya orang yakin dia adalah Prabowo
yang berwibowo,” jelas Eros Djarot.
Habiskan 37 Handphone. Terkait
sifat temperamental tersebut, beredar khabar yang cukup unik, bahwa di tahun
2009 lalu, Prabowo menghabiskan banyak sekali hanphone, kira-kira berjumlah 37 unit, yang dilempar karena emosi.
“Tidak benar itu. Itu hanya isu yang sengaja disebar oleh orang-orang yang
tidak suka dengan Pak Prabowo,” tegas Fadli Zon. Lebih lanjut Fadli Zon
menegaskan bahwa saat ini gaya
militer dalam keseharian Prabowo sudah tidak seperti ketika dulu ia masih di
militer. “Sekarang tidak ada karena sering berhadapan sama rakyat, jadi selama
ini juga berhadapan dengan masyarakat di berbagai daerah di bebagai organisasi
juga, kita lihat dia juga bukan orang yang sulit untuk dihubungi kecuali memang
dalam kesibukannya saja. Kalau masalah mental tentara saya kira tidak
sepenuhnya juga benar, kalau ketegasan hal-hal tertentu ia memang bawaan dari
militer, ini diperlukan karna itu sangat terkait dengan kedisiplinan. Kalau di militer
orang tidak disiplin bisa jadi gerombolan kejahatan,” kata Fadli Zon.
Selain
gampang marah, Prabowo ternyata juga romantis, mudah terenyuh, dan melankolis.
“Dia itu orangnya romantis lho….,”
kata seorang yang mengaku sebagai temannya, yang juga teman Titiek, mantan
istrinya. “Iya, Prabowo itu ada melankolisnya, terutama ketika berhadapan
dengan masyarakat yang hidupnya serba kekurangan,” kata Eros Djarot. Seringnya
berhadapan dengan penderitaan rakyat inilah yang semakin menumbuhkan jiwa
nasionalis dalam diri Prabowo. Selain itu, karena lama hidup di luar negeri,
Prabowo ingin menunjukkan eksistensi nasionalismenya yang terkadang terlihat
berlebihan.
“Dia
orang yang lama di luar, yang ingin membuat semua orang percaya kalau ia
seorang nasionalis tulen sehingga tampak semua serba over. Pada saat ia tidak jadi tentara lagi, masuk ke sipil memang
banyak yang harus ia perbaiki, citra-citra dia yang lama. Penampilan kaya’ Bung
Karno itu kan diperlukannya, karena ia memerlukan citra dulu, bahwa ia musuhnya
kaum nasionalis itu sedikit demi sedikit ia coba kikis dan hal itu yang membuat
orang melihatnya agak ekstrem, jadi ada semacam hypernasionalisnya, di satu
sisi baik tetapi bagi yang tidak mengenal dia, itu terkesan hanya acting politik saja, saya mengenal dia
dan keluarganya, ia cinta Indonesia 100 persen dan ia seorang nasionalis sejati,”
kata Eros Djarot.
Terjun ke Bisnis. Setelah tidak aktif
di kemiliteran sejak tahun 1998, Prabowo lebih banyak menghabiskan waktunya di
Yordania dan sejumlah negara di Eropa dan Asia.
Ia lalu terjun ke dunia usaha, membantu adiknya Hashim Djojohadikusumo, yang
sudah lebih dulu sebagai pengusaha minyak di Kazakhstan.
Kembali
ke Indonesia, sekitar tahun 2002, Prabowo membeli PT Kiani Kertas yang saat itu
sudah berada di BPPN sebagai perusahaan yang ‘sakit’ karena terbelit utang yang
besar. Kok Beli perusahaan sakit? Nah, rupanya PT Kiani Kertas ini mempunyai
sejarah tersendiri.
Menurut
sumber The Politic, pada tahun 1987 Presiden Suharto memerintahkan
seorang pengusaha ternama, Bob Hasan, untuk membangun usaha di ujung timur
Kalimantan Timur, di mana terdapat beberapa pulau kecil yang sangat strategis
dan berada dekat perbatasan dengan Malaysia. Alasan Pak Harto sangat masuk akal
karena ia melihat ada tanda-tanda Amerika sudah mulai melirik pulau-pulau itu
sebagai Pangkalan Militer menggantikan Subic di Filipina yang habis masa
kontraknya. Maka resmilah PT Kiani Kertas berdiri di atas lahan seluas 3.400
hektar, pada tahun 1990, yang berlokasi di Makajang, Kecamatan
Sambaliung, Kabupaten
Berau, Kalimantan
Timur.
Hitungan secara ekonomis pada masa itu tidak menguntungkan karena
selain medannya berat, kebutuhan bahan baku
untuk pabrik kertas sangat sulit, sehingga harus impor. Namun, karena
pertimbangan geopolitik demi keutuhan serta keamanan negara, langkah itu harus
diambil meskipun high cost. Sayang, cost yang tinggi ini lambat laun
membebani perusahaan hingga tak kuat lagi untuk terus beroperasi, utang sudah
mulai menumpuk, sehingga kemudian pada 1998 diambil alih oleh negara, di bawah
BPPN.
Ketika
Prabowo kembali ke Tanah Air, seorang petinggi Bank Mandiri menawarkan bantuan
kepada Prabowo untuk membeli PT Kiani Kertas dari BPPN, tahun 2002, dengan
alsan selaian perusahaan itu layak diperbaiki, juga alasan nasionalisme, agar
tidak dibeli oleh Malysia, atau Amerika. Bersama koleganya yang juga mantan
tentara yang juga mantan menteri perindustrian, Luhut Panjaitan, Prabowo pun kemudian
mendapatkan kucuran kredit dari Bank Mandiri sebesar lebih dari Rp 2 Triliun
untuk mengambil PT Kiani Kertas. Sayangnya meski berbagai upaya
dilakukan pada PT Kiani Kertas , tetap saja perusahaan tersebut tidak bergerak
maju, hingga akhirnya Luhut dan Prabowo pecah kongsi.
Pinjaman
Bank Mandiri ke Kiani Kertas ini, sempat masuk ke pengadilan dan menyeret para
direksi Bank Mandiri sebagai tersangka.
Namun kemudian kasus hutang PT Kiani ini tidak berlanjut, karena Prabowo telah
melunasi hutangnya ke Bank Mandiri , beserta bunganya, sehingga tidak ada
kerugian Negara. Ada cerita menarik saat seorang petinggi Bank Mandiri harus menagih utang pada Prabowo
di tahun 2005, dimana saat saat
itu sudah jatuh tempo. “Hati-hati lho
Pak, kemana-mana Prabowo itu bawa pistol” tiru seorang petinggi Bank Mandiri saat diperingatkan oleh temannya. Meski
sempat ngeper harus berhadapan empat
mata dengan Prabowo, namun petinggi Mandiri tadi berfikir , Prabowo dibesarkan
oleh seorang ibu yang sangat taat beragama, sehingga tidak mungkin akan
menembak dirinya begitu saja, saat ia harus menagih utang pada Prabowo. Ketika
mulai masuk dalam ruangan, dimana hanya ada petinggi Bank Mandiri itu dan Prabowo,
digambarkan oleh petinggi Bank Mandiri
itu suasananya sangat tegang. “Saya akui saya sempat ketar-ketir juga,” tutur
sumber tersebut.
Di
ruangan tersebut terdiri dari meja panjang, dimana Prabowo duduk di ujung meja
yang satu dan diujung meja yang lain , duduk petinggi Bank Mandiri tersebut.
Suasana masuk ke ruangan dengan wajah
tegang, dan agak memerah. Kemudian saat duduk Prabowo meletakkan agenda di meja dan sebuah “barang”
juga diletakkan di sebelah agenda. Dalam kondisi ketakutan yang luar biasa,
akhirnya petinggi Bank Mandiri ini mempunyai ide , untuk tidak langsung
berbicara pada masalah utang Prabowo, tetapi memulai pembicaraan dengan menyitir beberapa ayat yang
ada dalam Al Kitab. Maklum Prabowo sangat hormat terhadap ibunya,
sehingga ia juga sangat paham terhadap ajaran-ajaran agama Kristen yang dianut
ibunya. Dan benar saja, suasana
pertemuan menjadi cair , hingga Prabowo dengan wajah yang tidak tegang lagi
mengatakan, bahwa dirinya adalah orang yang dididik untuk tidak ngemplang utang dan selalu bertanggung
jawab. “Jadi semua berapa jumlah utang saya plus bungnya,” tutur petinggi Bank
Mandiri itu menirukan pertanyaan Prabowo. Yang tanpa diduga oleh petinggi Bank
Mandiri itu adalah, saat ia menyebutkan jumlah hutang pokok dan bunganya yang
mencapai Rp 2 T lebih, Prabowo ternyata langsung mengatakan akan melunasi utang
tersebut sekaligus. Dan benar saja saja beberapa hari setelah pertemuan itu,
Prabowo membayar utang PT Kiani ke Bank Mandiri secara lunas baik utang pokok
maupun bunganya. “ Saya hingga hari ini sangat surprise dan gak habis pikir,
duit Prabowo demikian banyak sehingga bisa bayar utang cash, plus bungnya. Padahal jumlahnya sangat besar,” tutur petinggi
Bank mandiri, yang akhinrya memuji Prabowo sebagai orang yang bertanggungjawab.
Saat ini Prabowo sendiri telah memiliki belasan perusahaan yang
bergerak di berbagai bidang, seperti kehutanan, kertas dan bubur kertas, kelapa
sawit, tambang batu bara dan perusahaan jasa dengan total asetnya sekitar US$ 1
miliar atau Rp 10,5 triliun. Semua perusahaan ini berada di bawah perusahaan
induk Nusantara Energy Group, yang terpusat di Lantai 9 dan 10, Menara
Bidakara, Jakarta Selatan.
Selain PT Kiani
Kertas, sektor lain pun dirambah Prabowo. Sektor kehutanan dan perkebunan,
Nusantara Energy memiliki enam perusahaan, yaitu PT Kiani Hutani Lestari, PT
Belantara Pusaka, PT Tanjung Redeb Hutani, PT Kiani Lestari, PT Tusam Hutani
Lestari, dan PT Tidar Kerinci Agung. Industri pertambangan, Nusantara Energy
memiliki tujuh perusahaan, yaitu PT Energi Persada Nusantara, PT Nusantara
Wahana Coal, PT Nusantara Kaltim Coal, PT Batubata Nusantara Coal, PT Kaltim
Nusantara Coal, PT Nusantara Santan Coal, PT Nusantara Berau Coal. Sedangkan di
sektor perikanan, ada PT Jaladri Swadesi Nusantara, dan sektor jasa melalui PT
Gardatama Nusantara dan PT Tribuana Antarnusa.
Didukung Sang Adik. Pesatnya
perkembangan bisnis Prabowo, tak lepas dari dukungan adiknya, Hashim
Djojohadikusumo yang juga ikut berperan dalam Nusantara Energy. Hasim juga
turut membantu pulihnya bisnis PT Kiani Kertas milik Prabowo dengan dana dari
penjualan asset milik Hasim di bulan Februari 2007, yaitu Bangsa Energi Co,
sebuah perusahaan minyak dan gas yang berbasis di Calgary, Kanada. Juga saham
di lapangan minyak dan fasilitas lainnya di Kazakstan kepada Grup Citic, sebuah
perusahaan energi dari China
dengan harga US $ 1,91 miliar.
Selain ikut
terlibat di Nusantara Energy, Hasim Djojohadikusumo juga menggerakkan roda
bisnis di bidang perfilman dengan membiayai produksi film perdana Merah Putih yang muncul pertama kali
pada Agustus 2009 melalui perusahaan film PT Media Desa Indonesia. Sumber The
Politic menjelaskan bahwa Hasim terlibat dalam pembuatan film sebagai
produser eksekutif. “Di dalam pembuatan film ini bekerja sama dengan rumah
produksi internasional Rob Allyn dari Margate House, rumah produksi inilah yang
berperan besar pada pengaturan tema, setting
tempat sampai penentuan tokoh-tokoh yang main pada film tersebut,” kata sumber.
Prabowo sendiri tadinya juga aktif menangani
perusahaan-perusahaan miliknya, dan setiap rapat rajin sekali datang. Tetapi,
menurut pengakuan beberapa staf di Nusantara Energy, akhir-akhir ini Prabowo jarang
sekali ke kantor, karena kesibukannya di Partai dan organisasi. Meskipun demikian,
bukan berarti perusahaan-perusahaannya mandek alias kolaps, karena masih ada
Sang Adik yang mengelola perusahaan bersama orang kepercayaan Prabowo seperti
Fadli Zon.
Terbelit Utang. PT Kertas Nusantara yang
terbelit utang Rp14,3 triliun lebih kepada 120 kreditor, beberapa waktu lalu
nyaris dipailitkan. Menurut Fadli Zon, dalam dunia bisnis masalah utang-piutang
bukan suatu hal yang aneh. Begitu juga dengan perusahaan milik Prabowo. “Bukan
soal tidak becus mengelola perusahaan, tetapi masalah utang itu masih terkait
utang-utang lama perusahaan dengan pemilik lama,” tegas Fadli Zon.
Seperti
diketahui, pengadilan akhirnya memutuskan penjadwalan kembali pembayaran utang
PT Kertas Nusantara kepada 120 kreditor. Perusahaan yang dulu bernama Kiani
Kertas itu pun gagal pailit.
Selain
masalah utang PT Kertas Nusantara,
menurut sumber Prabowo yang tadinya sudah melunasi utang PT Kiani ke Bank
Mandiri, akhirnya tetap mengalami kesulitan menjalankan operasional perusahaan Pulp and Paper itu, konon ini lantaran
Prabowo tidak piawi dalam memilih SDM yang bisa menjalankan perusahaan yang
berbasis menggunakan bahan baku kayu
ini. Akibatnya PT Kiani terus-menerus merugi dan selalu kesulitan bahan baku. Bahkan menurut
sumber, sudah beberapa tahun terakhir ini, untuk menjalankan PT Kiani kertas
tersebut, Prabowo dibantu pengusaha Arifin Panigoro. “Tadinya dipinjami
alat-alat berat, belakangan yang saya dengar biaya operasional juga sebagian
sudah dipinjami AP (Arifin Panigoro-red),”
ujar sumber tersebut. Masih menurut sumber tersebut , Prabowo yang kini kesulitan mengembalikan utang ke Arifin Panigoro,
berencana menjual PT Kiani Kertas ke Arifin Panigoro. “Sekarang masih dalam
tahap itung-itungan kalau tidak
salah,” tutur sumber tersebut.
Sumber yang lain
menyebutkan, bukan hanya PT Kiani yang mengalami kesulitam, beberapa perusahaan
Prabowo juga sempoyongan, yang disebabkan oleh pengelolaan yang kurang baik,
karena SDM atau eksekutif yang direkrut
Prabowo untuk mejalankan perusahaan yang banyak berbasis pada pertambangan,
perkebunan dan kehutanan itu, rata-rata tidak memiliki kompetensi di bidang
tersebut, sehingga perusahaan dikelola asal-asalan. Sebagai contoh , lanjut
sumber tersebut, Prabowo yang juga mengambilalih PT ITCI (International Timber
Corporation Indonesia)
yang dulu saham mayoritasnya dimiliki
oleh Bob Hasan dan Yayasan-Yayasan milil Alm Pak Harto, saat ini dalam kondisi
berantakan. Padahal dulu perusahan
pengelolaan Hak Pengusahaan Hutan (HPH) dan
HTI (hutan Tanaman Industri) yang
berlokasi di Kalimantan Timur ini merupakan perusahaan yang sangat sehat,
bahkan untuk program HTI-nya beberapa kali mendapat penghargaan, baik di tingkat nasional maupun internasional. “
Perusahaan-perusahaan Prabowo banyak yang sempoyongan, karena salam manajemen.
Jadi secara likuiditas duitnya dia gak sebanyak
dulu,” tutur sumber tersebut.
Sumber itu
yakin, kalau toh Prabowo maju menjadi
presiden, maka itu bukan dibiayai sendiri, tetapi dibiayai oleh adiknya yang
sudah terlebih dahulu terjun di bisnis, saat Prabowo masih aktif sebagai
tentara, yaitu Hasim Djojohadikoesumo. “Kalau saat ini Prabowo itu gak punya duit, yang punya duit Hasim.
Jadi kalau jadi presiden ya cukong utamanya adiknya itu,” tutur sumber yang
dekat dengan Prabowo.
Lebih lanjut
sumber itu mengatakan, bahwa meski perusahaan Hasim di dalam negeri
tidak
seberkembang seperti di jaman Orba,
namun beberapa perusahaan Hasim di luar negeri yang bergerak dalam
bidang
pertambangan dan perdagangan saat ini masih berjalan dan cukup likuid.
Seperti
diketahui, Hasim boleh dikatakan pelopor dalam perdagangan imbal barang
ke
Negara-negara Eropa Timur dan Timur Tengah. Melalui perusahaan PT Prima
Comexindo, di akhir tahun 1980-an hingga era orde baru berakhir,
perusahaan
Hasim boleh dikatakan sebagai satu-satunya perusahaan yang sukses
melakukan perdagangan imbal barang. Perdagangan imbal barang di sini
terjadi lantaran, beberapa Negara itu belum memiliki hubungan dagang
dengan
Indonesia, sehingga yang terjadi misalnya Hasim memenuhi kebutuhan
Negara-negara tersebut seperti berbagai
komonditi kapas, rempah dan lain-lainnya,
termasuk semen, kemudian nantinya Hasim
dari negera tersebut akan mendapatkan barang juga, misalnya berupa
minyak mentah.
Masalah Psikologis. Sementara itu sumber yang dulu dekat Cendana kepada The
Politic mengatakan, bahwa untuk menjadi presiden Prabowo
harus mengubah sikap temperamentalnya. Sikap
temperamental Prabowo itu sendiri terbentuk lantaran masalah psikologis yang
bertubi-tubi yang dialaminya. Pukulan pertama datang, manakala Prabowo yang
selalu berada di garis depan saat konfrontasi di Tim-Tim, kabarnya tertembak di
bagian paha atasnya, hingga ia harus dioperasi dan menyebabkan ciri permanen
pada bagain kelaki-lakiannya. Namun hal
ini dibantah oleh sahabat Prabowo . “Menurut orang yang mengobati Prabowo, dia
itu sudah normal lagi. Bahkan dia setelah becerai dengan Titik, ia bebeberap
kali sempat pacaran dengan waniata-wanita cantik yang hobi
berkuda seperti dirinya itu,” ujar sumber tersebut.
Pukulan kedua
adalah perceraiannya dengan Titiek, dan pengusiran yang dilakukan oleh Mamiek
Soeharto. Menurut sumber yang juga kerabat Pak Harto, saat demonstrasi di
mana-mana pada Mei 1998 menjelang Pak Harto jatuh, kala itu semua
anak-anak Pak Harto berkumpul di rumah
Pak Harto. Saat Prabowo masuk ke rumah ingin ikut menghibur Pak Harto dan memberikan
laporan dengan apa yang terjadi di lapangan, Mamiek yang melihat kelebat
Prabowo masuk rumah Pak Harto di Jln Cendana, langsung mengusir Prabowo untuk keluar rumah dan memaki-makinya, karena
Prabowo diangkap sebagai pengkhianat yang ikut menggulingkan Pak Harto. Tak lama setelah Pak Harto jatuh,
beradar kabar Prabowo bercerai dengan
Titiek, namun tepatnya kapan, hingga kini tidak satu pun berita terlansir.
Setelah Pabowo
tidak jadi menantu Pak Harto lagi, praktis Prabowo tidak pernah datang ke
Cendana, dan ia baru datang saat Pak Harto wafat. Prabowo tidak hanya datang,
tapi juga ikut ke Pemakaman di Giri Bangun, Karang Anyar, Jawa Tengah. Lalu bagaimana hubungannya dengan Titiek
Suharato saat ini? “Kalau ada yang bilang hubungannya sekarang mesra, saya
tidak percaya,” tutur kerabat Cendana tersebut. “Bagaimana hubungan Titiek dan Prabowo mesra,
lha Wong Titiek malah jadi pendukung lawan Prabowo pada saat terjadi perebuatan
Ketua Umum HKTI , dimana Titiek berada
di kubunya Usman Sapta,” tumbah sumber itu .
Masalah
psikologis lainnya adalah, Prabowo yang sangat menginginkan putra satu-satunya,
Didiet untuk menjadi tentara, ternyata sang putra lebih memilih dunia “gemulai”
yaitu sebagai desainer dan juga penari, mirip dengan profesi yang dijalani
Omnya, Guruh soekarno Putra.
“Ini ada positif
dan negatifnya kalau ia jadi presiden. Negatif kalau sifatnya yang
temperamental itu tidak diubah saat ia jadi pemimpin, ini kan bisa berbahaya. Positifnya, dengan tidak
memiliki istri dan anak hanya satu, potensi KKN –nya jadi tidak sebesar yang
dilakukan mantan mertuanya. Hanya saja karena ada Hasim sebagai pengusaha yang
membiayainya yang harus nanti diwaspadai,” tutur sumber tersebut.
Program Perubahan. Meski punya sifat temperamental, namun jiwa
dan semangat nasionalis yang membara dalam diri Prabowo ditunjukkannya dengan
kesibukannya yang seabrek berhubungan dengan masyarakat kecil. Sebagai Ketua HKTI
(Himpunan Kerukunan Tani Indonesia)
dan Ketua APPSI (Asosiasi Pedagang Pasar Tradisional Seluruh Indonesia)
Prabowo selalu melakukan kunjungan ke daerah-daerah, memberikan
pelatihan-pelatihan kepada para petani dan pedagang kecil.
Karena itu, jika
kelak menjadi presiden, Prabowo sudah menyiapkan Program Aksi yang sangat
memihak pada rakyat kecil. “Contohnya, menjadwalkan kembali utang luar negeri,
menyelamatkan kekayaan Negara untuk menghilangkan kemiskinan, melaksanakan
ekonomi kerakyatan, delapan program desa, memperkuat sektor usaha kecil, kemandirian
energi, pendidikan dan kesehatan, menjaga pelestarian alam dan lingkungan hidup,”
terang Fadli Zon.
Namun, akankah
Prabowo akan terpilih jadi presiden di 2014 nanti? Mengingat sandungan kasus
HAM yang terus membelitnya, karena hingga kini belum tuntas penyelesaiannya.
Apalagi, negara-negara Barat tidak akan mendukung jika calon pemimpin masih
terkait kasus pelanggaran HAM. Untuk masalah ini, Fadli Zon membantahnya. “Saya
kira mengenai HAM itu suatu isu yang lama dan di Eropa tidak ada masalah dengan
Pak Prabowo, Prabowo juga mendapatkan komunikasi yang baik dengan orang-orang
Eropa, di Arab juga tidak ada masalah,dengan peminpin-pemimpin Asia juga tidak
ada masalah.Kalau Hak Asasi Manusia itu lama ya.. saya kira sudah selesai,”
tutup Fadli Zon. HJC, Ardi, Sopan, Amir
Sidebar
Miliki Puluhan Kuda Harga
Miliaran Rupiah
Foto:detik.com |
Prabowo memang
begitu hobi berkuda. Sehingga untuk melengkapi hobinya, tersedia lapangan
terbuka untuk latihan berkuda. Selain itu ada satu arena pacuan tertutup yang
dialasi pasir putih. Lapangan terbuka terdapat di bagian depan dan belakang
rumah. Sementara, arena pacuan tertutup berada di samping taman depan. Menurut
para petugas keamanan rumah, Prabowo selalu menyempatkan diri berkuda di
seputaran kediamannya.
Berenang Sebelum Berkuda. Menurut
sumber The Poltiic, rumah itu juga dilengkapi kolam renang air panas.
Kolam renang itu biasa digunakan oleh Prabowo sebelum berkuda. "Beliau
setiap pagi berenang dulu, baru berkuda," ungkap sumber. Selain hobi
berkuda, Prabowo juga sangat hobi membaca, sehingga menurut sumber, di dalam
rumahnya terdapat pula perpustakaan pribadi yang sangat lengkap. Perpustakaan
itu digunakan untuk mengisi waktu luang. Fasilitas-fasilitas lainnya di
kediaman yang mewah ini, terdapat pula ruangan untuk bermain billiard. "Ada tempat main billiard
juga," ungkap sumber The Politic.
Menurut pemilik
warung yang berada di samping belakang rumah Prabowo, sesekali Prabowo keluar
rumah untuk menghirup udara segar di sekitar rumahnya. Ratna, pemilik warung
ini juga pernah berpapasan ketika Prabowo tengah berjalan-jalan menghirup udara
segar. "Iya, paling senyum gitu,"
tuturnya. Menurut pengamatannya, Prabowo datang ke rumahnya hanya pada hari
Jumat saja.
Menurut sumber The
Politic, rumah kediaman Prabowo di Hambalang ini sudah berdiri sejak tahun
1990 -an. Namun, pada tahun 2008 rumah itu direnovasi dan sejak itu baru aktif
ditempati oleh Prabowo dan saudaranya. Selain itu, sekitar 250 meter dari rumah
pribadinya, terdapat pula vila
megah milik Prabowo. Ditambahkan sumber The Politic, di kediamannya, Prabowo
juga memiliki dua anak perempuan yang diangkat sebagai anaknya. “Ya, punya anak
angkat dua, semuanya perempuan,” tutur sumber.
Diklat Kader Muda Gerindra. Tak hanya
itu tak jauh dari Vila dan rumah
pribadi Prabowo, tepatnya di Kampung Curug, RT 3/9, Desa Bojongkoneng,
Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dijumpai lokasi Diklat
Kader Muda Gerindra. The Politic yang sedang mencari tahu
keseharian Prabowo di rumahnya langsung menuju lokasi diklat untuk melihat dan
mendengarkan kegiatan diklat yang sedang berlangsung pada Jumat (25/11) itu.
Dari pengamatan The
Politic, terdengar sedang ada
pemberian materi. Materi tersebut menggambarkan keadaan rakyat Indonesia
dan harga-harga pokok yang melambung seperti sekarang. Materi lainnya mengenai
visi misi Gerindra. Pemberian materi dalam Diklat Gerindra Muda sangat lantang
dan berapi-api sehingga terdengar oleh The Politic dari jauh. “Gerindra
kalah, negeri kita akan hilang. Sistem demokrasi lambat laun akan buyar. Lalu
akan kemana petani-petani kita, pekerja-pekerja kita?”
Dalam diklat
kader muda Gerindra ini Prabowo memberikan beberapa pokok pemikirannya. Pokok
pikiran ini diposting dalam situs jejaring Twitter pribadinya, yaitu:
1. Saya tidak
terima negara saya dibilang kere, miskin dan peminjam uang. Saya tidak terima
bangsa saya disebut negara kleptokrasi. 2. Untuk itu saya terjun ke politik.
Saya ingin berusaha mengubah sistem yang salah dan kembali ke Pancasila dan UUD
45. 3. Indonesia
unggul, geografi kita unggul. SDA kita unggul dan sangat berlimpah, tetapi
masyarakat kita banyak yang hidup miskin. 4. Ada yang salah di negeri kita. Ada sistem ekonomi yang
perlu kita ubah. Tidak perlu kita takut untuk berjuang demi sebuah kebenaran.
5. Kita pasti akan mati dipanggil Tuhan YME. Mengapa harus takut mati untuk
berjuang demi kebenaran dan kemajuan bangsa dan negara. 6. Perubahan dapat
terjadi jika kita bergerak bersama. Untuk itu Gerindra menjadi partai kader, dengan proses kaderisasi
terencana. 7. Proses kaderisasi terencana akan membantu Gerindra menjadi partai yang
bersih, yang kadernya tidak membohongi masyarakat.
Sayangnya,
diklat yang diikuti oleh kader-kader muda daerah ini tertutup untuk media.
Terpaksa The Politic hanya bisa mendengarkan dari jarak 150 meter secara
diam-diam. Diklat untuk kader-kader muda Gerindra ini bertempat mirip sebuah
camp TNI dengan dinding berwarna hitam dan atap yang terbuat dari jerami.
Dalam diklat
tersebut, setiap pergantian materi, peserta diwajibkan untuk menyanyikan
yel-yel seperti halnya pelatihan-pelatihan tentara. Peserta pun dibentak-bentak
ketika terdengar nyanyian yel-yelnya kurang keras. “Yang keras suaranya, yang
tidak serius ikut di sini ke kiri. Saya tidak mau bersama orang-orang sakit.
Teriak yang keras. Jangan cuma tepuk tangan,”terdengar bentakan dari dalam
camp. Para peserta diklat menyanyikan yel-yel
“Garuda Di dadaku” dengan mengganti liriknya dengan lirik memuja Gerindra dan
Prabowo. Mereka menyanyikannya dengan lantang sambil bertepuk tangan. “Garuda di dadaku, gerindra kebanggaanku,
kuyakin hari ini pasti menang. Garuda di dadaku, Prabowo presidenku, kuyakin
hari ini, pasti menang.” Amir, Sopan, Eko.
Sumber: tabloid The Politic Edisi 4
Sumber: tabloid The Politic Edisi 4
Kenapa Harus Prabowo Subianto
Minggu, 14 April 2013 13:43 WIB
TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO
Prabowo Subianto
Oleh: Alex Palit*
TRIBUNNEWS.COM - Saya sempat ditanya, di antaranya oleh teman wartawan generasi angkatan saya yang masih bekerja di Tribunnews.com, dulu Persda Kompas - Gramedia. Mereka agak kaget juga, karena selama ini saya dikenal sebagai penulis musik, kok belakangan ini lebih banyak menulis soal politik. Apalagi kalau sudah menyoal Calon Presiden Indonesia 2014, tulisan saya dinilai Prabowo Subianto banget!
“Lex, kamu orangnya Prabowo atau tim suksesnya?” tanya teman si wartawan Tribunnews.com. Memang kenapa?! Bagaimana saya bisa dibilang sebagai orangnya atau tim suksesnya Prabowo Subianto, kenal saja tidak. Dari pertanyaan ini, saya tahu dan paham betul akan mengarah ke mana pertanyaan berikutnya. Sebelum jurus pertanyaan lanjutan itu dilontarkan langsung saya jawab alasan kenapa tulisan saya bernilai Prabowo Subianto banget!
Karena, dalam penilaian saya yang kebetulan banyak menulis tentang musik dalam perspektif kebangsaan dan kebudayaan, di antara bursa nama-nama tokoh nasional yang memunculkan diri Calon Presiden Indonesia 2014 belum satupun tampil dengan gagasan visioner terutama dalam hal menyangkut visi kebangsaan dan kebudayaan, selain Prabowo Subianto. Sementara lainnya lebih bersimulasi pada pencitraan diri.
Saya pun tidak peduli dan tidak pula mempersoalkan siapa itu sosok Prabowo Subianto. Ketertarikan saya terhadap capres yang diusung oleh Partai Gerindra ini lantaran paparan gagasan visoner tentang visi kebangsaan dan kebudayaannya, mengembalikan kejayaan dan martabat Indonesia sebagai bangsa besar dan berdaulat. Visi ini mengingatkan kita pada spirit yang dibangun oleh leluhur founding father kita yaitu semangat Sumpah Palapa – Mahapati Gajah Mada dan doktrin Trisakti – Bung Karno, mengembalikan kejayaan dan martabat Indonesia sebagai bangsa yang besar dan berdaulat.
Kita pun tidak bisa berandai-andai siapa bakal capres 2014. Tapi setidaknya kita dapat berasumsi bagaimana kejayaan dan martabat Indonesia sebagai bangsa besar dan berdaulat bisa diraih kembali kalau calon atau presidennya tidak memiliki gagasan visioner, tidak punya visi kebangsaan, tidak punya visi dan strategi kebudayaan. Dari bursa nama-nama tokoh nasional atau partai politik yang memunculkan diri ke permukaan sebagai Calon Presiden Inonesia 2014, gagasan kepemimpinan yang visioner ini baru saya temui ada di diri Prabowo Subianto. Belum dijumpai pada yang lain.
Itu alasan kenapa tulisan saya bernilai Prabowo Subianto banget. Alasan ini pula, begitu di Tribunnews terpampang iklan caleg Partai Gerindra, langsung melamar jadi caleg Partai Gerindra, siapa takut! Saya akui, bonek – bondo nekad dengan cuma bermodal spirit, komitmen, integritas kok ingin jadi caleg. Sebagaimana dilansir dari hasil penelitian Pramono Anung Wibowo untuk nyaleg harus punya modal miliaran rupiah, paradigma ini harus dicoba dipatahkan. Soal apakah saya akan masuk daftar caleg atau tidak, dibikin enjoy aja. Kalau masuk alhamdullilah, kalau tidak lolos bukan jodohnya.
Soal penjagoan capres 2014, artikel ini jawaban atas tulisan saya yang Prabowo Subianto banget. Tulisan ini hanyalah pengantar soal pilihan memilih jelang Pilpres 2014; Kenapa Harus Prabowo Subianto.
*Alex Palit, citizen jurnalis “Jaringan Pewarta Independen”, pelamar iklan caleg Partai Gerindra – Dapil Jawa Timur II.
TRIBUNNEWS.COM - Saya sempat ditanya, di antaranya oleh teman wartawan generasi angkatan saya yang masih bekerja di Tribunnews.com, dulu Persda Kompas - Gramedia. Mereka agak kaget juga, karena selama ini saya dikenal sebagai penulis musik, kok belakangan ini lebih banyak menulis soal politik. Apalagi kalau sudah menyoal Calon Presiden Indonesia 2014, tulisan saya dinilai Prabowo Subianto banget!
“Lex, kamu orangnya Prabowo atau tim suksesnya?” tanya teman si wartawan Tribunnews.com. Memang kenapa?! Bagaimana saya bisa dibilang sebagai orangnya atau tim suksesnya Prabowo Subianto, kenal saja tidak. Dari pertanyaan ini, saya tahu dan paham betul akan mengarah ke mana pertanyaan berikutnya. Sebelum jurus pertanyaan lanjutan itu dilontarkan langsung saya jawab alasan kenapa tulisan saya bernilai Prabowo Subianto banget!
Karena, dalam penilaian saya yang kebetulan banyak menulis tentang musik dalam perspektif kebangsaan dan kebudayaan, di antara bursa nama-nama tokoh nasional yang memunculkan diri Calon Presiden Indonesia 2014 belum satupun tampil dengan gagasan visioner terutama dalam hal menyangkut visi kebangsaan dan kebudayaan, selain Prabowo Subianto. Sementara lainnya lebih bersimulasi pada pencitraan diri.
Saya pun tidak peduli dan tidak pula mempersoalkan siapa itu sosok Prabowo Subianto. Ketertarikan saya terhadap capres yang diusung oleh Partai Gerindra ini lantaran paparan gagasan visoner tentang visi kebangsaan dan kebudayaannya, mengembalikan kejayaan dan martabat Indonesia sebagai bangsa besar dan berdaulat. Visi ini mengingatkan kita pada spirit yang dibangun oleh leluhur founding father kita yaitu semangat Sumpah Palapa – Mahapati Gajah Mada dan doktrin Trisakti – Bung Karno, mengembalikan kejayaan dan martabat Indonesia sebagai bangsa yang besar dan berdaulat.
Kita pun tidak bisa berandai-andai siapa bakal capres 2014. Tapi setidaknya kita dapat berasumsi bagaimana kejayaan dan martabat Indonesia sebagai bangsa besar dan berdaulat bisa diraih kembali kalau calon atau presidennya tidak memiliki gagasan visioner, tidak punya visi kebangsaan, tidak punya visi dan strategi kebudayaan. Dari bursa nama-nama tokoh nasional atau partai politik yang memunculkan diri ke permukaan sebagai Calon Presiden Inonesia 2014, gagasan kepemimpinan yang visioner ini baru saya temui ada di diri Prabowo Subianto. Belum dijumpai pada yang lain.
Itu alasan kenapa tulisan saya bernilai Prabowo Subianto banget. Alasan ini pula, begitu di Tribunnews terpampang iklan caleg Partai Gerindra, langsung melamar jadi caleg Partai Gerindra, siapa takut! Saya akui, bonek – bondo nekad dengan cuma bermodal spirit, komitmen, integritas kok ingin jadi caleg. Sebagaimana dilansir dari hasil penelitian Pramono Anung Wibowo untuk nyaleg harus punya modal miliaran rupiah, paradigma ini harus dicoba dipatahkan. Soal apakah saya akan masuk daftar caleg atau tidak, dibikin enjoy aja. Kalau masuk alhamdullilah, kalau tidak lolos bukan jodohnya.
Soal penjagoan capres 2014, artikel ini jawaban atas tulisan saya yang Prabowo Subianto banget. Tulisan ini hanyalah pengantar soal pilihan memilih jelang Pilpres 2014; Kenapa Harus Prabowo Subianto.
*Alex Palit, citizen jurnalis “Jaringan Pewarta Independen”, pelamar iklan caleg Partai Gerindra – Dapil Jawa Timur II.
1,3 Juta Pendukung di Facebook, Prabowo: 2014 Ada Kejutan Luar Biasa
Prabowo
Jakarta - Ketua Dewan Pembina Prabowo
Subianto mengaku aktif di situs jejaring sosial Facebook. Prabowo
bangga dengan 1,3 juta orang yang telah menjadi pendukungnya di
Facebook."Banyak yang mau mengerdilkan Gerinda, Gerindra partai kecil, yang ikut di Facebook saya sudah 1,3 juta orang, belum lagi yang ikut saudara-saudara sekalian," ujar Prabowo.
Hal itu dikatakan dalam acara pelantikan organisasi sayap partai, Kristen Indonesia Raya (KIRA) di DPP Gerindra, Jl RM Harsono, Jakarta Selatan, Sabtu (1/12/2012).
Prabowo yakin banyaknya dukungan di Facebook tersebut membuat dirinya dan Gerindra menang di Pemilu 2014.
"2014 saya yakin ada kejutan yang luar biasa," ungkap mantan Danjen Kopasus ini.
Prabowo menilai para elit petinggi negeri ini menganggap rakyat Indonesia bodoh. Oleh karena itu Prabowo yakni para elit itu akan terus membohongi rakyat Indonesia.
"Sekarang sudah revolusi teknologi dan informasi, bisa mengakses internet, media sosial, rakyat kita sulit dibohongi. Rakyat kita mengerti apa yang terjadi di Indonesia. Bagaimana kita skrg mengelolanya, saatnya kita konsolidasi, bergerak kebawah, meyakinkan masyarakat bahwa kita adalah partai benar, setia pada pancasila dan UUD 45. Saya percaya bersama kita bisa menggalang kekuatan yang besar untuk memimpin bangsa ini," ungkapnya.
(mpr/gah)Sabtu, 09/03/2013 11:53 WIB
Gerindra Tegaskan Ormas Pimpinan Hercules Bukan Underbow Partai
"Itu ormas bukan sayap partai, bukan underbow partai," kata Muzani saat dihubungi detikcom, Sabtu (9/3/2013). Menurut dia, partai yang dipimpin Hercules menyalurkan aspirasi politiknya kepada Gerindra.
Muzani mempertanyakan penangkapan pihak kepolisian terhadap Hercules, pemimpin ormas Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB), bersama 50-an kelompoknya. Muzani menilai alasan yang disampaikan kepolisian tidak cukup kuat untuk menangkap Hercules. "Kami belum mendapat alasan yang cukup jelas dan kuat dari kepolisian tentang mengapa Hercules dan kawan-kawan sampai ditangkap," katanya. (ahy/asp)
MERDEKA.COM. Ada hubungan dan keterkaitan antara
sosok Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo, Gubernur DKI Jakarta
Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum Gerakan Rakyat Indonesia Baru
(GRIB) Hercules. Tidak jelas kapan hubungan mutualisme ini mulai
terjalin, yang pasti hubungan tersebut kentara sekali terlihat saat
Pilgub DKI Jakarta beberapa waktu lalu.
GRIB yang dibentuk oleh Hercules nyatanya, menyertakan nama Prabowo sebagai Dewan Pembina. Bukan tanpa alasan, Hercules ngefans dengan sosok Prabowo. Selain mengaku dirinya dekat dengan Prabowo sejak di Timor-Timur, bekas penguasa Tanah Abang Jakarta ini juga dengan terang-terangan mendukung Prabowo sebagai presiden RI.
"Harga mati Pemilu 2014 Prabowo jadi presiden. Siap mendukung Prabowo dalam pilpres dan Gerindra memenangkan Pemilu 2014. Tidak ada figur selain Prabowo yang pantas menjadi presiden. Kecewa dengan SBY, dipenjara dan dihukum dengan tidak benar," ujar Hercules dalam sambutan pembukaan DPP GRIB di Kemanggisan Jakarta, Minggu (20/5).
Melihat jumlah dukungan yang meluap dari pihak Hercules, Prabowo merasa diuntungkan. Melihat kesempatan emas ini, dengan serta merta Prabowo langsung menginstruksikan massa GRIB untuk membantu kemenangan Jokowi-Ahok di Pilkada Jakarta pada Juli lalu. Bukan hanya itu, massa GRIB diserukan untuk mengawasi KPU dalam Pilgub DKI Jakarta.
"Saya imbau GRIB dan Gerindra mengecek daftar pemilih, nama tidak jelas sangat berbahaya mengancam demokrasi dan sangat keji. GRIB untuk turun cek beri tekanan ke KPU, yakinkan mereka ini membahayakan," ujar Prabowo di Jakarta (20/5).
Sang pengemban amanah, Hercules langsung menyambut instruksi Prabowo dengan takzim. Ribuan pengikut Hercules dikerahkan untuk mengawasi proses demi proses dalam Pilgub DKI Jakarta, termasuk pendataan DPT.
"Dewan pembina partai mengarahkan untuk mengawasi pendataan DPT. 50 ribu anggota akan mengawasi pendataan pemilih. Agar tidak terjadi lagi data pemilih ganda" kata Hercules saat dihubungi merdeka.com, Senin (21/5).
Dukungan juga terlihat ketika pasangan Jokowi-Ahok berkampanye, berbondong-bondong simpatisan Hercules ikut mengamankan kampanye. Saat itu adalah pemandangan wajar melihat Hercules, Prabowo dan Jokowi tampil bersama.
Kini, satu dari tiga serangkai itu tengah jatuh dalam lubang masalah. Hercules terancam dibui akibat sikap premanismenya melawan polisi. Kalau sudah begini, apa Prabowo dan Jokowi akan berbalik mendampingi Hercules. Kita tunggu saja.
Sumber: Merdeka.com
GRIB yang dibentuk oleh Hercules nyatanya, menyertakan nama Prabowo sebagai Dewan Pembina. Bukan tanpa alasan, Hercules ngefans dengan sosok Prabowo. Selain mengaku dirinya dekat dengan Prabowo sejak di Timor-Timur, bekas penguasa Tanah Abang Jakarta ini juga dengan terang-terangan mendukung Prabowo sebagai presiden RI.
"Harga mati Pemilu 2014 Prabowo jadi presiden. Siap mendukung Prabowo dalam pilpres dan Gerindra memenangkan Pemilu 2014. Tidak ada figur selain Prabowo yang pantas menjadi presiden. Kecewa dengan SBY, dipenjara dan dihukum dengan tidak benar," ujar Hercules dalam sambutan pembukaan DPP GRIB di Kemanggisan Jakarta, Minggu (20/5).
Melihat jumlah dukungan yang meluap dari pihak Hercules, Prabowo merasa diuntungkan. Melihat kesempatan emas ini, dengan serta merta Prabowo langsung menginstruksikan massa GRIB untuk membantu kemenangan Jokowi-Ahok di Pilkada Jakarta pada Juli lalu. Bukan hanya itu, massa GRIB diserukan untuk mengawasi KPU dalam Pilgub DKI Jakarta.
"Saya imbau GRIB dan Gerindra mengecek daftar pemilih, nama tidak jelas sangat berbahaya mengancam demokrasi dan sangat keji. GRIB untuk turun cek beri tekanan ke KPU, yakinkan mereka ini membahayakan," ujar Prabowo di Jakarta (20/5).
Sang pengemban amanah, Hercules langsung menyambut instruksi Prabowo dengan takzim. Ribuan pengikut Hercules dikerahkan untuk mengawasi proses demi proses dalam Pilgub DKI Jakarta, termasuk pendataan DPT.
"Dewan pembina partai mengarahkan untuk mengawasi pendataan DPT. 50 ribu anggota akan mengawasi pendataan pemilih. Agar tidak terjadi lagi data pemilih ganda" kata Hercules saat dihubungi merdeka.com, Senin (21/5).
Dukungan juga terlihat ketika pasangan Jokowi-Ahok berkampanye, berbondong-bondong simpatisan Hercules ikut mengamankan kampanye. Saat itu adalah pemandangan wajar melihat Hercules, Prabowo dan Jokowi tampil bersama.
Kini, satu dari tiga serangkai itu tengah jatuh dalam lubang masalah. Hercules terancam dibui akibat sikap premanismenya melawan polisi. Kalau sudah begini, apa Prabowo dan Jokowi akan berbalik mendampingi Hercules. Kita tunggu saja.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo
Subianto memasang iklan di koran-koran hari ini. Dia mencari orang-orang
untuk calon anggota legislatif Pemilu 2014.
Iklan Partai Gerindra di antaranya ada di harian Kompas dan Media
Indonesia, Senin (14/1). Satu halaman penuh dengan gambar Prabowo
Subianto. Teks dalam iklan tak jauh berbeda dengan iklan untuk lowongan
kerja."Partai Gerindra mengajak putera-puteri terbaik bangsa untuk menjadi calon anggota DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota dalam Pemilihan Umum 2014 demi berjuang mewujudkan perubahan Indonesia."
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi antara lain memenuhi syarat bakal calon anggota DPR dalam UU RI nomor 8 tahun 2012. Terdaftar sebagai anggota Partai Gerindra dan menyerahkan curriculum vitae ke kantor-kantor pengurus Gerindra.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menjelaskan iklan ini merupakan wujud keterbukaan partai untuk menjaring calon anggota legislatif dengan transparan. Gerindra berharap bisa menjaring calon-calon potensial.
"Soal rekrutmen, Partai Gerindra merupakan salah satu yang menerima calon terbuka, kami akan mengumumkan di media dan siapapun yang mau menjadi calon legislatif (caleg) bisa mendaftar," kata Fadli.
Sumber: Merdeka.com
REP | 06 December 2012| 02:15
Tak habis-habisnya para pensiunan Jenderal TNI AD
terutama Alumni 1973 ke bawah, membuat cerita buruk mengenai Prabowo
Subianto semasa bertugas di lingkungan TNI, khususnya waktu Prabowo
aktif di Kopasus saat penugasan di Timor Timur.
Kemarin salah satu atasan Prabowo secara tidak langsung saat bertugas di Timor Timur yaitu Letnan Jenderal (Purn) Kiki Syahnakri pada saat itu menjabat Komandan Korem ( Danrem) di Tim-Tim, meluncurkan buku biographinya dengan judul Timor Timur “The Untold Story” . Di dalam buku tersebut, Kiki banyak menulis tentang penugasannya disana, baik berupa operasi Militer maupun operasi lainnya dalam lingkungan TNI AD.
Sebagai salah satu pimpinan TNI AD di Provinsi Timor Timur Kolonel Kiki, tentu banyak di bantu oleh Pasukan Khusus untuk mengatasi gerilyawan pimpinan Xaxana Gusmao agar Tim-Tim dapat lepas dari NKRI. Prabowo saat itu bertugas sebagai Wakil Komandan Kopasus, berusaha untuk membuat operasi terhadap gerilyawan secara halus, yakni membentuk massa tandingan dengan tujuan agar TNI AD tidak langsung berhadapan dengan massa pemberontak, agar TNI tidak dituduh membunuh rakyatnya sendiri oleh masyarakat Internasional.
Pembentukan massa tandingan oleh Prabowo untuk menghadapi Gerilyawan Xaxana Gusmao, mendapat penolakan keras dari Kiki sebagai pimpinan tertinggi TNI AD saat itu di Tim-Tim, dengan istilah Anak buah dilarang lebih pintar dari atasan, walaupun apa yang dilakukan oleh Prabowo terbukti lebih bagus dan lebih efektif secara strategy perang, namun karena Prabowo Juniornya Kiki ( Akabri 1971 dan Akabri 1974), maka Kiki menuduh Prabowo sebagai anak buah yang tidak menurut perintah komandan.
Sekilas buku Kiki ini mirip dengan bukunya Sintong Panjaitan pada tahun 2009 lalu, buku ini menceritakan bagaimana operasi militer TNI AD di Tim-Tim, dan kemudian diselingi dengan pembunuhan karakter terhadap seorang yang bernama Prabowo Subianto, oleh karena belum pernah ada seorang Jenderal TNI AD, yang memiliki kecakapan ilmu sehebat Prabowo.
Dapat di pastikan jika para pensiunan Jenderal sekelas Kiki membocorkan rahasia operasi Militer oleh TNI AD, maka rakyat seharusnya menanyakan para purnawirawan Jenderal ini , Jenderal macam apakah mereka ini. Rakyat kini semakin mengetahui, bahwa oknum-oknum petinggi TNI AD semasa orde Baru terbukti hanya Jenderal penjilat Pak Harto, dan memanfaatkan Prabowo sebagai jembatan penghubung untuk meraup jabatan tinggi dan tentunya akan bergelimpangan harta.
Lihat saja mantan petinggi TNI AD yang hadir tadi malam dalam peluncuran buku kiki tersebut, umumnya bekas Pangdam hingga KSAD saat orde baru.
Pergerakan para Jenderal tua ini untuk menggagalkan Prabowo Subianto menuju RI 1 yang ingin membawa Bangsa ini ke arah yang lebih baik dan lebih terhormat, seharusnya para senior Prabowo ini memberikan dukungan semaksimal mungkin, karena Junior mereka akan berhasil memimpin Bangsa ini sesuai dengan cita-cita dan amanat UUD 1945.
Namun kecemburuan terhadap The Rising Star Prabowo Subianto hingga saat ini masih saja terpendam dalam diri mereka, dengan alasan Prabowo sering membuat terobosan baru dan bagi mereka hal itu tidak baik karena Prabowo lebih pintar dari seniornya, dengan demikian berbagai cara pun dilakukan agar Prabowo terjungkal dalam Pilpres 2014 nanti.
Konon menurut informasi intelijen Kiki saat ini menjadi salah seorang tim sukses salah satu Capres tukang ngemplang uang rakyat dalam berbagai kasus korupsi maupun bermain lumpur panas di Jawa Timur sana, yang hingga kini proses ganti rugi bagi korban bencana ciptaan perusahaan Capres tersebut belum terselesaikan.
Kemarin salah satu atasan Prabowo secara tidak langsung saat bertugas di Timor Timur yaitu Letnan Jenderal (Purn) Kiki Syahnakri pada saat itu menjabat Komandan Korem ( Danrem) di Tim-Tim, meluncurkan buku biographinya dengan judul Timor Timur “The Untold Story” . Di dalam buku tersebut, Kiki banyak menulis tentang penugasannya disana, baik berupa operasi Militer maupun operasi lainnya dalam lingkungan TNI AD.
Sebagai salah satu pimpinan TNI AD di Provinsi Timor Timur Kolonel Kiki, tentu banyak di bantu oleh Pasukan Khusus untuk mengatasi gerilyawan pimpinan Xaxana Gusmao agar Tim-Tim dapat lepas dari NKRI. Prabowo saat itu bertugas sebagai Wakil Komandan Kopasus, berusaha untuk membuat operasi terhadap gerilyawan secara halus, yakni membentuk massa tandingan dengan tujuan agar TNI AD tidak langsung berhadapan dengan massa pemberontak, agar TNI tidak dituduh membunuh rakyatnya sendiri oleh masyarakat Internasional.
Pembentukan massa tandingan oleh Prabowo untuk menghadapi Gerilyawan Xaxana Gusmao, mendapat penolakan keras dari Kiki sebagai pimpinan tertinggi TNI AD saat itu di Tim-Tim, dengan istilah Anak buah dilarang lebih pintar dari atasan, walaupun apa yang dilakukan oleh Prabowo terbukti lebih bagus dan lebih efektif secara strategy perang, namun karena Prabowo Juniornya Kiki ( Akabri 1971 dan Akabri 1974), maka Kiki menuduh Prabowo sebagai anak buah yang tidak menurut perintah komandan.
Sekilas buku Kiki ini mirip dengan bukunya Sintong Panjaitan pada tahun 2009 lalu, buku ini menceritakan bagaimana operasi militer TNI AD di Tim-Tim, dan kemudian diselingi dengan pembunuhan karakter terhadap seorang yang bernama Prabowo Subianto, oleh karena belum pernah ada seorang Jenderal TNI AD, yang memiliki kecakapan ilmu sehebat Prabowo.
Dapat di pastikan jika para pensiunan Jenderal sekelas Kiki membocorkan rahasia operasi Militer oleh TNI AD, maka rakyat seharusnya menanyakan para purnawirawan Jenderal ini , Jenderal macam apakah mereka ini. Rakyat kini semakin mengetahui, bahwa oknum-oknum petinggi TNI AD semasa orde Baru terbukti hanya Jenderal penjilat Pak Harto, dan memanfaatkan Prabowo sebagai jembatan penghubung untuk meraup jabatan tinggi dan tentunya akan bergelimpangan harta.
Lihat saja mantan petinggi TNI AD yang hadir tadi malam dalam peluncuran buku kiki tersebut, umumnya bekas Pangdam hingga KSAD saat orde baru.
Pergerakan para Jenderal tua ini untuk menggagalkan Prabowo Subianto menuju RI 1 yang ingin membawa Bangsa ini ke arah yang lebih baik dan lebih terhormat, seharusnya para senior Prabowo ini memberikan dukungan semaksimal mungkin, karena Junior mereka akan berhasil memimpin Bangsa ini sesuai dengan cita-cita dan amanat UUD 1945.
Namun kecemburuan terhadap The Rising Star Prabowo Subianto hingga saat ini masih saja terpendam dalam diri mereka, dengan alasan Prabowo sering membuat terobosan baru dan bagi mereka hal itu tidak baik karena Prabowo lebih pintar dari seniornya, dengan demikian berbagai cara pun dilakukan agar Prabowo terjungkal dalam Pilpres 2014 nanti.
Konon menurut informasi intelijen Kiki saat ini menjadi salah seorang tim sukses salah satu Capres tukang ngemplang uang rakyat dalam berbagai kasus korupsi maupun bermain lumpur panas di Jawa Timur sana, yang hingga kini proses ganti rugi bagi korban bencana ciptaan perusahaan Capres tersebut belum terselesaikan.
BUKU KENANGAN DARI 3 JAMAN OLEH MARGONO DJOJOHADIKUSUMO, KAKEK DARI PRABOWO SUBIANTO, KETUA UMUM GERINDRA DAN CALON PRESIDEN
Th.1963 di Kuala Lumpur, Margono Djojohadikusumo (duduk kanan)
Prabowo Subianto (kanan atas), Hasjim Djojohadikusumo (duduk tengah)
Prabowo Subianto (kanan atas), Hasjim Djojohadikusumo (duduk tengah)
Keluarga besar pada th. 1918 di Purworejo, Jawa Tengah
Th.1926, Ibu dari Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo sedang membuat batik.
Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo (ayah dari Prabowo Subianto)
di tengah, di samping Mohammad Hatta (Wakil Presiden)
di tengah, di samping Mohammad Hatta (Wakil Presiden)
Buku tentang keluarga besar dari Prabowo Subianto yang sekarang adalah
Ketua Umum Partai GERINDRA (Gerakan Indonesia Raya) dan calon Wakil Presiden.
Buku ini dikarang langsung oleh Margono Djojohadikusumo yang adalah
ayah dari Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo dan kakek dari Prabowo Subianto
dan Hasjim Djojohadikusumo.
Berjudul Kenangan dari 3 Jaman, sebuah catatan keluarga.
Diterbitkan dalam bahasa Belanda (bukan bahasa Indonesia),
dengan banyak foto-foto keluarga besar sejak dari jaman dulu (th.1918, 1926 dll.),
silahkan lihat sebagian dari foto2 tsb. diatas.
Dicetak dalam format Hard Cover dengan tebal buku 211 halaman plus.
Sebuah Buku kuno yang langka - jarang ada.
Sang Kakek dari Prabowo sendiri (Margono Djojohadikusumo) yang menceritakan
kisah riwayat hidup keluarga besar dari Jaman Belanda, Jaman Jepang
hingga Jaman setelah Kemerdekaan.
Bagi anda yang memilih Partai Gerindra,
inilah buku yang harus anda miliki.
Prabowokeluarga
Gerindra: Kita yang usung Jokowi, bukan penumpang gelap
Reporter : Eko Prasetya,Sabtu, 13 Oktober 2012 12:20:19
Prabowo di kampanye Jokowi-Ahok. ©2012 Merdeka.co
m
m
Jokowi-Ahok Dongkrak Popularitas Prabowo di Pilpres
JAKARTA, suaramerdeka.com - Langkah Prabowo Subianto menduetkan Jokowi-Ahok dalam Pilgub DKI Jakarta 2012 membawa keuntungan bagi Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra. Hasil survei terbaru Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), nama Prabowo nangkring di urutan teratas calon presiden favorit untuk Pilpres 2014.
Survei tersebut diambil dari sekitar 740 orang responden yang tersebar di Jakarta saat Pilgub DKI Jakarta 20 September lalu, menggunakan metode stratified two-stage random sampling. Jika pilpres diadakan antara tanggal 7-11 September 2012, nama Prabowo paling banyak diunggulkan, disusul Ketua Umtm PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, dan mantan wakil presiden Jusuf Kalla.
"Warga Jakarta paling banyak memilih Prabowo (19 persen) dibanding tokoh-tokoh lain untuk menjadi presiden," ujar CEO SMRC Grace Natalie, di Jakarta, Minggu (23/9).
Atas pertanyaan semi terbuka, siapa yang dipilih jika pilpres diadakan sekarang (7-11 September 2012), 19,1persen responden memilih Prabowo, diikuti Megawati 10,1 persen, Aburizal Bakrie 10 persen, Jusuf Kalla 6,5 persen, Dahlan Iskan 5,6 persen, Hidayat Nur Wahid 5,2 persen dan Sultan Hamengkubuwono X 4,9 persen.
Meski partainya sama-sama mengusung pasangan Jokowi-Ahok, nama Prabowo lebih dikehendaki dibanding Megawati. Tercatat 25 persen dari mereka yang memilih pasangan Jokowi - Ahok pada pilgub lalu memilih Prabowo dibandingkan Mega. "Artinya, bukan Megawati yang mengambil keuntungan dari pencalonan Jokowi-Ahok, tapi Prabowo. Prabowo unggul cukup jauh sehingga selisihnya hingga 9 persen," ujar Grace.
Ia menduga hal ini disebabkan strategi Prabowo yang mengusung Ahok dari etnis Tionghoa bdrhasil melunturkan citranya sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas penghilangan aktivis pada tahun 1997 dan kerusuhan Mei 1998.
( Fauzan Jayadi / CN26 / JBSM )
SENIN, 26 MARET 2012 | 06:04 WIB
Prabowo Danai Seluruh Biaya Pencalonan Jokowi-Ahok
TEMPO.CO, Jakarta -Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto menanggung seluruh biaya pencalonan dan kampanye pasangan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama dalam bursa Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta. Hal itu dikemukakan Prabowo ketika bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarno Putri di Markas PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, 15 maret lalu. Hal ini dikemukan sumber Tempo yang mengetahui pertemuan tersebut.Tak hanya kepada Megawati, kepada Basuki alias Ahok, Prabowo juga mengaku mendanai seluruh biaya pencalonan duet JOkowi-Ahok. Janji itu dikemukakan oleh Prabowo saat bertemu dengan Ahok pada 24 Februari lalu di Intercontinental Hotel, Jakarta. Menurut Ahok, inilah pertemuan pertamanya deng`n mantan Komandan Jenderal Pasukan Khusus (Kopasus) itu. Di pertemuan itu, Prabowo bertanya soal niatnya. "“Saya akan mencalonkan Anda sebagai cawagub,” ujar Prabowo. “Saya tak punya duit,” Ahok berkata. “Saya tak minta uang. Semua biaya akan kami tanggung,” kata Prabowo lagi.
Menurut Ahok, setelah itu, Prabowo menjelaskan alasan Gerindra menyorongnya jadi calon wakil gubernur meski ia masih kader Beringin. Salah satunya lantaran Ahok dianggap berhasil memimpin Belitung Timur. “Gerindra rela tak mencalonkan kadernya,” ujar Prabowo. Mantan Komandan Jenderal Kopassus itu juga mengatakan partainya akan menduetkan Ahok dengan Jokowi.
Setelah mengantar Jokowi-Ahok mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum Jakarta pada Senin pekan lalu, Prabowo mengatakan alasannya menyokong Jokowi-Ahok. “Saya kira mereka yang terbaik,” katanya singkat. Muhammad Taufik, Ketua Gerindra Jakarta, yang hadir di Intercontinental, membenarkan Prabowo berkata demikian kepada Ahok. Ia juga mengatakan Gerindra Jakarta intens berkomunikasi dengan Ahok sejak Januari 2012. Baca selengkapnya di Majalah Tempo
Anton Septian, Pramono (Jakarta), Ahmad Rafiq (Solo)
Menurut Ahok, setelah itu, Prabowo menjelaskan alasan Gerindra menyorongnya jadi calon wakil gubernur meski ia masih kader Beringin. Salah satunya lantaran Ahok dianggap berhasil memimpin Belitung Timur. “Gerindra rela tak mencalonkan kadernya,” ujar Prabowo. Mantan Komandan Jenderal Kopassus itu juga mengatakan partainya akan menduetkan Ahok dengan Jokowi.
Setelah mengantar Jokowi-Ahok mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum Jakarta pada Senin pekan lalu, Prabowo mengatakan alasannya menyokong Jokowi-Ahok. “Saya kira mereka yang terbaik,” katanya singkat. Muhammad Taufik, Ketua Gerindra Jakarta, yang hadir di Intercontinental, membenarkan Prabowo berkata demikian kepada Ahok. Ia juga mengatakan Gerindra Jakarta intens berkomunikasi dengan Ahok sejak Januari 2012. Baca selengkapnya di Majalah Tempo
Anton Septian, Pramono (Jakarta), Ahmad Rafiq (Solo)
Prabowo Subianto Djojohadikusumo. Pria yang lahir di Jakarta pada tanggal 17 Oktober 1951 ini merupakan perwira brilian dengan karir yang naik secepat kilat. Beliau lulus dari akademi militer tahun 1974. Namanya tidak bisa dilepaskan dari Korps Baret Merah, Kopassus. Satuan paling elit milik TNI AD.
Prabowo meniti karirnya di Kopassus. Mulai dari komandan peleton hingga akhirnya menjadi Komandan Jenderal Kopassus dengan pangkat Mayor Jenderal. Sebagai perwira Kopassus, sudah tentu Prabowo sering keluar masuk hutan untuk bertempur. Pengalaman tempurnya tidak perlu ditanya. Mulai dari Timor-Timur hingga pedalaman Irian pernah dijalaninya. Di mata anak buahnya Prabowo dikenal tegas dan berambisi. Tak jarang ia mengeluarkan dana dari kocek pribadi untuk biaya latihan anak buahnya. Prabowo juga dikenal dekat dengan anak buahnya. Tidak heran, banyak perwira maupun prajurit yang loyal padanya.
Prabowo mengembangkan Kopassus dari tiga grup menjadi lima grup. Termasuk mengembangkan satuan antiteror Kopassus yang disebut-sebut merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Prabowo merupakan lulusan sekolah antiteror GSG di Jerman Barat. Selain itu ia mengecap pula pendidikan pasukan elit di Fort Braggs, AS. Menantu mantan Presiden Soeharto ini menjadi Letnan Jenderal termuda dalam usia 46 tahun. Jabatan bergengsi Panglima Kostrad telah disandangnya. Tinggal selangkah menjadi KSAD dan akhirnya mencapai posisi puncak militer, Panglima TNI.
Fenomena Prabowo dan Kesetiaan Seorang Kopassus
Dosen saya bilang, fanatisme saya pada sosok Prabowo Subianto ‘sudah kelewat batas’. Saya hanya bisa tersenyum mendengar kata-kata itu, sambil berkata, “Cita-cita sangat sederhana, saya ingin meraih gelar Doktor karena Prabowo Subianto, karenanya mindset otak saya tentu diarahkan pada sosok Pak Prabowo”. Cita-cita itu telah lama membenam dalam pikiran, meski terkesan berlebihan, jika tak dimaknai lebih detail tentang pernyataan itu. Karena itu jujur saya mengakui jika ‘energi’ saya terkuras untuk mengetahui seluk beluk seorang sosok Prabowo Subianto, siapa sebenarnya beliau, bagaimana sepak terjangnya, hingga fenomenanya di masyarakat, sehingga kedepan ketika kelak magister saya rampung dan Tuhan memperkenankan saya untuk sekolah ke jejang pendidikan Doktor (semoga terkabulkan), maka saya telah memiliki bahan disertasi bertajuk ‘Fenomenologi Prabowo Subianto’. Sederhana bukan? Energi yang saya maksudkan berbentuk ‘kegigihan’, tidak sekedar menuliskannya di blog ini, tetapi mencoba menyelami Pak Prabowo dengan menggunakan apa yang saya istilahkan dengan ‘Teori Obat Nyamuk’, sebuah pengistilahan yang saya maknai sebagai proses belajar tentang sosok Presiden masa depan Indonesia itu dari lingkaran luar hingga ke titik utamanya, yakni pribadi Pak Prabowo itu sendiri. Makanya beberapa hari belakangan ini, saya harus mengurangi jam tidur malam untuk mencari informasi lebih mendalam tentang beliau, mulai dari sopir taksi, ojek, pedagang warteg hingga orang-orang terdekat beliau ketika masih aktif di militer. Rasanya capek juga, tetapi demi sebuah cita-cita, tantangan itu seolah menjadi ‘madu’, meski saya tak tahu kapan ‘madu’ itu akan datang di genggaman tangan saya.
Semalam, saya sengaja keliling Jakarta Pusat dengan menggunakan taksi. Tentu ongkosnya jauh lebih mahal ketika menggunakan ojek atau bajaj. Saya hanya ingin mengetahui apakah sopir taksi mencermati fenomena seorang Prabowo Subianto? Ada empat taksi yang saya kendarai hanya untuk mengetahui ‘isi otak’ mereka tentang Presiden RI 2014. semuanya menjawab satu kalimat pendek. “Prabowo Subianto”. Yang berbeda, ada seorang diantaranya tak mengetahui partai asal Prabowo Subianto, karena salah menjawabnya.
“Bang, kira-kira siapa presiden RI mendatang” Kata saya
“Ow, itu lho dari Hanura.” Kata Sopir taksi itu.
“Wiranto ya” saya menegaskannya lagi. “Bukan Bang, Prabowo Subianto. Oh iya beliau kan Gerindra,” kata Sopir itu meralatnya.Percakapan sederhana itu mengasumsikan, jika sebenarnya ke populeran Prabowo Subianto memang perlu diimbangi dengan kepopuleran Partai Gerindra sebagi partai pengusungnya, dan saya juga sepakat dengan ‘hasil survey’ dari sejumlah lembaga survey jika partai ini harus lebih giat bersosialisasi di masyarakat.
Seorang sopir taksi lainnya berpendapat, ia dengan tegas menyebut nama Prabowo Subianto, namun ia juga membawa pesan agar Pak Prabowo tidak seperti dengan pemimpin-pemimpin yang popular lainnya, yang dikelilingi sejumlah oknum yang banyak terlibat kasus-kasus korupsi. “Pak Prabowo akan jadi Presiden, tapi beliau tidak boleh dikelilingi orang-orang bermasalah,” begitu pesan Pak Sopir taksi itu.
Pernyataan para sopir itu, tampaknya sedikit memberi gambaran jika Pak Prabowo kini mengalami masa yang disebut sebagai sebuah ‘fenomena’. Dimana-mana orang membicarakan peluangnya untuk menjadi Presiden. Bahkan seorang kawan, mantan aktivis dari Kendari bilang pada saya, “seandainya Pak Prabowo tidak mencalonkan diri sebagai Presiden, lalu siapa figure yang layak sebagai Presiden RI di 2014, serta dianggap mampu membawa Indonesia ke gerbang kemakmuran? Saya kira tak ada yang sebaik Prabowo Subianto untuk saat ini,” katanya.
Belakangan saya berkesempatan bertemu dengan sejumlah mantan anggota Kopassus anak buah Pak Prabowo. Dua diantaranya adalah orang-orang dekat beliau. Baik ketika Pak Prabowo di medan pertempuran maupun di kesatuan. Di Pasukan, saya telah mengenal Letkol (Purn) Petrus Sunyoto, dan ajudan beliau Kapten (Purn) Azaldin Gea. Keduanya adalah kopasssus-kopassus pilihan Pak Prabowo yang begitu setia. Saking setianya, mereka rela memilih pensiun dini untuk mengabdikan diri dan hidupnya buat seorang Prabowo Subianto. Padahal dari segi umur, khususnya Bang Gea, masih terbilang sangat muda, dan jika seadainya terus berkarir di dunia militer, tentu ia akan mendapatkan pangkat yang lebih baik lagi. Sementara Pak Petrus, meski tubuhnya telah di benam usia, tetapi beliau rela meninggalkan anak dan istri tercintanya di Riau, hanya untuk menjalankan kepercayaan dan amanah dari seorang Prabowo Subianto. Sebab mereka amat meyakini, jika Prabowo Subianto adalah pemimpin yang ditunggu Bangsa Indonesia untuk hidup lebih baik.
Saya banyak belajar pada kedua orang ini, tentang arti dari sebuah kesetian. Kesetiaan dan sumpah seorang kesatria sejati. Saya pun bergumam dalam hati dengan kalimat-kalimat pendek. “Pantas saja mengapa Kopassus begitu menjadi kebanggaan militer Indonesia? Bukan saja mahir dalam medan peperangan, tapi jiwa mereka penuh dengan kesetiaan. Mereka merasa tak akan berarti apa-apa, jika satu diantara mereka mengalami sakit, terpinggirkan, bahkan merasa terhianati. Korsa mereka begitu menjiwa di batin mereka. Bahkan rahasia seorang kawan-pun adalah rahasia mereka hingga mati.
Bang Gea berkata, “Saya akan menuliskan apa yang saya alami selama menjadi ajudan Pak Prabowo, jika umur saya telah mencapai 99 tahun, jadi tunggu saja”. Pernyataan itu menggambarkan sesuatu yang tak mungkin terjadi secara logika. Sebab jarang ‘orang Indonesia’ bisa mencapai usia tersebut. Saya hanya bisa menyimak, bahwa ‘kehidupan’ Pak Prabowo cukup menjadi cerita mereka, sebab suatu kelak, Rakyat Indonesia akan mengetahui ‘siapa sebenarnya’ Prabowo Subianto, bagaimana komitmennya kepada bangsa ini, siapa sebenarnya ‘yang berdosa’ dengan sejarah, dan bagaimana kecintaan Jenderal Kopassus itu kepada rakyatnya.
Rasa-rasanya, cerita tentang Pak Prabowo bagai buih dilautan. Ketika dekat hanya sebagai percikan air biasa, namun jika di pandang jauh, ia menjelma menjadi gulungan ombak, berwarna putih, dan di bawahnya jutaan kehidupan hadir di dalamnya. Saya hanya bisa berharap, tulisan sederhana bisa menggugah hati kita tentang makna sebuah kesetiaan. Semoga berkah dan bermanfaat
.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar