Sabtu, 12 Januari 2013

Roy Suryo, Menpora Baru

Presiden: Roy Suryo, Menpora Baru

Penulis : Sandro Gatra | Jumat, 11 Januari 2013 | 14:04 WIB
Presiden: Roy Suryo, Menpora Baru
JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akhirnya resmi mengangkat politisi Partai Demokrat Roy Suryo, yang juga anggota Komisi I DPR RI, sebagai Menteri Pemuda Olahraga. Roy Suryo menggantikan Andi Mallarangeng, yang mundur terkait penetapan dirinya sebagai tersangka skandal Hambalang oleh KPK.
Pengumuman ini sekaligus mengakhiri desas-desus seputar pengganti Andi Mallarangeng. Selain Roy Suryo, sempat beredar kabar bahwa posisi tersebut akan diisi oleh politisi Demokrat, Ramadhan Pohan.
"Setelah melakukan berbagai pertimbangan serta mendengarkan saran dan pandangan dari Wakil Presiden dan para pejabat yang lain, serta pula menjaring pandangan dan pendapat masyarakat luas, saya telah menetapkan untuk mengangkat Saudara Drs Roy Suryo Notodiprojo Msc untuk menjadi Menpora," ujar Presiden di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (11/1/2013).

Hadir dalam jumpa pers itu Wakil Presiden Boediono, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Sekretaris Kabinet Dipo Alam, dan Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha.

Menurut Presiden, Roy cakap untuk mengemban tugas Menpora. "Yang bersangkutan (Roy) saya pandang cakap untuk mengemban tugas Menteri Pemuda dan Olahraga. Saya juga sudah mempertimbangkan integritas, kapastitas yang bersangkutan," kata Presiden.

Presiden menambahkan, Roy sudah menjalani fit and proper test hingga wawancara. Presiden menilai baik hasil rangkaian tes tersebut sehingga layak menggantikan Andi Mallarangeng.

Sebelum penunjukan ini, Roy Suryo telah mengikuti uji kepatutan dan kelayakan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat pagi. Roy mengaku telah mengikuti proses seleksi sejak pekan lalu. Roy juga diminta menyerahkan daftar riwayat hidup, dan menjalani pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Gatot Subroto Angkatan Darat Jakarta.
Roy mengakui bahwa jabatan Menpora tidak mudah. Ia juga menyadari ekspektasi masyarakat terhadap dirinya sangat rendah. Hal itu dilihatnya dari pemberitaan di media massa dan sosial media.
"Saya tahu masyarakat very-very low expectation ke saya. Saya dengar itu semua. Justru saya terima kasih khususnya kepada media yang telah menjadi lidah penyambung masyarakat. Saya terima kasih atas masukannya," kata Roy, ketika jumpa pers di Istana Negara, Jakarta.

Kontroversi-kontroversi Roy Suryo

Ia populer sebagai pengamat telematika. Ia kerap muncul di televisi mengungkap berbagai kasus video atau foto porno yang beredar di internet. Dialah Roy Suryo, pria yang juga memiliki gelar Kanjeng Raden Mas Tumenggung atau KRMT. 

Nama Roy Suryo pun tiba-tiba muncul sebagai kandidat kuat Menteri Pemuda dan Olahraga. Tapi sebagian masyarakat “menertawakan” Roy Suryo, terkait penunjukannya sebagai Menpora menggantikan Andi Alfian Mallarangeng yang menjadi tersangka korupsi proyek kompleks olahraga Hambalang. Bahkan tak sedikit yang mencibir, "Sepertinya Menpora asal berkumis”.

Muncul ketidakyakinan terhadap kemampuan Roy Suryo menjalankan tugas-tugas sebagai Menpora. Membangkitkan prestasi olahraga nasional, menyelesaikan konflik sepak bola sampai kasus Hambalang.

Menghadapi keraguan masyarakat, Roy tenang-tenang saja dan tertawa saat ditanya tanggapannya. Tapi ia serius ketika ditanya apakah pernah menyangka bakal disebut-sebut calon Menpora. “Saya sendiri sebenarnya merasa kompetensi saya tidak di situ (olahraga). Tetapi bukan berarti orang yang tak punya kompetensi tidak bisa belajar di situ. Saya tetap akan berjuang sebaik-baiknya, kalaupun ada kemungkinan ke sana (jadi Menpora),” katanya.

Ternyata Roy tidak buta sama sekali dengan dunia olahraga. Ia secara gamblang bisa bicara soal dualisme kompetisi sepak bola Indonesia, masalah Hambalang, bahkan soal target Indonesia di SEA Games Myanmar 2013 mendatang.

Siapa sebenarnya Roy Suryo?

Pria kelahiran 18 Juli 1968 itu adalah alumnus Universitas Gajah Mada. Pernah mengajar di Jurusan Seni Media Rekam Institut Seni Indonesia dan menjadi dosen tidak tetap di Program D-3 Komunikasi UGM. Sekarang menjadi politikus Partai Demokrat dan anggota DPR.

Nama Roy Suryo mulai dikenal publik saat membantu polisi melacak keberadaan Tommy Soeharto yang buron dalam kasus pembunuhan hakim Syaifuddin Kartasasmita dan kepemilikan senjata. Pelacakan lewat telekomunikasi cukup lama hingga terjadi pembongkaran bunker di Cendana, hingga akhirnya keberadaan Tommy terlacak juga. 

Lalu pengamat teknologi informasi, fotografi dan multimedia ini sering dipercaya menganalisis berbagai kasus video atau foto porno yang beredar di internet. Hasil analisisnya selalu meyakinkan, Roy bisa menyatakan video atau foto itu asli atau tidak asli. Sebagai contoh kasus video porno Ariel (dulu vokalis Peterpan, sekarang vokalis Band Noah).

Sebagai pengamat, sebagian orang menyebut dia 'pakar', tindak tanduk Roy Suryo sering jadi kontroversi. Yang sangat menonjol adalah adanya keraguan istilah kepakaran bagi Roy. Karena ia sering berkomentar di media tanpa tinjauan akademis. Maka, munculah situs roysuryowatch, blog “Pesan Cinta Bloogger” sebagai sarana untuk mengkritisi pernyataan Roy di media.

Pada 2007, Roy Suryo mengklaim telah menemukan lagu Indonesia Raya asli. Ia juga mengaku telah meneliti tiga versi lagu Indonesia Raya bersama Tim Air Putih. Akan tetapi belakangan pernyataannya itu diklarifikasi. Temuan tersebut bukan lagu Indonesia Raya asli tapi direkam perusahaan piringan hitam, Pasar Baru, milik To Kim Chan. Bahkan, lagu tersebut telah ditayangkan sebuah televisi lokal Surabaya dan telah diunggah ke YouTube sejak 2006.

Pernyataan-pernyataannya yang kontroversial membuat 'kepakaran' Roy semakin dipertanyakan. Setidaknya itu terjadi ketika Roy dihadirkan sebagai saksi ahli telematika di sidang Ketua FPI, Habieb Rizieq.

Juga ketika ia hadir menjadi saksi ahli kasus Marcella Zalianty serta Ananda Mikola pada 2009.

Kesaksian Roy Suryo dibantah Ruby Z Alamsyah—seorang analis forensik digital. Dalam kesaksiannya, Ruby mengaku sebagai satu-satunya orang Indonesia dan orang Indonesia pertama yang menjadi anggota International High Technology Crime Investigation Association (HTCIA). Ruby mengungkapkan, analisis Roy tidak valid dan tidak berkualitas sebagai barang bukti.

Roy juga pernah menghebohkan media saat ia diusir dari pesawat. Anggota Komisi I DPR ini dituduh menduduki kursi orang lain dan sempat bersitegang dengan penumpang lainnya. Roy berdalih itu murni kesalahan pihak maskapai yang memberikan nomor ganda pada penumpang.

Setelah ini kontroversi apa lagi yang akan dibuat oleh pria berkumis itu?

Tidak ada komentar: