Senin, 21 Januari 2013

'Spesies' yang terancam punah di tubuh kita

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)

Tren 'bikini waxing' atau menghilangkan bulu di area privat ternyata punya dampak.

Kutu Kemaluan Terancam Punah Akibat Bikini Waxing

Oleh Marc Lallanilla, Asisten Editor Life's Little Mysteries | LiveScience.com

Kutu kemaluan telah mengganggu ketenangan umat manusia selama beribu-ribu tahun, tetapi kini Anda boleh tenang sedikit. Ada musuh yang mengancam eksistensi kutu, yakni pencabutan rambut kemaluan dengan lilin alias bikini waxing.

Juga dikenal sebagai kutu kepiting, serangga kecil ini bertelur di rambut kemaluan. Tetapi, waxing dan prosedur pencukuran rambut kemaluan lainnya menjadi hal yang lazim bagi laki-laki dan perempuan sekarang, sehingga siklus perkembangbiakan serangga ini terganggu dan populasinya berkurang drastis.

"’Penghancuran habitat’ kutu kemaluan meningkat dan mereka menjadi spesies yang terancam punah," menurut Janet Wilson, seorang konsultan kesehatan seksual, kepada Bloomberg News.

Klinik kesehatan seksual di Sydney, Australia tidak pernah lagi melihat perempuan dihinggapi kutu tersebut sejak 2008, menurut laporan Bloomberg, dan kasus tersebut juga mengalami penurunan 80 persen di antara kaum pria selama satu dekade terakhir.

Pada studi 2011 yang dipublikasikan dalam jurnal “Sex Roles” mengungkapkan, 80 persen mahasiswa dan mahasiswi di Amerika Serikat telah mencukur sebagian atau seluruh rambut kemaluannya.

Popularitas bikini waxing meledak, apalagi sejak ditampilkan dalam acara televisi seperti “Sex and the City,” menurut Bloomberg. Banyak pria mencukur rambut kemaluan mereka, dengan perawatan seharga $90 (sekitar Rp866 ribu), menurut Daily Mail.

Kutu kemaluan merupakan spesies yang berbeda dengan kutu rambut, dan ada bukti yang menunjukkan, manusia tertular kutu itu dari gorila sekitar 3 juta tahun lalu (bukan dari hubungan seks antara gorila dan manusia, tetapi karena tidur di sarangnya atau mengonsumsi primata), menurut laporan rinci pada 2007 di jurnal “BMC Biology”.

Karena perkembangbiakan kutu bisa dengan mudah ditangani dengan sabun antiseptik, dan karena mereka tidak menyebarkan penyakit apa pun, organisasi kesehatan tidak memiliki terlalu banyak dokumen soal tingkat infeksinya, demikian dilaporkan Bloomberg.

Tidak ada komentar: