Minggu, 04 Mei 2014

DEBAT CAPRES PRABOWO-JOKOWI', RESPONS PAKAR? "Hatta dan JK Lebih Cerdas

Debat Capres: Prabowo Sempat ‘Emosi’ Ditanya Soal HAM

Posted on Jun 10 2014 - 8:42am by Helmi
Debat Capres: Prabowo Sempat ‘Emosi’ Ditanya Soal HAM
Debat Capres: Prabowo Sempat ‘Emosi’ Ditanya Soal HAM
Advertisement
iBerita.com –  Debat Capres 2014 : Prabowo Sempat Emosi Ditanya Soal HAM. Debat Capres-Cawapres 2014 tadi malam memang menunjukkan atmosfer yang sangat seru dan hangat. Di debat perdana yang digelar di Balai Sarbini, Jakarta, Senin (9/6) ini, para peserta debat masih ‘bermain aman’ untuk mempertahankan maupun menyerang lawan masing-masing.
Namun ada yang menarik dari debat tadi malam. Yakni saat pemandu debat Capres-cawapres, Zainal Arifin Muchtar, menanyakan soal komitmen Calon Presiden Prabowo Subianto terhadap upaya penegakan hukum yang berkeadilan dan serta upaya mengedepankan HAM.
Namun Prabowo tampaknya tidak menjawab langsung pertanyaan pemandu acara debat. Calon presiden dari Partai Gerindra ini justru menjawab pertanyaan moderator dengan jawaban tidak terkait HAM melainkan soal upaya pentingnya meningkatkan kesejahteraan penegak hukum dan aparatur birokrasi.
Menariknya lagi, saat sesi lempar pertanyaan dari kubu lawan, yakni saat JK melempar pertanyaan ke kubu Prabowo-Hatta tentang komitmen penegakan hukum untuk pelanggaran HAM masa lalu.
Prabowo sempat bernada cukup tinggi soal pertanyaan calon wakil presiden nomor urut dua, Jusuf Kalla. Prabowo pun sempat menyela pertanyaan Jusuf Kalla yang menurutnya kurang tepat saat menyebutkan bahwa semua pelanggar HAM adalah orang yang membawa bom. Terlihat di sini Prabowo sempat ‘emosi’ kala disinggung tentang pelanggaran HAM 1998 oleh Jusuf Kalla.
“Saya tidak bicara semua, tapi ada,” sela Prabowo saat JK menjabarkan pertanyaan lanjutannya atas jawaban Prabowo soal perlindungan HAM.
Setelah ditengahi oleh moderator, Zainal Arifin Mochtar, yang merupakan Direktur Pusat Kajian Anti Korupsi Universitias Gadjah Mada, JK pun melanjutkan pertanyannya kepada Prabowo.
Dia ingin menegaskan maksud Prabowo soal penilaian dugaan kasus masa lampau yang disebutnya tergantung penilaian dari atasan mantan Panglima Komando Startegi Angkatan Darat itu.
“Pertanyaan terserah penilaian atasan Bapak begitu kan tadi? Lalu bagaimana penilaian Bapak masa lalu itu terhadap Anda?” tanya JK.
“Kepada Bapak JK, kami ini bertanggung jawab pada atasan kami. Kalau Bapak ingin tanya, tanyalah atasan saya waktu itu,” kata Prabowo yang terpancing emosinya tanpa melanjutkan lagi penjelasannya.

Pertanyaan HAM JK di Debat Capres Untungkan Prabowo

Selasa, 10 Juni 2014 - 10:36 wib | Misbahol Munir - Okezone
Pertanyaan HAM JK di Debat Capres Untungkan Prabowo Suasana debat dua pasang capres-cawapres di Balai Sarbini, Jakarta, Senin (9/6) malam (Foto: Antara) JAKARTA - Pengamat komunikasi UIN Sunan Kalijaga, Iswandi Syahputra, menilai pertanyaan soal HAM dari Jusuf Kalla (JK) dan berbagai sindiran soal isteri yang ditujukan pada Prabowo Subianto justru menguntungkan. Menurutnya tanggapan Prabowo terhadap JK tidak terkesan sebagai sebuah pembelaan.

"Materi pertanyaan soal HAM sangat menguntungkan Prabowo. Sebagai komunikator, selama ini Prabowo tidak punya medium untuk menyampaikan pesan pada khalayak komunikan. Timing-nya tepat, saat debat dia ditanya dan dia menjawab. Sebagai masalah yang lama melilitnya, Prabowo pasti sudah menyiapkan jawaban. Jawaban tersebut menunjukkan tidak ada kesan memaksakan diri untuk mengklarifikasi. Dan Prabowo berhasil menjelaskannya dengan baik tanpa menyerang balik JK," jelas Iswandi, menanggapi debat capres tadi malam.

Justru kata dia, pertanyaan yang dilontarkan bisa menjadi bumerang bagi JK sendiri. Pasalnya, serangan soal kasus HAM yang disasarkan ke Prabowo selalu diulang-ulang seakan kehabisan akal untuk menyerang Prabowo.

"Isu pelanggaran HAM oleh Prabowo ini sudah lama selesai. Tidak mungkin Prabowo menjadi Cawapres Megawati tahun 2009 yang saat ini justru mendukung JK dan Capres tahun 2014 jika urusan ini belum selesai," jelas mantan komisioner KPI Pusat itu.

"Jadi dengan mudah publik dapat menilai, isu HAM diangkat kembali oleh JK sangat tendensius hanya untuk membunuh karakter Prabowo. Bahkan bisa saja materi HAM ini menegaskan adanya titipan asing. Dan jelas ini bukan sikap seorang negarawan," imbuhnya.

Dia juga menyayangkan perihal  sindiran soal isteri terhadap Prabowo. Pasalnya, pertanyaan tersebut tidak etis dilontarkan sosok mantan Wakil Presiden era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I.

"Walau bersifat menyindir, dalam komunikasi publik sebenarnya kurang etis karena menyangkut ruang privasi yang bersifat personal. Disayangkan sindiran ini keluar dari mulut seorang capres dan cawapres," katanya.

Kata dia, jika dinilai hasil debat capres semalam, masih berimbang. "Pasangan Prabowo-Hatta mampu dengan baik mengartikulasikan visi misi mereka secara konseptual. Pasangan ini punya gaya yang baik menjadi pemimpin negara karena lebih banyak bicara ke depan. Sementara pasangan Jokowi-JK mampu meyakinkan apa yang sudah mereka lakukan sebelumnya, karena itu mereka banyak bicara bukti, akhirnya banyak terjebak bicara masa lalu. Dalam posisi imbang begini, siapa yang melakukan kesalahan dialah yang kalah," pungkasnya.
(ful)

"Prabowo-Hatta Terlalu Percaya Diri"

Selasa, 10 Juni 2014 | 06:32 WIB
TRIBUNNEWS/HERUDIN Pasangan capres dan cawapres, Prabowo-Hatta mengikuti acara debat di Jakarta Selatan, Senin (9/6/2014). Debat akan dilakukan sebanyak lima kali selama masa kampanye.

JAKARTA, KOMPAS.com —
Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing menilai, pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut satu, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, terlalu percaya diri dan tampak kurang persiapan menghadapi acara "Debat Capres dan Cawapres", di Balai Sarbini, Jakarta, Senin (9/7/2014) malam. Dalam beberapa kesempatan, keduanya terlihat tak terarah dalam menjawab pertanyaan, salah satunya saat Prabowo ditanya soal isu pelanggaran hak asasi manusia tahun 1998. 

"Prabowo-Hatta, saya melihat, mereka overconfident. Tampaknya, tidak begitu ada persiapan yang matang. Terlalu percaya diri," kata Emrus saat dihubungi, Senin malam.

Ketidaksiapan Prabowo-Hatta, lanjut Emrus, juga terlihat saat beberapa kali menyatakan setuju dengan pandangan pasangan rivalnya, Joko Widodo-Jusuf Kalla. Hal ini tak disia-siakan oleh JK yang mengucapkan terima kasih atas respons positif Hatta terhadap pemikirannya dan Jokowi.

Emrus mengatakan, Prabowo-Hatta seharusnya lebih berani menawarkan program dan pandangan yang berbeda dari rivalnya. Menurut Emrus, dalam sebuah debat, "mengamini" pernyataan lawan sebaiknya dihindari. 

Ia juga menilai, pertanyaan yang diajukan Prabowo kepada Jokowi terkait pemekaran daerah tak tajam sehingga mudah dijawab oleh Gubernur nonaktif DKI Jakarta itu. Sebaliknya, saat diajukan pertanyaan tentang pelanggaran HAM oleh Jusuf Kalla, Prabowo seolah tak siap menjawabnya. Menurut Emrus, pertanyaan tersebut harusnya dapat dijawab dengan lebih cantik oleh Prabowo. Seharusnya, Prabowo bisa memanfaatkan pertanyaan ini untuk menjawab dengan lugas persoalan yang selalu dikaitkan dengan dirinya itu.

"Itu bukan persoalan baru, karena sudah beberapa tahun yang lalu. Kenapa saat saya (Prabowo) menjadi calon wakil presiden Mega, tidak mempersoalkan itu?" kata Emrus, mengandaikan dirinya sebagai Prabowo.

Debat perdana capres dan cawapres malam tadi, mengambil tema "Pembangunan Demokrasi, Pemerintahan yang Bersih, dan Kepastian Hukum". Masih tersisa empat debat lagi dengan tema sebagai berikut:

1. 15 Juni: Debat capres disiarkan Metro TV dan Bloomberg dengan Tema Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.
2. 22 Juni: Debat capres disiarkan TV One dan ANTV dengan Tema Politik Internal dan Ketahanan Nasional.
3. 29 Juni: Debat cawapres disiarkan RCTI, MNCTV, dan Global dengan Tema Pembangunan Sumber Daya Manusia dan Iptek.
4. 5 Juli: Debat capres dan cawapres disiarkan TVRI dan Kompas TV dengan Tema Pangan, Energi, dan Lingkungan.

"Hatta dan JK Lebih Cerdas daripada Prabowo dan Jokowi"

Selasa, 10 Juni 2014 | 07:22 WIB
KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden dari kubu koalisi Partai Gerakan Indonesia Raya, Prabowo Subianto - Hatta Rajasa dan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden dari kubu koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo - Jusuf Kalla bersalaman saat Debat Capres - Cawapres bertema Pembangunan Ekonomi, Pemerintahan Bersih dan Kepastian Hukum di Balai Serbini, Jakarta, Senin (9/6/2014) malam. Pemilu Presiden 2014 akan berlangsung 9 Juli 2014 mendatang. KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO
JAKARTA, KOMPAS.com — Dua calon wakil presiden peserta Pemilu Presiden 2014, Hatta Rajasa dan Jusuf Kalla, dinilai lebih cerdas dibandingkan dua calon presiden yang mereka dampingi, Prabowo Subianto dan Joko Widodo.

"Dua cawapres ini lebih cerdas daripada capresnya. Elaborasi yang dilakukan (para) cawapres luar biasa, lebih menukik dan tajam," kata pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing, saat dihubungi, Senin (9/6/2014) malam.

Menurut Emrus, intelektualitas Hatta maupun Kalla terlihat sepanjang debat perdana pasangan calon presiden-wakil presiden, di Balai Sarbini, Jakarta, Senin malam. Baik Hatta maupun Kalla, ujar dia, terlihat lebih menguasai materi persoalan daripada Prabowo dan Jokowi.

Emrus berpendapat, frekuensi bicara kedua orang tersebut tak terlalu penting untuk diperhatikan. Dia melihat, baik Prabowo maupun Jokowi pun terlihat sangat menghargai masing-masing calon wakil presidennya.

Indikasi penghargaan tersebut, sebut Emrus, Prabowo dan Jokowi tidak terlihat mendominasi dan kerap memberikan kesempatan kepada Hatta dan Kalla untuk bicara. Karenanya, Emrus berpendapat, Prabowo dan Jokowi tidak salah memilih Hatta dan Kalla sebagai pendamping.

Dua pasangan calon presiden-wakil presiden menjadi peserta Pemilu Presiden 2014 yang sekarang memasuki tahap debat antar-kandidat. Pasangan nomor urut satu adalah Prabowo-Hatta dan pasangan nomor urut dua adalah Jokowi-Kalla.

Komisi Pemilihan Umum berencana menggelar lima kali debat antar-kandidat, baik antar-capres, antar-cawapres, maupun antar-pasangan calon seperti yang digelar pada Senin malam. Semua debat tersebut akan disiarkan langsung oleh beragam televisi swasta nasional.

Mahfud: Prabowo-Hatta Sudah Terlatih Debat, Tak Perlu Persiapan Khusus

Minggu, 8 Juni 2014 | 13:28 WIB
TRIBUNNEWS/HERUDIN Pasangan capres dan cawapres, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa saat acara pengundian dan penetapan nomor urut untuk pemilihan presiden Juli mendatang di kantor KPU, Jakarta Pusat, Minggu (1/6/2014). Pada pengundian ini, pasangan Prabowo-Hatta mendapatkan nomor urut satu sedangkan Jokowi-Jusuf Kalla nomor urut dua.
JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Tim Pemenangan Nasional pasangan capres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Mahfud  MD, mengatakan, Prabowo-Hatta sudah menguasai secara penuh materi debat capres yang akan dilaksanakan mulai besok, Senin (9/6/2014).

Mahfud mengatakan, pihaknya tidak melakukan persiapan khusus dalam menghadapi debat capres perdana tersebut. Hal itu, sebut Mahfud, karena Prabowo dan Hatta sudah terbiasa tampil dalam acara debat dan forum-forum diskusi.

"Pak Prabowo dan Pak Hatta sudah terlatih soal debat dan diskusi, jadi tak mesti ada persiapan khusus. Mereka sudah tahu apa yang akan diperbuat untuk bangsa ini dan materi-materi debat itu sudah mereka kuasai," kata Mahfud di Rumah Polonia, Jakarta Timur, Minggu (8/6/2014).

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini beranggapan, jika harus latihan sebelum pelaksanaan debat, maka capres dan cawapres yang tampil akan kaku.

Untuk itu, ia membiarkan Prabowo-Hatta untuk rileks sebelum menghadapi debat. Selain itu, ia juga ingin Prabowo-Hatta tampil murni agar rakyat dapat melihat langsung kapasitas mereka masing-masing sebagai calon pemimpin bangsa.

"Nanti kalau latihan-latihan jadinya kaku, ada kesan sandiwara. jadi kita biarkan saja. Bahkan Pak Prabowo saat ini masih sempat keluar kota," ucap Mahfud.

Informasi saja, debat capres-cawapres akan dilaksanakan mulai Senin besok. Tema debat perdana adalah Pembangunan Demokrasi, Pemerintahan yang Bersih, dan Kepastian Hukum. Debat perdana ini akan disiarkan SCTV, Indosiar, dan Berita Satu.

Berikut jadwal debat capres yang akan dimulai pada 9 Juni hingga 5 Juli 2014.
1. Debat 9 Juni capres dan cawapres disiarkan SCTV , Indosiar, dan Berita Satu dengan Tema Pembangunan Demokrasi, Pemerintahan yang Bersih, dan Kepastian Hukum.
2. Debat 15 Juni capres disiarkan Metro TV dan Bloomberg dengan Tema Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.
3. Debat 22 Juni capres disiarkan TV One dan ANTV dengan Tema Politik Internal dan Ketahanan Nasional.
4. Debat 29 Juni cawapres disiarkan RCTI, MNCTV, dan Global dengan Tema Pembangunan Sumber Daya Manusia dan Iptek.
5. Debat 5 Juli capres dan cawapres disiarkan TVRI dan Kompas TV dengan Tema Pangan, Energi, dan Lingkungan.

Hari gini Presiden tak cakap berbahasa Inggris ? bisa dikibulin terus sama orang berbahasa Inggris?  
kan ada penerjemah?..... payah deh, hasil penerjemahan tak sama sepenuhnya dengan yang sebenarnya
bagaimana dengan rahasia negara?  apa karena era globalisasi ......semua orang berhak tahu?
Posted by cheria cherrie on Thursday, 24 April 2014 1
Jokowi dan Prabowo pada kesempatan terpisah, ditanyakan strategi mereka dalam membangun bangsa Indonesia kedepan sebagai presiden, jika terpilih, oleh televisi asing Bloomberg dan Channel News Asia. (YouTube video)

Catatan Prof. Didik J Rachbini, 5 April 2014: 
Didik J. Rachbini
Didik j rachbini.jpg
Nama lahir Didik Junaidi Rachbini
Lahir 2 September 1960 (umur 53)
Bendera Indonesia Pamekasan, Indonesia
Pekerjaan politikus, anggota DPR RI, Dosen
Tahun aktif 1999 - sekarang




"Tidak bisa ketika ditanya wartawan hanya diam, menghindar, mesam mesem. Harus di sampaikan visi itu. Yang jelas biar tahu rakyat Indonesia tentang pikirannya," kata Didik dalam diskusi bertajuk 'Menakar Nasionalisme Capres 2014' di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (5/4).
Didik mengatakan, menjadi Presiden RI bukanlah tugas yang gampang karena harus memimpin 250 juta orang yang tersebar di wilayah kepulauan yang sangat luas. Karenanya, masyarakat harus tahu visi dan misi yang diusung masing-masing capres agar nantinya tidak salah dalam menjatuhkan pilihan.

"Jokowi, saya tidak bisa mengukur (kemampuannya), karena tidak pernah mengatakan sesuatu apapun. Sekarang kan baru di tingkat daerah. Presiden kan harus lebih pada tingkat nasioanal dan global," pungkas calon anggota legislatif dari daerah pemilihan DKI Jakarta ini.
Dalam kesempatan yang sama, 
 
Guru Besar Ekonomi di Universitas Indonesia (UI), Taufik Baharuddin mengatakan hal senada. Menurutnya, masyarakat tidak bisa menilai kualitas seorang capres hanya dari rekam jejaknya saja.
"Jangan terlalu yakin statement rakyat sudah cerdas. Apanya yang cerdas, ngerti tidak pasar bebas gimana? Bangsa ini belum cerdas, masih learning nation," tegas Taufik.

Tidak ada komentar: