Minggu, 04 Mei 2014

Titik Prabowo (mantan Istri) lolos sebagai DPR 2014, datang mendukung Prabowo Debat

Titik Soeharto Sebut Prabowo Tampil Lebih Rileks

Senin, 16 Juni 2014 | 05:36 WIB
KOMPAS.com/FABIAN JANUARIUS KUWADO Mantan istri calon presiden Prabowo Subianto, Titiek Soeharto (kanan), dan anak mereka, Didit Hediprasetyo (dua dari kanan), menghadiri debat antar-calon presiden yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU), Minggu (15/6/2014) malam.
JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan istri calon presiden Prabowo Subianto, Titiek Soeharto, terlihat semringah seusai menyaksikan debat head to head antarcalon presiden, yaitu antara mantan suaminya itu dan Joko Widodo.

Titiek mengatakan, penampilan kedua kandidat untuk kali kedua di panggung debat tahapan Pemilu Presiden 2014 ini bagus. "Keadaan Bapak (Prabowo) lebih rileks. Karena ini sudah yang kedua kalinya, jadinya lebih rileks," kata Titiek di Hotel Gran Melia, Jakarta, Minggu (15/6/2014).

Anak perempuan mantan Presiden Soeharto itu menyebut jawaban-jawaban yang dipaparkan Prabowo bagus-bagus. "Jawaban Bapak bagus. Semoga bisa diterima rakyat Indonesia," ucapnya.

Namun, Titiek hanya tersenyum saat ditanya mengenai tips yang akan diberikan kepada Prabowo agar tetap rileks dalam debat-debat selanjutnya.

Titiek Soeharto Melangkah ke Senayan  

Selasa, 22 April 2014 | 13:58 WIB

Titiek Soeharto. TEMPO/Nickmatulhuda
TEMPO.CO, Yogyakarta - Sejumlah wajah baru diperkirakan melenggang menjadi legislator DPR dari Daerah Istimewa Yogyakarta dalam pemilihan umum kali ini. Mereka berhasil mengalahkan calon legislator inkumben karena memanfaatkan suara massa mengambang (floating mass).

Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Hubungan Masyarakat Komisi Pemilihan Umum DIY, Farid Bambang Siswantoro, mengatakan pemantauan sementara atas hasil penghitungan suara di KPU kota dan kabupaten memperlihatkan adanya sejumlah nama caleg baru yang memperoleh suara cukup besar. Di antaranya Andika Pandu Puragabaya dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan Siti Hediati Soeharto dari Partai Golkar.

"Ini baru pantauan sementara, lho," katanya kepada Tempo, Selasa, 22 April 2014. Ia enggan merinci perolehan suara masing-masing caleg. Sebab, hasil rekapitulasi suara di KPU DIY baru selesai besok, Rabu, 23 April 2014.

Perolehan suara Andika Pandu--anak mantan Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso--disebut mengungguli perolehan suara Suhardi, Ketua Umum Gerindra yang mencalonkan diri dari dapil yang sama. Demikian juga Titiek, sapaan Hediati. Perolehan suara putri Presiden RI ke-2, Soeharto, itu mengungguli Gandung Pardiman, Ketua Golkar DIY dan caleg inkumben yang dikenal memiliki basis dukungan kuat di DIY, khususnya Gunungkidul.

Farid mengatakan wajah baru caleg DPR dari DIY lainnya adalah Hanafi Rais, putra mantan Ketua MPR Amien Rais, dari Partai Amanat Nasional.
Adapun dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ada nama Idham Samawi, mantan Bupati Bantul yang kini tersangkut kasus dugaan korupsi dana hibah klub sepak bola, Persiba Bantul. Selain Idham, dari PDI Perjuangan ada dua nama lain yang diperkirakan meraup suara cukup besar, yakni Pulung Agustanto dan Esti Wijayati. "Kalau bukan Pulung ya Esti," kata Farid, memperkirakan peraih jumlah suara terbanyak.

Yang jelas, ia melanjutkan, nama Idham, Pulung, dan Esti disebut-sebut mengungguli perolehan suara caleg inkumben asal PDI Perjuangan, yakni Djuwarto dan Eddy Mihati. (Baca : Titiek Soeharto Menang Telak di Kampung Soeharto )

Ketua Politika Institute Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Bambang Wahyu Nugroho mengatakan munculnya legislator DPR baru dari DIY dalam Pemilu 2014 ini sudah terbaca sejak tahun lalu.

Pada September 2013, Politika Institute menggelar sebuah survei tentang popularitas partai dan calegnya. Melibatkan seribuan responden, survei ini mula-mula bertanya apakah responden sudah menentukan pilihan partai pada Pemilu 2014. Hasilnya, 55 persen responden menjawab belum. Responden yang sudah menentukan partai pilihan, ia melanjutkan, lantas ditanya partai apa yang dipilih. Hasilnya, ada yang menjawab tapi tak sedikit yang masih merahasiakannya.

Berdasarkan data itu, Bambang mengatakan, massa mengambang di DIY cukup besar. "Bisa lebih dari 60 persen," katanya. Angka itu ia dapat dari jumlah responden yang tak menentukan partai dan yang sudah menentukan pilihan partai namun masih enggan menyebut.(Baca : Polisi Pamongpraja Didesak Copot Baliho Caleg)

Meski mayoritas responden belum menentukan partai pilihannya, jumlah responden yang belum punya pilihan caleg justru sedikit. "Ada 36 persen (responden) yang tak punya pilihan caleg," katanya. Artinya, Bambang mengatakan, pilihan terhadap caleg lebih besar dibanding pada partai. "Kalau sopirnya itu, apa pun kendaraannya orang akan memilih," katanya, memberi perumpamaan karakter pemilih dari hasil survei.

Dari 96 caleg DPR asal DIY yang disodorkan kepada responden, menurut Bambang, ada nama-nama yang terbilang cukup populer di masyarakat. Nama-nama mereka lantas dikerucutkan menjadi hanya 12 orang. Dan, sebagian merupakan calon-calon baru.

Sosiolog dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Arie Sudjito, mengatakan separuh dari jumlah pemilih dalam Pemilu 2014 adalah floating mass. Besarnya angka massa mengambang ini memperlihatkan longgarnya hubungan antara partai politik dan konstituennya. Dalam kondisi seperti itulah potensi pelanggaran pemilu, termasuk money politics, rawan terjadi. "Yogya ini istimewa, tapi pemilu-nya remuk," katanya dalam diskusi evalusi pemilu di gedung DPRD DIY, Rabu, 16 April 2014.

Tidak ada komentar: