Minggu, 29 Juni 2014

Jokowi: Leopard Sia-sia karena Infrastruktur Tak Memadai, Jenderal Purn TNI Pramono Edhie Wibowo: dua tank leopard sudah dioperasikan ke beberapa daerahSelama ini saya tidak menerima laporan adanya jalan rusak ataupun jembatan runtuh

Pramono Edhie Tidak Sepakat dengan Jokowi soal Leopard

Pramono Edhie Tidak Sepakat dengan Jokowi soal Leopard
Tank Leopard (Foto: armyrecognition.com)
JAKARTA - Pernyataan Calon Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang menyebut tank Leopard tidak cocok untuk dioperasikan di Indonesia disangkal oleh sejumlah pihak.

Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD)  mengatakan, dua unit tank leopard telah berada di Indonesia sejak sekira satu tahun lalu.

Menurut dia, dua tank tersebut sudah dioperasikan ke beberapa daerah.  "Selama ini telah bergeser ke beberapa tempat seperti Tanjung Priok, Halim, Kemayoran, Surabaya dan kembali ke Jakarta. Selama ini saya tidak menerima laporan adanya jalan rusak ataupun jembatan runtuh," ujar Pramono melalui keterangan tertulisnya kepada Sindonews, Rabu (25/6/2014).

Seperti diketahui, pada debat capres sesi ketiga pada Minggu 22 Juni lalu Jokowi mengaku tidak setuju dengan pengadaan tank leopard. Alasannya, tank Leopard yang memiliki berat 63 ton bisa merusak jalan dan jembatan.

Sebelumnya, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Brigjen TNI Sisriadi memberikan penjelasan tentang pengadaan tank ini. Menurut dia,  pengadaan tank itu sudah sesuai dengan pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI.

Pengadaan dilakukan dengan pendekatan bottom up. Proses dimulai dari kajian teknis dan taktis oleh satuan pengguna, yakni Pusat Kesenjataan Kavaleri TNI AD. Kajian teknis mempertimbangkan faktor kondisi geografis, postur prajurit yang mengawaki, kesesuaian doktrin dan sebagainya.

Tahap berikutnya dilakukan kajian operasional di Markas Besar TNI AD, dengan mempertimbangkan antara lain, faktor dukungan logistik, sistem pemeliharaan, layanan purna jual, fasilitas pendukung dan sebagainya.

"Selanjutnya dilakukan kajian operasional untuk menguji tingkat interoperabilitas (kapabilitas dari suatu produk atau sistem) di Markas Besar TNI," tuturnya, Selasa 24 Juni  2014.
(dam)

Jokowi Anggap Leopard Sia-sia karena Infrastruktur Tak Memadai

Selasa, 24 Juni 2014 | 14:58 WIB
KOMPAS/RIZA FATHONI Teknisi berada di atas Main Battle Tank Leopard yang dipamerkan pada Indo Defense di Jakarta Internatonal Expo, Kemayoran, Jakarta, Selasa (6/11/2012). Pameran tersebut diikuti 500 peserta dari 40 negara. Ajang unjuk gigi industri alutsista ini akan dibuka hari ini dan belrangsung hingga 10 November.

JAKARTA, KOMPAS.com — Tim sukses pasangan calon presiden dan wakil presiden, Joko Widodo dan Jusuf Kalla, mengakui pertanyaan Jokowi soal tank Leopard kepada Prabowo sudah melalui diskusi panjang. Dari hasil diskusi itu, Jokowi pun berkesimpulan bahwa pembelian tank Leopard sia-sia karena infrastruktur di Indonesia ternyata belum memadai.
"Pak Jokowi bertanya detail ke kami, 'Ini impor dari mana? Beratnya berapa? Bagaimana bisa sampai ke Indonesia?' Kami jelaskan ada 120 tank, masing-masing beratnya 62 ton dan itu hanya bisa diangkut dengan pesawat Galaxy," ujar Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-JK, Andi Wijayanto, dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (24/6/2014).
Jokowi juga sempat menanyakan jika tank-tank itu dibawa menggunakan jalur laut, adakah dermaga yang bisa menampung tank itu. Ternyata, setelah ditelusuri, tidak ada satu pun dermaga yang mampu menampung Leopard.
"Akhirnya, Jokowi khawatir bahwa infrastruktur yang ada di daerah ternyata belum siap, apalagi kalau tank Leopard akan ditempatkan di perbatasan Kalimantan Utara," kata Andi.
Andi mengungkapkan, Jokowi mengaku khawatir jika 120 tank Leopard berhasil didatangkan ke Indonesia justru tidak akan terpakai dan hanya menghiasai markas-markas TNI Angkatan Darat di Pulau Jawa.
"Kalau tank Leopard dipaksakan, sementara infrastruktur tak disiapkan, maka akan sia-sia," ucap Andi.
Sebelumnya, Jokowi mengangkat isu soal pembelian tank Leopard dalam debat kandidat pada Minggu (22/6/2014) malam. Jokowi mengaku tidak setuju dengan pengadaan tank itu karena berat tank bisa merusak jalan dan jembatan.
"Tank Leopard terlalu berat, 62 ton, lewat jalan rusak semua, apalagi jembatan kita tidak kuat menahan 62 ton," ujar Jokowi.
Namun, pernyataan Jokowi tak disetujui Prabowo. Prabowo menilai pembelian tank Leopard sudah melalui kajian berbagai tim ahli sehingga persoalan mampu tidaknya jalan-jalan di Indonesia menampung beban Leopard lebih baik diserahkan kepada ahli. Prabowo sepakat bahwa tank itu cocok dengan karakteristik Indonesia.

Penulis: Sabrina Asril
Editor : Fidel Ali Permana

Tidak ada komentar: