Senin, 24 November 2014

Presiden Jokowi "Berakrobat" Tetapkan Harga BBM, Naik-Turun --naik- naik... kapan Naik lagi?

BBM Naik 1 Maret, Pertamina Untung 10-20%

Sabtu, 28 Februari 2015 - 19:21 wib, Prabawati Sriningrum,Jurnalis
JAKARTA - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium dinilai bakal memberikan keuntungan bagi pihak PT Pertamina (Persero) selaku pemegang otoritas atas pasokan minyak di dalam negeri.
Pengamat Energi Mamit Setiawan menilai, kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM terbilang masih terlalu dini. Hal tersebut tak lepas dari harga minyak mentah dunia yang masih berada pada kisaran USD60 per barel.
 
"Perhitungannya dengan harga BBM jenis premium seharga Rp6.800 per liter maka bila dilihat dari ongkos produksi premium itu kemungkinan akan ada keuntungan sekira 10-20 persen untuk Pertamina," imbuh ungkap Mamit kepada Okezone di Jakarta, Sabtu (28/2/2015).
Sebagai informasi, pemerintah kembali menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) per 1 Maret 2015. Harga BBM jenis Premium dari Rp 6.600 naik menjadi Rp 6.800 per liter. Sedangkan harga minyak tanah termasuk PPN tetap menjadi sebesar Rp 2.500 per liter serta harga solar termasuk PPN PBBKB tetap Rp 6.800 per liter.
Padahal sebelumnya, pemerintah memutuskan bahwa harga BBM untuk bensin RON 88 di wilayah penugasan luar Jawa-Madura-Bali dan minyak solar (gasoil) serta minyak tanah (kerosene), selama Februari 2015 dinyatakan tetap.
(rzk)

Pemerintah Turunkan Harga BBM Mulai Senin

Sabtu, 17 Januari 2015 15:54 WIB

* Premium Rp 6.600, Solar Rp 6.400
JAKARTA - Pemerintah menurunkan harga jual bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar yang efektif berlaku pada Senin, 19 Januari 2015. Harga elpiji 12 kilogram dan semen yang diproduksi BUMN juga turun.
Harga premium mulai Minggu (18/1) pukul 24.00 WIB atau Senin (19/1) pukul 00.00 WIB turun menjadi Rp 6.600 per liter, sementara harga solar menjadi Rp 6.400. Harga jual premium sebelumnya Rp 7.600, sedangkan solar Rp 7.200.
Informasi tentang penurunan harga itu disampaikan Presiden Joko Widodo dalam keterangan pers di halaman tengah Kompleks Istana Presiden, Jumat (17/1) siang.
Saat memberikan keterangan pers, Presiden didampingi Menko Perekonomian Dr Sofyan Djalil, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dr Sudirman Said, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, dan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto.
Selain menurunkan harga jual bahan bakar jenis premium dan solar, pemerintah juga menurunkan harga jual gas elpiji 12 kg dari Rp 140.000 menjadi Rp 129.000.
“Harga elpiji 12 kilogram menjadi Rp 129.000. Yang ketiga adalah semen yang diproduksi oleh BUMN kita (PT Semen Indonesia -red). Harganya turun Rp 3.000 per sak,” kata Presiden Joko Widodo.
Kepala Negara mengharapkan dengan kebijakan ini maka pemerintah daerah juga mendorong adanya penurunan harga agar bisa turun dan meringankan beban masyarakat.
 Ubah periode
Pemerintah juga mengubah periode waktu penetapan harga bahan bakar minyak dari sebelumnya setiap bulan menjadi secepat-cepatnya dua pekan sekali.
Menteri ESDM Sudirman Said di Jakarta kemarin mengatakan, perubahan periode waktu tersebut untuk mengakomodasi penurunan harga minyak dunia yang cukup signifikan.
“Harga BBM berfluktuasi dinamis, maka hari ini kita lakukan revisi Permen ESDM menjadi tiap dua pekan sekali,” ujarnya.
Namun, perubahan tiap dua pekan tersebut adalah secepat-cepatnya.
“Kalau tidak ada perubahan harga minyak yang signifikan, maka kita teruskan sampai satu bulan,” ujarnya.
Sudirman juga mengatakan, pemerintah memberikan jeda waktu selama dua hari antara pengumuman dan pemberlakuan harganya.
“Kami ingin pengusaha baik PT Pertamina, swasta, dan SPBU tidak mengalami kerugian,” ujarnya. (tribunnews.com/ant)

Pemerintah Dapat Rp17 T karena Minyak Mentah Murah

|Raisa Adila - Okezone
Ilustrasi minyak mentah. (Foto: Reuters)
   Pemerintah Dapat Rp17 T karena Minyak Mentah Murah
JAKARTA - Semakin murahnya harga minyak dunia membuat pemerintah bisa mendapatkan saving (tabungan) sebesar Rp17 triliun. Besaran itu diperkirakan diperoleh selama tahun 2014. "Dengan penurunan harga minyak bisa saving Rp17 triliun," ungkap Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (5/1/2015).
Berdasarkan paparan Bambang, dalam realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2014 harga minyak mentah Indonesia memang lebih rendah dari asumsi dalam APBNP 2014. Realisasi sebesar USD97 per barel, sementara asumsi tahun lalu adalah USD105 per barel.
Sementara itu, realisasi rata-rata lifting minyak mentah Indonesia mencapai 794 ribu barel per hari atau di bawah targetnya dalam APBNP 2014 sebesar 818 ribu barel per hari.(mrt)

Fadli Zon Anggap Presiden Jokowi "Berakrobat" Tetapkan Harga BBM

Selasa, 6 Januari 2015 | 17:45 WIB
KOMPAS.com/INDRA AKUNTONO Wakil Ketua DPR Fadli Zon

JAKARTA, KOMPAS.com
 — Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon menganggap pemerintahan Joko Widodo tidak menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM). Menurut Fadli, pemerintah tengah "berakrobat" dalam menetapkan harga BBM.
"Sekarang ini hanya akrobat saja. (Harga BBM) dinaikkan, lalu diturunkan. Jadi, seolah-olah turun," ucap Fadli di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (6/1/2015).
Fadli mengatakan, harga premium sebelum dinaikkan sebesar Rp 6.500 per liter. Jadi, jika harga premium kini Rp 7.600 per liter, ia menganggap harga tersebut tetap dinaikkan pemerintah.
"Kalau mau turun itu harus sesuai dengan harga sebelum dinaikkan. Kalau sekarang ini bukan turun, masih tetap naik," kata politisi Partai Gerindra itu.
Fadli menambahkan, kebijakan pemerintah saat ini tidak membuat masyarakat semakin sejahtera, tetapi justru semakin sulit. Sebab, kenaikan BBM diikuti kenaikan tarif dasar listrik dan kenaikan harga-harga lainnya.
"Jadi, pemerintahan sekarang ini justru membuat kehidupan masyarakat semakin sulit. BBM naik, listrik naik, ya kan," ucap Fadli.
Pada 31 Desember 2014, pemerintah sebelumnya mengumumkan premium (RON 88) diturunkan harganya dari Rp 8.500 per liter menjadi Rp 7.600 per liter. Harga solar turun dari Rp 7.500 per liter menjadi Rp 7.250 per liter. Adapun harga kerosin Rp 2.500. Harga baru BBM tersebut berlaku sejak 1 Januari 2015 pukul 00.00.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengatakan, pemerintah tidak menyerahkan sepenuhnya harga premium kepada mekanisme pasar. Menurut dia, harga BBM dan gas bumi tetap diatur dan ditetapkan pemerintah.
Menurut rencana, harga BBM akan dikaji setiap bulan. Dalam menetapkan harga dasar BBM tersebut, pemerintah memakai penghitungan rata-rata harga indeks pasar dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dengan kurs beli Bank Indonesia. Periode penghitungannya tanggal 25 pada dua bulan sebelumnya hingga tanggal 24 bulan sebelumnya.


Penulis: Fathur Rochman
Editor : Sandro Gatra
Sabtu, 22 November 2014 | 18:01 WIB
Kontan/Muradi Semakin banyak orang yang menggunakan bensin non subsidi.

JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah sekian lama berada di atas harga Rp 10.000, harga pertamax akhirnya turun menjadi di bawah Rp 10.000. PT Pertamina (Persero) menyatakan, harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi jenis pertamax turun dari Rp 10.200 per liter menjadi Rp 9.950 per liter mulai hari ini, Sabtu (22/11/2014).

"Kabar gembira, sudah tahu harga pertamax turun? Ya, mulai hari ini harga pertamax turun dari Rp 10.200 jadi Rp 9.950," ujar Media Officer Pertamina Marlo Dieka dalam acara Kompasianival 2014, di Gedung Sasono Budoyo Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Sabtu (22/11/2014).

Marlo menjelaskan, penurunan harga pertamax itu dilakukan Pertamina karena sesuai dengan penurunan harga minyak dunia saat ini.

Lebih lanjut, dia mengatakan, dengan selisih harga BBM bersubsidi dan non-subsidi yang tidak terlalu jauh, diharapkan masyarakat pun semakin tertarik menggunakan BBM non-subsidi.

Selisih harga pertamax dengan BBM bersubsidi jenis premium saat ini menjadi hanya Rp 1.450.

Penulis: Yoga Sukmana
Editor : Erlangga Djumena

Tidak ada komentar: