Minggu, 23 November 2014

“Mimpi” Tol Laut Jokowi Seharga Rp 2000 Trilyun atau Rp 700 Triliun, Darimana uangnya ?

Anggaran Tol Laut Jokowi Diprediksi Capai Rp 2.000 Triliun

Rabu, 24 September 2014 | 05:09 WIB
Kompas.com/Fabian Januardo Kuwado Ilustrasi: Kapal Hati Buana Setia, menjadi lokasi pidato pertama Presiden terpilih Joko Widodo
JAKARTA, KOMPAS.com - Infrastruktur, maritim, dan pangan rupanya menjadi agenda besar pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Salah satu indikasinya dari timing program dan anggaran yang diusulkan cukup fantastis.

Anggota tim transisi Dolfie OFP kepada wartawan menuturkan, maritim dan pangan menjadi prioritas yang akan dilaksanakan di tahun pertama pemerintahan Jokowi-JK.  "Tol laut akan menjadi prioritas," kata Dolfie, Selasa (23/9/2014).

Bahkan, tak tanggung-tanggung, Dolfie menyebut diperkirakan kebutuhan anggaran untuk membangun jembatan konektivitas maritim itu menyentuh Rp 2.000 triliun, yang akan dilakukan dalam skema tahun jamak selama 5 tahun.

Namun, berapa persisnya anggaran yang diperlukan untuk tol laut, Dolfie menegaskan menunggu hasil studi kelayakan yang rencananya juga akan dilakukan pada tahun pertama.

"Makanya tahun pertama kan FS-nya (feasibility study). Terus, pelabuhan mana saja yang mau dijadikan tol laut. Dari situlah baru ketahuan angka persisnya," tukas Dolfie.

Penulis: Estu Suryowati
Editor : Bambang Priyo Jatmiko

“Mimpi” Tol Laut Jokowi Seharga Rp 700 Triliun

Minggu, 23 November 2014 | 10:45 WIB
AP PHOTO / WONG MAYE-E Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo menghadiri acara kelulusan anak bungsunya Kaesang Pangarep dari Program International Baccalaureate di Anglo-Chinese School (International) Singapura, Jumat (21/11/2014).
JAKARTA, KOMPAS.com – Mimpi Presiden Joko Widodo yang tertuang dalam visi kemaritiman yang salah satunya tentang tol laut, kini menunggu realisasi. Sebab, kini Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) telah merancang konsep tol laut tersebut.

“Kemarin kita sudah FGD dengan berbagai pihak termasuk dengan eks tim transisi dan tim relawan, serta akademisi. Anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp 699,99 triliun,” ungkap Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas, Dedy S Priatna, akhir pekan kemarin.

Dedy menerangkan, akan dibangun 24 pelabuhan strategis, short sea shipping, fasilitas kargo dan boat, serta pengembangan pelabuhan komersial sebanyak 1.481 pelabuhan, dalam konsep tol laut. Tak ketinggalan pula, pembangunan transportasi multi moda, serta infrastruktur penunjang tol laut.

24 Pelabuhan
Catatan Bappenas anggaran yang dibutuhkan untuk membangun 24 pelabuhan tersebut mencapai Rp 39,5 triliun. Sebanyak 24 pelabuhan yang akan dibangun yaitu: Banda Aceh (Rp 1 triliun), Kuala Tanjung (Rp 3 triliun), Belawan (Rp 3 triliun), Dumai (Rp 1,5 triliun), Batam (Rp 3 triliun), Padang (Rp 1,5 triliun), Pangkal Pinang (Rp 1,5 triliun), serta Panjang (Rp 1,5 triliun).

Adapun pelabuhan yang dibangun di Pulau Jawa yakni, Tanjung Priok, Cilacap, dan Tanjung Perak, masing-masing Rp 1,5 triliun. Di Kalimantan pelabuhan yang dibangun yakni, Pontianak (Rp 1,5 triliun), Palangkaraya (Rp 1 triliun), Banjarmasin (Rp 1,5 triliun), serta Maloy (Rp 1 triliun).

Pelabuhan lain yang akan dibangun yakni, Lombok, Kupang, Makasar, masing-masing Rp 1,5 triliun. Serta, Bitung (Rp 3 triliun), Halmahera (Rp 1,5 triliun), Ambon (Rp 1 triliun), Sorong (Rp 1,5 triliun), Jayapura (Rp 1 triliun), serta Merauke (Rp 1,5 triliun).

”Ini terlihat sama sekali bukan alokasi APBN (seluruhnya). Kebutuhan dana bisa dibiayai APBN, bisa oleh BUMN, bisa swasta,” imbuh Dedy.

Komplementer
Dedy menambahkan, di samping tol laut, rencananya akan dibangun pula infrastruktur penunjang atau komplementer dari tol laut, salah satunya adalah penyeberangan-penyeberangan.

Adapun arah kebijakan pengembangan transportasi penyeberangan 2015-2019 adalah penyelesaian dan penguatan jalur lintas Sabuk Utara, Sabuk Tengah dan Sabuk Selatan, serta poros penghubung.

Kebutuhan biaya untuk penguatan ketiga lintas tersebut ditaksir mencapai Rp 40 triliun. Dedy juga mengatakan, selain infrastruktur kemaritiman, dalam lima tahun ke depan akan dikembangkan 15 kawasan industri, terdiri dari 13 di luar Jawa dan 2 di Pulau Jawa. Akan dibangun pula kawasan ekonomi khusus dan kawasan pariwisata.

“Untuk melaksanakan itu semua berapakah kebutuhan dananya? Ini semua baru draft rencana. Nanti finalnya adalah antara 15-20 Januari 2015 dalam bentuk Perpres yang ditandatangani Presiden. Tol laut (saja) tadi yang dibutuhkan Rp 700 triliun. Tapi (rencana anggaran) untuk perhubungan laut Rp 900 triliun, karena yang Rp 200 triliun adalah anggaran rutin di Perhubungan Laut,” kata Dedy.


Penulis: Estu Suryowati
Editor : Glori K. Wadrianto

Tidak ada komentar: