Rabu, 05 November 2014

Sepak Terjang Menteri Jokowi, Sidak Bandara, Penampungan TKI, Susi Mundur?

Ketika Jembatan yang Dilewati Menteri Susi Goyang dan Berbunyi "Prak"...

Selasa, 16 Desember 2014 | 14:57 WIB
KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti, terlihat terharu saat disambut ratusan pegawainya saat tiba di rumah pribadinya di Pangandaran, Sabtu (1/11/2014) pagi.

SINJAI, KOMPAS.com
 — Ratusan warga mengerumuni Menteri Perikanan dan Kelautan RI Susi Pudjiastuti ketika dirinya tiba di Tongke-tongke Sinjai, Sulawesi Selatan, Selasa (16/12/2014).

Warga di Sinjai tampak gembira menyambut Menteri Susi datang ke daerah yang berjuluk "Sinjai Bersatu" itu. Saat dikerumuni, Susi berkali-kali tersenyum lebar ke arah warga.
Tribun Timur/Syamsul Bahri Ratusan warga Tongke-tongke, Sinjai, Sulawesi Selatan, mengerumuni Menteri Perikanan dan Kelautan RI Susi Pudjiastuti, Selasa (16/12/2014).

Susi datang ke Sinjai untuk meninjau lokasi pengembangan hutan bakau, berdialog langsung dengan nelayan, dan menyaksikan Laut Pulau Sembilan.

Sementara itu, jembatan yang dilewati Susi sempat "menimbulkan" kepanikan. Salah satu jembatan ke area pohon bakau yang dilaluinya di Tongke-tongke sempat goyang dan mengakibatkan bunyi "prak". Sejumlah aparat kepolisian dan TNI lalu panik dan berteriak.

"Tolong Pak dikosongkan atas jembatan bahaya," kata salah seorang anggota polisi yang tampak pucat.

Para Menteri Jokowi Berlomba-lomba "Ngamuk"


Setidaknya hari ini saja (Rabu, 5/11/2014) ada dua berita di media yang mewartakan dua menteri Jokowi ngamuk.

1 - Menteri Jonan "Ngamuk" di Bandara Soekarno-Hatta 
Menteri Jonan "Ngamuk" di Bandara Soekarno-Hatta
Menteri Jonan Ngamuk di Bandara Soekarno-Hatta
Menteri Jonan
JAKARTA - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan marah saat melihat lampu penerangan di kawasan Bandara Internasional Soekarno - Hatta di Cengkareng, Kota Tangerang, Provinsi Banten, tidak menyala (padam).
"Ke depan, lampu-lampu ini harus menyala. Jangan mati seperti ini!" kata Ignasius Jonan saat blusukan di Terminal 1 Bandara Soekarno - Hatta, Rabu (5/11/2014).
Selain menyoroti kondisi lampu, Ignasius juga melihat posko kesehatan di Terminal 1A yang kurang nyaman dan perlu ada pembenahan.

Mengenai pelayanan dan kebersihan, Ignasius minta tanggapan secara langsung kepada para penumpang yang sedang menungggu jam keberangkatan.
Mulai dari penumpang yang sedang menukarkan tiket, warga asing yang menunggu keberangkatan hingga petugas kebersihan secara langsung.
Hasil wawancara lapangan tersebut, menjadi catatan Ignasius dan dijadikan bahan masukan untuk PT Angkasa Pura II. "Iya pak, nanti akan saya perbaiki dan menjadi perhatian bagi kami untuk peningkatan pelayanan," ujar Direktur Utama Angkasa Pura II Tri Sunoko.
(ugo)


JAKARTA - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan marah saat melihat lampu penerangan di kawasan Bandara Internasional Soekarno - Hatta di Cengkareng, Kota Tangerang, Provinsi Banten, tidak menyala (padam).

"Ke depan, lampu-lampu ini harus menyala. Jangan mati seperti ini!" kata Ignasius Jonan saat blusukan di Terminal 1 Bandara Soekarno - Hatta, Rabu (5/11/2014).

Selain menyoroti kondisi lampu, Ignasius juga melihat posko kesehatan di Terminal 1A yang kurang nyaman dan perlu ada pembenahan.

Mengenai pelayanan dan kebersihan, Ignasius minta tanggapan secara langsung kepada para penumpang yang sedang menungggu jam keberangkatan.

Mulai dari penumpang yang sedang menukarkan tiket, warga asing yang menunggu keberangkatan hingga petugas kebersihan secara langsung.

Hasil wawancara lapangan tersebut, menjadi catatan Ignasius dan dijadikan bahan masukan untuk PT Angkasa Pura II. "Iya pak, nanti akan saya perbaiki dan menjadi perhatian bagi kami untuk peningkatan pelayanan," ujar Direktur Utama Angkasa Pura II Tri Sunoko.

2 - Ditolak Masuk, Menaker Hanif Ngamuk di Penampungan TKI

Gerebek Penampungan TKI Ilegal, Menteri Jokowi ini Nekat Loncat Pagar

Rabu, 05 November 2014, 14:54 WIB

Antara/Ismar
Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Ketenagakerjaan Muh Hanif Dhakiri melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sebuah rumah yang dijadikan  penampungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal yang berada di Jalan Asem Baris Raya, Jalan F Gang Z nomor 24 Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (5/11).

Lokasi penampungan itu tampak  terlihat tertutup rapat. Fiber panjang berwarna biru yang ditambahi kawat berduri  menutupi semua bagian pagar sehingga aktivitas para tenaga kerja di tempat penampungan itu tak dapat dilihat dari luar. Bahkan, di lokasi tersebut, tidak terdapat papan petunjuk tempat penampungan TKI.

Sesampainya di lokasi, Hanif sempat meminta kepada ibu asrama untuk masuk dan meninjau lokasi. Namun, izin itu tak diberikan hingga akhirnya Hanif kesal dan  marah kepada pengurus tempat penampungan milik Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) Elkari Makmur Sentosa.

"Ayo yang ada  di dalam, buka pintunya!  Kalau nggak dibuka saya kan loncat. Nama saya Hanif Dhakiri, saya menteri Tenaga Kerja.  Kalau nggak dibuka PT nya saya tutup nih," kata  Hanif sambil berteriak.

Namun, meskipun Hanif terus berteriak-teriak, pintu pagar masih tetap tak kunjung dibuka. Pihak pengurus berdalih ingin meminta izin terlebih dahulu kepada pimpinan perusahaan.

Hanif yang tak sabar lantas memerintahkan kepada ajudannya untuk membongkar fiber penghalang pagar itu. Bahkan, secara tiba-tiba, Hanif  naik berpijak di jok motor yang sedang di parkit di depan gerbang dan , langsung lalu melompati pagar untuk  masuk ke dalam rumah.

Sesampainya di dalam rumah, Hanif langsung meminta surat izin penampungan rumah TKI dan keterangan terkait keberadaan rumah ini kepada salah satu pegawai di sana. "Ada bos saya tapi dia lagi nggak di sini," kilahnya.

Penggerebekan penampungan TKI ini membuat warga yang berada di sekitar penampungan terkejut dan langsung ikut menonton dan mengeruni lokasi penampungan TKI.3 - Senin kemarin juga diberitakan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti ngamuk dan ancam keluar dari Kabinet Jokowi.  Satu sisi kita apresiasi para menteri Jokowi yang terlihat sungguh-sungguh kerja... kerja... kerja...

Namun sisi lain yang cukup menggelitik adalah seolah para Menteri ini berlomba-lomba untuk tampil di media dengan aksi "ngamuk" mereka.

Ibarat kalau orang mau melakukan demonstrasi, kalau mau diliput media dan jadi pemberitaan ramai ya demonya harus pakai 'kekerasan', anarkis. Kalau demo damai jarang media yang mau blow-up.

Semoga para menteri terjaga dari cara-cara instan dan 'seolah' bekerja... tapi yang dikerjakan cuma hal-hal sepele yang dibesar-besarkan, bukan kerja sistemis. (ibn)

Menteri Susi Ancam Mundur dari Kabinet Jokowi!

JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memperlihatkan sikapnya yang keras dan tak ambil kompromi.

Susi Pudjiastuti akan mundur dari kabinet dan memilih pulang ke kampung halamannya di Pangandaran jika birokrasi bergerak lambat dalam merespons rencanya membuat peraturan menteri yang mendukung para nelayan.

"Katanya kalau di birokrat mau mengubah peraturan butuh waktu dua tahun, tapi kalau dua tahun mending saya keluar saja. Masa saya kerja dua tahun tidak menghasilkan apa-apa, tapi kata Menkumham janji dapat diselesaikan dua hari. Kalau dua tahun saya pulang saja ke Pangandaran," katanya, Senin (3/11/2014).

Ia menjelaskan aturan dan pengawasan terkait perikanan akan dibuat jelas di dalam peraturan menteri yang akan dia putuskan.

"Sebetulnya secara undang-undang perikanan kita sudah punya, sekarang saya mau bikin jelas saja per Keputusan Menteri untuk setiap item supaya lebih "clear" kepada semua pemain. Kemudian untuk pengawasan akan bekerja sama dengan semua depertemen dan instansi," tambahnya.

Ia berharap Peraturan Menteri yang akan dibuat dapat terealisasi secepatnya.

Dia menambahkan dengan komitmen bersama di Kabinet Kerja semua permasalahan saat ini dapat diselesaikan termasuk mengubah aturan yang memberatkan nelayan ataupun investor.

"Saya punya perasaan Kabinet Kerja ini sangat "open", border-border, sekat-sekat antardepertemen sudah tidak ada lagi. Mudah-mudahan dengan komitmen bersama kita dapat menyelesaikan segala permasalahan, mengubah aturan yang menyulitkan seperti retribusi-retribusi," tambahnya.

*sumber: antara



Tidak ada komentar: