Sabtu, 24 Januari 2015

Jokowi Petruk Apa Pandu Djoko Suud - detikNews

 
Sabtu, 24/01/2015 05:58 WIB,Djoko Suud - detikNews
Jakarta - Pimpinan KPK ditangkap. Sosok ‘bertanda merah’ diajukan sebagai calon Kapolri. Mantan bandar judi didapuk batur (embat-embate pitutur). Entah kebijakan menceng apalagi nanti. Ada apa ini Bapak Presiden Jokowi yang terhormat. Apa ini pengejawantahan Petruk jadi ratu, atau Pandu ratu sejatinya ratu?

Aneh bin ajaib. Jokowi lurus, tegas, populis, menyemaikan harapan rakyat tentang datangnya zaman gemilang, tiba-tiba dalam hitungan bulan telah berubah haluan. Puting beliung mengobrak-abrik suasana batin rakyat. Membelokkan secercah harapan itu pada kaca benggala kekelaman.

Ada yang tidak nyambung dengan semua itu. Kita pun dibuat tidak percaya, bahwa itu adalah langkah Presiden Jokowi. Presiden yang telah menyihir kita dengan tampilannya yang sederhana, ceplas-ceplos, dan bertindak mendekati naluri rakyat.

Ketidak-percayaan rakyat, bahwa rentetan peristiwa itu tidak skenario Jokowi memang mengemuka dalam berbagai media. Ada Surya Paloh dikait-kaitkan. Juga Megawati yang terkesan dikuati petinggi partai dalam berbagai statemen yang ‘menyerang’ KPK. Semua itu, percaya atau tidak, mendegradasi eksistensi Presiden Jokowi.

Ini makin memperpuruk keadaan dengan ‘ditangkapnya’ Bambang Widjojanto. Peristiwa susul-menyusul yang menempatkan KPK sebagai pihak yang dizolimi itu kian mengental. Bola salju itu semakin membesar. Ini yang memaksa siapa saja yang masih punya hati nurani, simpati dan berempati terhadap institusi penjerat koruptor itu.

Situasi itu menempatkan Presiden Jokowi menerima awu anget. Bola panas. Dia dipaksa untuk sigap dan bertindak tegas jika tidak ingin dirinya terbakar. Kendati sikap ini akan bentrok dengan ‘politik balas budi’ yang terlihat terang benderang dalam kasus ini, tetapi ketegasan itu sangat amat penting.

Dalam dunia wayang, gonjang-ganjing tidak karuan ini tersketsa dalam Petruk Kantong Bolong dan Pandu Dewanata. Petruk adalah anak menderita dibuang keluarga. Ditolong Lurah Semar bijak, diambil anak, dididik, untuk dikenalkan etika dan harga sebuah pengabdian.

Tidak ada komentar: