Rabu, 28
Januari 2015 | 11:42 WIB
Sebelum Diserang, KPK Bongkar Kasus Raksasa Ini
Mahasiswa dari BEM Universitas
Indonesia mendirikan tenda di depan Gedung KPK, Jakarta, 27 Januari 2015. Aksi
ini merupakan bentuk dukungan mahasiswa terkait kriminalisasi pada pimpinan
KPK. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta -Puluhan mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa
Universitas Indonesia menggelar aksi di kantor Komisi Pemberantasan Korupsi.
"Ini adalah aksi untuk mendukung gerakan 'Save KPK'," kata mahasiswa
Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Andi Aulia Rachman, Rabu dinihari, 28
Januari 2015.
Mengenakan jas almamater kuning UI, mereka berunjuk rasa membela KPK yang
sedang dirundung masalah. Satu per satu pimpinan KPK dilaporkan ke polisi,
bahkan Bambang Widjojanto sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Sebelum berkonflik dengan Kepolisian RI—dipicu oleh penetapan calon Kapolri
Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai tersangka kasus suap—KPK sedang
membongkar kasus besar antara lain Bantuan Likuditas Bank Indonesia (BLBI) dan
skandal Bank Century.
Berikut ini kronologi penanganan kasus tersebut:
1.
Adnan Pandu: Menggeber BLBI dan Century
Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja
berjanji lembaganya akan mempercepat pengusutan dua kasus besar, yaitu Century
dan kasus korupsi pemberian Surat Keterangan Lunas (SKL) Bantuan Likuiditas
Bank Indonesia. "Mudah-mudahan yang gede selesai. Century, BLBI, bisa
selesai," kata Adnan kepada Tempo, 28
Desember 2014. (Baca: KPK Janji Geber Kasus Century dan BLBI)
Ihwal kasus Century, menurut Adnan,
publik tidak perlu mempertanyakan lagi keterlibatan mantan wakil presiden
Boediono. "Tinggal tunggu saja itu. Putusan terdakwa Century sekarang kan
belum sampai tingkat Mahkamah Agung. Kita kan sama-sama tahu proses
hukum."
2. KPK
Periksa Rizal Ramli
Eks Menteri Koordinator
Perekonomian, Rizal Ramli, meminta Presiden Joko Widodo mengawal KPK dalam
mengusut kasus dugaan korupsi penerbitan SKL BLBI. "Jokowi jangan diam
saja," ujar Rizal setelah diperiksa KPK dalam kaitan dengan kasus BLBI,
Senin, 22 Desember 2014.
Rizal mengatakan kasus BLBI yang sedang diselidiki KPK rawan dipolitisasi
karena melibatkan banyak konglomerat. "Dulu Kejaksaan Agung dan Kepolisian
main semua," kata Menteri Keuangan era Presiden Abdurrahman Wahid itu.
(Baca: Jokowi Jangan
Diam Saja)
3.
Tak Takut Panggil Megawati
Ketua KPK Abraham Samad menegaskan, institusi
yang dipimpinnya tidak takut bila harus memeriksa Ketua Umum PDI Perjuangan
Megawati Soekarnoputri. "Jadi begini, posisi KPK itu menyamakan semua
orang di depan hukum. Kami tidak peduli apakah itu Megawati atau presiden,
tidak ada urusan bagi KPK," kata Abraham saat ditemui di Jakarta Selatan,
Rabu, 27 Agustus 2014. (Baca: Tak Takut Panggil Megawati)
4.
Abraham: Ekspose Kasus BLBI
Ketua KPK Abraham Samad meminta
penyelidik lembaganya segera melakukan gelar perkara kasus BLBI. "Sebab
penyelidikan kasus ini sudah berlangsung terlalu lama," kata Abraham di
kantornya, Jumat, 11 Juli 2014. "Ekspose akan dilakukan setelah Lebaran
2014." (Baca: KPK Segera Ekspose Kasus BLBI)
KPK, kata Abraham, tak bakal ragu memeriksa orang-orang yang diduga berkaitan
dengan skandal BLBI. "Megawati bisa saja dipanggil. Kami sudah pernah
memanggil Jusuf Kalla dan Boediono di kasus lain. Apalagi Mega, kan, sudah
mantan (presiden)," katanya.
Pada 23 April 2013, KPK memulai penyelidikan tindak pidana korupsi seputar
penerbitan Surat Keterangan Lunas Bantuan Likuiditas Bank Indonesia kepada
sejumlah bank pada 1997-1998.
5.
KPK Periksa Rini Soewandi
KPK memanggil Rini Mariani Soemarno
Soewandi dalam soal pemberian Surat Keterangan Lunas BLBI. Rini merupakan
Menteri Perindustrian dan Perdagangan era Presiden Megawati Soekarnoputri.
"Dimintai keterangannya soal SKL BLBI," kata juru bicara Komisi
Pemberantasan Korupsi, Johan Budi S.P., melalui pesan pendek, Selasa, 25 Juni
2013. (Baca: BLBI, KPK Periksa Rini Soewandi)MUHAMAD
RIZKI | TIM TEMPO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar