Rabu, 18 Februari 2015

Jalaludin Akbar-Jodha dan sejarah kekaisaran Mughal

India Kuno/Sejarah/Mughal

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas
<< Kesultanan Delhi Kekaisaran Mughal - India Kuno India Britania >>
Bendera Kekaisaran Mughal
Wilayah terluas Kekaisaran Mughal di bawah Aurangzeb pada 1700 M
Timur Lenk meninggal pada 1405 M, dan kematiannya membuat kekaisarannya runtuh, sekaligus membuat Mongol kehilangan kendali atas India. Para pemimpin Muslim di India pun mendirikan negara-negara kecil di India utara. Akan tetapi, beberapa puluh tahun kemudian, Mongol kembali menyerbu India dan mendirikan suatu kerajaan di sana. Kerajaan ini yang disebut Kekaisaran Mughal.
Kaisar Mughal pertama adalah seorang Muslim bernama Babur. Babur awalnya memerintah Kabul (di Afghanistan modern), dan pada 1504 M ia memutuskan untuk menaklukan kembali wilayah bekas Timur Lenk di India utara. Pada 1526 M, Babur menggunakan senjata bubuk mesiunya dan berhasil menaklukan Delhi. Babur menguasai wilayah yang amat luas, berbatasan dengan Kekaisaran Ming di timur (Cina), dan Dinasti Safawiyah di barat (Iran).
Babur
Setelah Babur meninggal pada 1530 M, putranya Humayun naik tahta. Akan tetapi, rakyat India melakukan pemberontakan sehingga ia harus bersembunyi ke istana Safawiya. Ketika telah mulai memperoleh kembali kekuasaannya, Humayun meninggal pada 1545 M. Setelah itu jenderalnya Bairam Khan dan jandanya, Hamida Banu, berkuasa atas nama putra Humayun, Akbar, yang baru berusia 13 tahun. Pada 1560 M Akbar tumbuh dewasa, dan ia bersama ibunya mengambil alih kekuasaan. Akbar berhasil membawa Kekaisaran Mughal menguasai wilayah yang amat luas, meliputi kawasan yang kini menjadi India, Pakistan, Afghanistan, dan Bangladesh. Hamida meninggal pada 1604 M sedangkan Akbar setahun kemudian.
Akbar
Putra Akbar, Jahangir, naik tahta pada 1605 M, meskipun sebenarnya kekuasaan mungkin lebih dipegang oleh istrinya Nur Jahan. Pada masa ini, Mughal kehilangan kota Kandahar (di Afghanistan selatan) akibat direbut oleh Safawiyah. Ini membuat Mughal kehilangan kendali atas Jalur Sutra di Asia Tengah. Meskipun demikian, Nur Jahan berhasil memimpin Mughal merebut lebih banyak wilayah di India utara. Pada 1613 M, para pelaut Portugal menangkap sebuah kapal Mughal yang mengangkut para peziarah Muslim yang hendak melaksnakan hji ke Mekah. Peristiwa ini membuat Nur Jahan menangkapi semua pedagang Portugal di Mughal, serta menyita gereja-gereja Yesuit.
Nur Jahan
Menjelang akhir hidupnya dalam keadaan sakit, Nur Jahan mengedarkan koin dengan namanya. Ia juga berupaya menjalin persekutuan dengan ratu Utsmaniyah Kosem Sultan dan dengan suku Uzbek untuk melawan musuhnya, Safawiyah, Akan tetapi, Jahangir meninggal pada 1627 M sebelum serangan sempat dilakukan.
Jahangir digantikan oleh putra ketiganya, Syah Jahan, yang langsung mengurung ibu tirinya Nur Jahan supaya ia dapat berkuasa seorang diri. Syah Jahan menikahi keponakan Nur Jahan, Mumtaz Mahal. Mereka amat dekat dan memiliki empat belas anak. Selama pemerintahannya, Syah Jahan sibuk menghadapi berbagai ancaman terhadap Kekaisaran Mughal, di antaranya pemberontakan Sikh, para pedagang Portugal dan Britania, dan para pendeta Yesuit. Ia juga merebut kembali Kandahar dari Safawiyah. Mumtaz Mahal meninggal ketika melahirkan anak terakhirnya pada 1631 M. Untuk mengenang istrinya, Syah Jahan membangun Taj Mahal yang berisi makam Mumtaz Mahal.
Syah Jahan
Pada 1668 M, putra ketiga Syah Jahan, Aurangzeb, meerebut tahta Mughal dari ayahnya. Aurangzeb berupaya melakukan sentralisasi kekuasaan dan mengendalikan lebih banyak urusan kekaisaran daripada para pendahulunya. Aurangzeb juga membatasi kebebasan bergama dan menyatakan bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang boleh dianut oleh rakyatnya. Pada masa pemerintahannya, Aurangzeb berhasil menaklukan sebagian besar India selatan, membuat Mughal mencapai wilayah terluasnya.
Aurangzeb meninggal pada 1707 M dalam usia 88 tahun. Ia digantikan oleh putranya, Bahadur, yang saat itu berusia 63 tahun. Bahadur hanya memerintah selama lima tahun sebelum meninggal. Setelah itu, Kekaisaran Mughal mengalami perpecahan karena banyak wilayahnya yang memisahkan diri. Kekaisaran Maratha, yang dikuasai oleh orang Hindu, di India tengah, perlahan-lahan menyebar hingga menguasai sebagian besar India. Orang Sikh juga mendirikan negaranya sendiri, yang disebut Kekaisaran Sikh, di Punjab di India timur laut. Lama-kelamaan Kekaisaran Mughal pun tak lagi dianggap penting.
Aurangzeb
Pada 1739 M, pemimin Iran Nader Syah menyadari bahwa Mughal telah menjadi amat lemah. Ia pun menyerbu India dan menjarah Delhi, merampok berton-ton emas dan harta. Nader Syah tidak lama menguasai India, namun tindakannya membuat para pedagang Britania menyadari betapa lemahnya Mughal. Setelah itu Afghanistan, di bawah Ahmed Syah Durrani, melakukan perluasan ke selatan untuk menguasai seluruh Lembah Indus (Pakistan modern). Ini membuat pasukan Britania cemas bahwa perdagangan mereka dengan India, yang menghasilkan keuntungan amat besar, akan terganggu oleh negara-negara kecil dan baru ini. Akhirnya, Britania pun melancarkan serangan untuk menaklukan India.

Kaisar Mughal

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Badishah Hindustan
Bekas Kerajaan

Flag of the Mughal Empire (triangular).svg
Standar Kekaisaran

Bahadur Shah II of India.jpg
Bahadur Shah II

Penugasa monarki pertama Babur
Penguasa monarki terakhir Bahadur Shah II
Gelar Kebesaran Kekaisarannya
Tempat tinggal resmi Benteng Merah
Appointer Hereditary
Monarki dimulai 30 April 1526
Monarki berakhir 14 September 1857
Pengaku sekarang Javaid Jah Bahadur
Kekaisaran Mughal pada tahun 1700.
Jaman Mughal adalah sebuah periode sejarah Kekaisaran Mughal di Asia Selatan (utamanya bagian utara India, Pakistan dan Bangladesh) yang diperintah oleh anggota-anggota Dinasti Timuriyah Mongol Barlas. Kekaisaran ini berkuasa dari awal abad ke-16 sampai awal abad ke-18 ketika kekuasaan kaisar Mughal merosot. Kekaisaran ini berakhir dengan berdirinya Britania Raj pada tahun 1858.[1]

Kekaisaran Mughal

Daftar Kaisar Mughal

  • Baris perak menandakan peralihan singkat saat masa Dinasti Suri yang memerintah bagian utara India.
Lukisan Nama Titular Nama Lahir Kelahiran Memerintah Wafat
Babur of India.jpg Bābur
بابر
Zahir-ud-din Muhammad
ظہیر الدین محمد
23 Februari 1483 30 April 1526 – 26 Desember 1530 26 Desember 1530 (usia 47)
Humayun of India.jpg Humayun
ہمایوں
Nasir-ud-din Muhammad Humayun
نصیر الدین محمد ہمایوں
(jabatan ke-1)
17 Maret 1508 26 Desember 1530 – 17 Mei 1540 27 Januari 1556 (usia 47)
Shershah.jpg Sher Shah Suri
شیر شاہ سوری
Farid Khan
فرید خان
1486 17 Mei 1540 – 22 Mei 1545[2] 22 Mei 1545
Sin foto.svg Islam Shah Suri
اسلام شاہ سوری
Jalal Khan
جلال خان
? 26 Mei 1545 – 22 November 1554[3] 22 November 1554
Humayun of India.jpg Humayun
ہمایوں
Nasir-ud-din Muhammad Humayun
نصیر الدین محمد ہمایوں
(jabatan ke-2)
17 Maret 1508 22 Februari 1555 – 27 Januari 1556 27 Januari 1556 (usia 47)
Akbar Shah I of India.jpg Akbar-e-Azam
اکبر اعظم
Jalal-ud-din Muhammad
جلال الدین محمد اکبر
14 Oktober 1542 27 Januari 1556 – 27 Oktober 1605 27 Oktober 1605 (usia 63)
Jahangir of India.jpg Jahangir
جہانگیر
Nur-ud-din Muhammad Salim
نور الدین محمد سلیم
20 September 1569 15 Oktober 1605 – 8 November 1627 8 November 1627 (usia 58)
Shah Jahan I of India.jpg Shah-Jahan-e-Azam
شاہ جہان اعظم
Shahab-ud-din Muhammad Khurram
شہاب الدین محمد خرم
5 Januari 1592 8 November 1627 – 2 Agustus 1658 22 Januari 1666 (usia 74)
Alamgir I of India.jpg Alamgir
عالمگیر
Muhy-ud-din Muhammad Aurangzeb
محی الدین محمداورنگزیب
4 November 1618 31 Juli 1658 – 3 Maret 1707 3 Maret 1707 (usia 88)
Muhammad Azam of India.jpg Azam Shah Abu'l Faaiz Qutb-ud-Din Muhammad Azam 28 Juni 1653 14 Maret 1707 – 8 Juni 1707 8 Juni 1707 (usia 53)
Bahadur Shah I of India.jpg Bahadur Shah Qutb ud-Din Muhammad Mu'azzam 14 Oktober 1643 19 Juni 1707 – 27 Februari 1712 (4 tahun, 253 hari)
27 Februari 1712 (usia 68)
Jahandar Shah of India.jpg Jahandar Shah Ma'az-ud-Din Jahandar Shah Bahadur 9 Mei 1661 27 Februari 1712 – 11 Februari 1713 (0 tahun, 350 hari)
12 Februari 1713 (usia 51)
Farrukhsiyar of India.jpg Farrukhsiyar Farrukhsiyar 20 Agustus 1685 11 Januari 1713 – 28 Februari 1719 (6 tahun, 48 hari)
29 April 1719 (usia 33)
Rafi ud-Darajat of India.jpg Rafi ud-Darajat Rafi ud-Darajat 30 November 1699 28 Februari – 6 Juni 1719 (0 tahun, 98 hari)
9 Juni 1719 (usia 19)
Shah Jahan II of India.jpg Shah Jahan II Rafi ud-Daulah Juni 1696 6 Juni 1719 – 19 September 1719 (0 tahun, 105 hari)
19 September 1719 (usia 23)
Muhammad Shah of India.jpg Muhammad Shah Roshan Akhtar Bahadur 17 Agustus 1702 27 September 1719 – 26 April 1748 (28 tahun, 212 hari)
26 April 1748 (usia 45)
Ahmad Shah Bahadur of India.jpg Ahmad Shah Bahadur Ahmad Shah Bahadur 23 Desember 1725 26 April 1748 – 2 Juni 1754 (6 tahun, 37 hari)
1 Januari 1775 (usia 49)
Alamgir II of India.jpg Alamgir II Aziz-ud-din 6 Juni 1699 2 Juni 1754 – 29 November 1759 (5 tahun, 180 hari)
29 November 1759 (aged 60)
Sin foto.svg Shah Jahan III Muhi-ul-millat
10 Desember 1759 – 10 Oktober 1760 1772
Ali Gauhar of India.jpg Shah Alam II Ali Gauhar 25 Juni 1728 24 Desember 1759 – 19 November 1806 (46 tahun, 330 hari) 19 November 1806 (usia 78)
Akbar Shah II of India.jpg Akbar Shah II Mirza Akbar 22 April 1760 19 November 1806 – 28 September 1837 28 September 1837 (usia 77)
Bahadur Shah II of India.jpg Bahadur Shah II Abu Zafar Sirajuddin Muhammad Bahadur Shah Zafar 24 Oktober 1775 28 September 1837 – 14 September 1857 (19 tahun, 351 hari) 7 November 1862

Tidak ada komentar: